“E-Commerce” dan Manufaktur Sumbang Perbaikan Ekonomi Indonesia di 2021

e-commerce
Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran
e-commerce
Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran Prof. Dr. Ina Primiana, M.T., menjadi pembicara pada diskusi Satu Jam Berbincang Ilmu “Prospek Perkembangan Industri dan Bisnis 2022” yang digelar Dewan Profesor Unpad secara virtual, Sabtu (18/12/2021).*

[Kanal Media Unpad] Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran Prof. Dr. Ina Primiana, M.T., menyebut ada optimisme perbaikan ekonomi Indonesia pada triwulan IV tahun 2021. Capaian di triwulan ini diharapkan mampu mendorong pemulihan pertumbuhan industri dan bisnis di 2022.

“Pertumbuhan (di 2022) bisa melebihi target dari pemerintah sebenarnya kalau pemerintahnya bisa menjaga momentum yang sekarang, lalu masyarakat bisa nurut dan mengikuti protokol kesehatan,” ungkap Prof. Ina pada diskusi Satu Jam Berbincang Ilmu “Prospek Perkembangan Industri dan Bisnis 2022” yang digelar Dewan Profesor Unpad secara virtual, Sabtu (18/12/2021).

Prof. Ina menjelaskan, perbaikan ekonomi di triwulan IV 2021 didorong oleh peningkatan kinerja e-commerce, manufaktur, ekspor, dan investasi. Selain itu, aktivitas konsumsi rumah tangga hingga belanja pemerintah untuk menyerap anggaran juga menjadi faktor yang mendorong perbaikan ekonomi.

Di sektor niaga digital, Prof. Ina mengatakan bahwa pertumbuhan e-commerce Indonesia menjadi salah satu yang tercepat di dunia. Situasi pembatasan pandemi Covid-19 mendorong kebiasaan berbelanja di masyarakat berubah menjadi ke pasar digital. Hal ini mendorong volume permintaan di e-commerce melonjak 5-10 kali dibandingkan sebelum pandemi.

Mengutip data Google, Prof. Ina memaparkan, ekonomi digital Indonesia menduduki posisi nomor satu di Asia Tenggara, yaitu sekitar Rp 998 Triliun pada 2021. Terjadi penambahan 21 juta konsumen digital baru sejak awal pandemi, dengan 72 persen di antaranya berasal dari wilayah di luar kota besar di Indonesia.

“Inklusif internetnya sudah berjalan di sektor ini,” kata Prof. Ina.

Sementara di sektor industri manufaktur, Prof. Ina mengatakan, meningkatnya kinerja manufaktur menjelang akhir tahun menjadi sumber pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia sebesar 0,75 pada triwulan III 2021.

Salah satu capaian yang dihasilkan di sektor manufaktur adalah tergambar dari hasil survei Purchasing Managers Index (PMI) di tiga bulan terakhir. Nilai PMI pada Oktober 2021 tercatat sebesar 57,2. Angka tersebut merupakan level tertinggi sepanjang sejarah indeks PMI, termasuk sebelum pandemi Covid-19.

“Kendati masih lemah, kinerja industri manufaktur menunjukkan geliat yang cukup ekspansif,” kata Prof. Ina.

Agar pertumbuhan tersebut tetap terjaga, Prof. Ina mendorong pemerintah untuk menjaga kinerja sektor industri dan bisnis. Upaya menjaga yang dilakukan berupa meningkatkan proses vaksinasi, melakukan adaptasi kebiasaan baru dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, memperbaiki kebijakan yang menghambat, hingga perbaikan daya saing produksi lokal.*

Share this: