Sikap Kepemimpinan Transformasional Dibutuhkan Hadapi Ketidakpastian

Deputi Direktur Asesmen Prasetya Mulya-Executive Learning Institute Teuku Zilmahram menjadi pembicara utama pada lokakarya “Peningkatkan Kemampuan Manajerial Pimpinan Unpad” yang digelar di Ruang Serba Guna Gedung 2 Lantai 4 Kampus Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Senin (3/1/2022). (Foto: Arif Maulana)*

[Kanal Media Unpad] Mengawali aktivitas di 2022, para pimpinan universitas dan fakultas mengikuti lokakarya “Peningkatkan Kemampuan Manajerial Pimpinan Unpad” yang digelar di Ruang Serba Guna Gedung 2 Lantai 4 Kampus Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Senin (3/1/2022).

Rektor Unpad Prof. Rina Indiastuti mengatakan, kegiatan ini digelar dalam upaya meningkatkan kinerja Unpad di tahun ini. “Kita ingin di 2022 capaian kinerja Unpad menjadi lebih baik, dan begitu seterusnya, tahun depan lebih baik lagi,” ujarnya.

Menghadapi ketidakpastian akibat situasi pandemi Covid-19 yang belum usai, perguruan tinggi perlu melakukan transformasi kepemimpinan. Transformasi dilakukan untuk mengantisipasi berbagai disrupsi, situasi ketidakpastian, hingga ekspektasi dari para pemangku kepentingan yang juga ikut berubah.

Berbagai perubahan yang terjadi memerlukan pengelolaan yang baru. Karena itu, aktivitas yang dilakukan Unpad di tahun sebelumnya bisa jadi tidak relevan dengan tantangan yang dihadapi saat ini.

“Kita ingin sekali berbagai ekspektasi tersebut kita olah secara efisien. Napasnya adalah efektif dan efisien,” imbuh Rektor.

Rektor menjelaskan, setidaknya ada empat hal transformasi kepemimpinan yang dibutuhkan dalam situasi ketidakpastian tersebut. Pertama, dibutuhkan pemimpin yang berkarakter decisive leadership, baik dalam melakukan terobosan dan pembaruan.

Transformasi kedua adalah dibutuhkan karakter kepemimpinan yang mau mendengarkan. Selanjutnya, karakter kepemimpinan memecahkan masalah, serta karakter kepemimpinan yang mau melakukan eksekusi.

“Eksekusi pemimpin tegas lebih penting daripada pengambilan keputusan yang sempurna. Kita suka banyak teori: harusnya begini, begitu. Akan tetapi tidak berjalan,” kata Rektor.

Di hadapan para Wakil Rektor, Dekan, Direktur, dan Kepala Satuan, Rektor mengharapkan empat karakter transformasi ini dapat lahir melalui lokakarya ini. Hal ini menjadi salah satu upaya Unpad untuk menjadi lebih baik.

“Insyaallah tahun 2022 Unpad jadi lebih baik. Berbagai tantangan mari kita buat satu rumusan keputusan yang tegas, tidak ditunda, tetapi benar,” kata Rektor.

Lokakarya ini menghadirkan pembicara utama Deputi Direktur Asesmen Prasetya Mulya-Executive Learning Institute Teuku Zilmahram. Menurut pria yang akrab disapa Zil, dalam konteks kepemimpinan transformasional, yang terpenting adalah pemimpin harus bisa menjadi inspirasi para pengikutnya.

“Inspirasi itu yang tidak bisa didapat dari teknologi. Itu betul-betul personal,” ujarnya.

Pola kepemimpinan transformasional dinilai baik bagi organisasi yang memerlukan pembaruan dan pembenahan serius. Pola ini sesuai bagi organisasi yang memiliki impian besar, ingin berubah, dan beradaptasi untuk mencapai sasaran yang diinginkan.

Bagi perguruan tinggi, lanjut Zil, pola kepemimpinan transformasional lebih baik daripada pola kepemimpinan transaksional. “Memang dalam menjalankan kepemimpinan transformasional, pola-pola transaksional harus kita hilangkan,” jelasnya.*

Share this: