Prof. Nasrul Wathoni Kembangkan Plester untuk Terapi Sariawan

Prof. apt. Nasrul Wathoni, S.Si., M.Si., Ph.D. (Photo: Dadan Triawan)*

[Kanal Media Unpad] Hampir setiap orang khususnya di Indonesia pasti pernah mengalami rasa tidak nyaman karena sariawan yang muncul di area mulut. Rasa perih yang cukup mengganggu ini biasanya dibiarkan begitu saja hingga sembuh dengan sendirinya. Namun, banyak juga orang memilih melakukan terapi dengan obat-obatan kimia yang tentu saja memiliki efek samping jika digunakan dalam jangka panjang.

Hal ini mendorong Guru Besar bidang Ilmu Farmasetika dan Teknologi Farmasi Universitas Padjadjaran Prof. apt. Nasrul Wathoni, S.Si., M.Si., Ph.D melakukan riset terapi sariawan berbahan dasar alami yang dikemas dalam bentuk plester sehingga aman digunakan. Tidak hanya aman, produk inovasi ini juga dapat membantu mempercepat penyembuhan luka pada sariawan.

Pengembangan inovasi plester sariawan yang diberi nama “Ulceosan” ini merupakan proyek hibah Matching Fund Kedaireka. Dalam proses pengembangannya, Prof. Nasrul bersama tim bekerja sama dengan PT Lunaray Cahaya Abadi.

Inovasi Plester

“Jadi inovasinya itu adalah kita membuat semacam plester untuk di mukosa mulut. Plester ini berbasis biopolymer, kita pilih Alginat dan Kitosan yang bisa menutupi luka dan bersifat biodegradable,” ujar Prof. Nasrul.

Selain menawarkan keunggulan produk yang aman dan tidak memberikan efek samping, inovasi plester untuk membantu menyembuhkan sariawan bisa menggantikan produk luar negeri yang mahal harganya. Prof. Nasrul menyampaikan bahwa produk ini bisa lebih murah 4 kalinya dibanding produk luar negeri yang sudah ada di pasaran.

“Plester sariawan yang dibuat adalah produk subsitusi asal Jepang dan Korea Selatan, dengan berbahan dasar dari dalam negeri tentunya harganya akan lebih terjangkau di masyarakat” kata Prof. Nasrul

Prof. Nasrul dengan latar belakang keilmuan di bidang teknologi formulasi ini mengembangkan inovasi alat kesehatan berbasis hydrogel film atau plester yang mengandung bahan dasar Alginat dan Kitosan.

Selain karena ketersediaanya yang cukup banyak di Indonesia, pemilihan kedua bahan ini bertujuan untuk memperkuat mechanical properties dari hydrogel film yang dihasilkan, sehingga plester tidak mudah larut atau patah ketika digunakan.

Prof. Nasrul menjelaskan bahwa hydrogel film ini berbeda dengan plester pada umumnya yang digunakan di bagian luar tubuh. Inovasi plester hasil risetnya yang sedang dalam proses hilirisasi ini dapat meluruh dengan sendirinya di dalam luka.

“Jadi itu merupakan salah satu hasil riset kami yang sedang dihilirisasi. Dasarnya itu dari hydrogel film, kalau dikatakan bisa seperti plester. Hydrogel film ini berbeda dengan plester yang biasanya kita gunakan di luar, kalau plester ini bisa meluruh sendiri di dalam luka,” kata Prof. Nasrul.

Hingga saat ini, riset mengenai plester perawatan sariawan ini telah melalui proses panjang dalam hal pengujian dan telah dipublikasikan di beberapa jurnal internasional bereputasi. Yang pertama adalah evaluasi formulas dan uji untuk melihat sifat psikokimia dari hydrogel film yang digunakan. Kedua, uji efikasi pra klinis pada luka di lidah serta mukosa mulut mencit. Selanjutnya tahap terakhir dari pengujian yang dilakukan pada produk ini adalah uji klinis.

“Jadi di syaratnya itu harus diuji farmakodinamiknya, uji pra-klinisnya di mencit, kita sudah melalui tahapan-tahapan itu. Jadi semua sudah lengkap, mudah-mudahan bisa segera keluar izin edarnya,” kata Prof. Nasrul.

Tidak hanya “Ulceosan”, Prof. Nasrul dan tim juga mengembangkan “Ulceostin” yang mengandung alpha-Mangostin di dalamnya. Namun, sekarang produk ini masih berbentuk prototipe dan sedang melalui proses uji klinis.

Selain itu, Prof. Nasrul juga berharap agar ke depannya inovasi ini makin berkembang dengan menambahkan berbagai zat aktif yang memang efektif untuk mempercepat penyembuhan luka.

“Bukan hanya basis, nanti juga ada yang mengandung alpha-Mangostin. Mudah-mudahan lebih cepat kalau pakai alpha-Mangostin karena punya efek antiradang, antioksidan juga efek untuk anti bakteri yang bisa mempercepat penyembuhan luka, tetapi yang akan dipasarkan pertama hanya yang basis saja,” jelasnya.

Produk lain yang saat ini sedang dilakukan riset oleh Prof. Nasrul dan tim adalah Nano Spray propolis untuk penyembuhan jerawat. Produk yang berbahan dasar propolis ini masih ada di tahap riset dasar dan sudah mendapatkan hibah pendanaan dari BRIN.

Lebih lanjut Prof. Nasrul juga menyampaikan bahwa produk plester untuk perawatan luka sariawan ini masih sedang dalam proses melengkapi persyaratan untuk membuat izin edar alat kesehatan. Harapannya adalah produk ini sudah bisa dijumpai di pasaran pada pertengahan tahun 2024 mendatang.

Prof. Nasrul juga menyampaikan harapannya agar produk plester untuk sariawan ini dapat segera beredar dan bisa diterima oleh masyarakat luas.

“Harapan saya ini dapat diterima di masyarakat dan yang biasanya sering merasa terganggu karena sariawan dengan ini bisa menjadi jawaban karena ini nyaman tanpa perih dan praktis atasi sariawan,” pungkasnya. (arm)*

Share this: