Dr. Eng. I Made Joni, MSc, “Teknologi Nano Bisa Atasi Krisis Energi Bangsa Ini”

[Unpad.ac.id. 4/03/2014] Krisis energi yang melanda Indonesia menjadi tanggung jawab bersama. Melakukan aksi hemat energi dan mencari sumber energi alternatif mendesak untuk segera dilakukan. Hal inilah yang ingin segera diwujudkan oleh  Dr. Eng. I Made Joni, M.Sc., staf pengajar jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Unpad.

Dr. Eng. I Made Joni, M.Sc (Foto oleh: Dadan T.)*
Dr. Eng. I Made Joni, M.Sc (Foto oleh: Dadan T.)*

“Dengan memanfaatkan teknologi nano, masalah krisis energi dapat diatasi. Mengapa? Karena teknologi nano dapat diterapkan pada seluruh sektor rantai super energi, anatara lain sumber energi, konversi energi, distribusi energi, penyimpanan energi dan pemanfaatan energi,” ujar I Made saat ditemui di ruang kerjanya di jurusan Fisika FMIPA Unpad Jl. Raya Bandung Sumedang KM 21, Jatinangor, belum lama ini.

I Made Joni memaparkan, bahwa pemanfaatan teknologi nano pada sektor energi cukup banyak, diantaranya super konduktor untuk motor, dye soloar cells, dan polymer solar cells. Selain itu, iapun menjelaskan bahwa dengan menggunakan teknologi ini dapat meningkatkan atau membuat kinerja sebuah alat menjadi lebih optimal.

“Dan dengan teknologi ini, kita juga dapat melakukan efisiensi energi. Seperti pada lampu LED, kita bisa hemat energi 20%, kemudian daya tahan atau umurnya juga lebih panjang,” jelasnya.

Penelitian terkait teknologi nano ini mulai ia lakukan sejak melanjutkan studi S3 di Hiroshima University, Jepang. Hingga saat ini, kepala Laboratorium Sistem Instrumentasi dan Pemrosesan Fungsional Program Studi Fisika FMIPA Unpad ini terus melakukan penelitian beserta tim dari jurusan Fisika FMIPA Unpad. Bersama Dr. Eng. Camellia Panatarani, M.Si., misalnya, mereka bekerja sama mengembangkan artificial lighting.

Tidak hanya itu, sudah hampir setahun ini ia juga bekerja sama dengan PT. Grafindo Nusantara terkait dengan penelitian mengenai potensi grafit di Indonesia.  Grafit sendiri merupakan batuan yang ada di Indonesia. Kerja sama ini untuk mengolah grafit sampai kepada pemurnian dan produk berupa baterai untuk menyimpan energi.

“Saya bekerja sama dengan perusahaan mineral ini mengembangkan grafit menjadi grafin yang kemudian menjadi nano. Kemudian mereparasi material nano tersebut, dan mengintegrasikannya ke dalam sistem energi yang kemudian menjadi baterai,” jelas Made Joni.

Selain mendapatkan dukungan penuh dari PT. Grafindo Nusantara, ia pun mendapatkan dana Penelitian Unggulan Strategis Nasional (PUSNAS).  Keunggulan penelitian ini menurutnya karena ada kerjasama dengan industri. Selain itu bahan baku yang digunakan tersedia di alam Indonesia dan ada benefit ekonomi secara nasional yaitu teknologi yang memiliki prospek secara nasional.

Tak heran apabila dalam mengembangkan penelitiannya tersebut, Made Joni pun di dukung dengan alat-alat yang cangih dan modern. “Untuk membuat skala besar material nano dan elektronik tadi, maka dibutuhkan alat pabrikasi seperti pada industri, terkontrol dengan komputerisasi (SCADA),” imbuhnya.

Saat ini, ia sedang bekerja keras untuk segera menyelesaikan dan merealisasikan dalam pembuatan baterai tersebut. Selain menyiapkan materi bahan bakunya, ia juga sedang mendesaian model baterainya. Untuk membuat cetakan baterai tersebut, ia pun mendapatkan batuan dari PT. Grafindo Nusantara printer 3D untuk cetakan baterai.

Dengan ditemukannya ini, I Made Joni pun yakin ke depan baterai tidak akan impor lagi karena semua materi dan bahan baku benar-benar ada dari alam Indonesia. ”Kunci dari teknologi itu ada pada bahannya. Apabila kita kuasai bahannya, teknologi lain akan mengikuti dan berkembang,” lanjutnya.

I Made Joni menjelaskan, saat ini ia juga sedang menemukan dan mengembangkan alternatif sumber energi baru, yaitu air laut. Ia pun menjelaskan air laut bisa dikonversi menjadi listrik, dan listrik yang dihasilkan sebanding dengan solar cells.

“Kita mampu membuat elektroda yang mengumpulkan listrik dari air laut. Dan sekarang lagi dibikin cell yang banyak dari bahan alam tadi sehingga nanti kita bisa gunakan untuk perahu nelayan,” jelasnya.

Penemuannya ini sudah berhasil dan sudah dicobakan di mesin boat bantuan PT. Grafindo Nusantara. Tahapan sekarang sedang manufakturing mendesain sekompleks mungkin tampilan baterai dan rancangan boat yang semua ada elektrodanya untuk mengisi baterai.

“Dalam waktu dekat teknologi ini juga akan kita launching,  saat ini sudah pada tahapan manufacturing. Dan boat ini nanti diperkirakan dapat digunakan selama 5 jam,” pungkasnya. *

Laporan oleh: Purnomo Sidik / eh *

Share this: