Sistem Pembelajaran Daring Unpad Masuk Lima Besar Terbaik Nasional

Dosen Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Dani Rizali Firman, drg., M.Si., M.Sc., sedang memberikan perkuliahan secara daring. (Foto: Dadan Triawan)*

[Kanal Media Unpad] Universitas Padjadjaran meraih peringkat ke-4 sebagai perguruan tinggi dengan pelaksanaan pembelajaran daring terbaik di Indonesia berdasarkan penilaian Sistem Pembelajaran Daring (Spada) Kemendikbudristek RI. Pengumuman pemenang dilakukan pada acara Apresiasi Spada Award 2021yang digelar secara virtual, Senin (13/12/2021).

“Alhamdulillah, walaupun dengan segala macam keterbatasan, kita berhasil menjadi salah satu yang terbaik di Indonesia,” kata Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Unpad Prof. Arief S. Kartasasmita.

Prof. Arief mengatakan, pandemi Covid-19 ternyata memicu Unpad untuk lebih kreatif dalam mengembangkan pembelajaran daring yang sudah berjalan sejak lama. “Ini merupakan bagian dari evolusi pembelajaran daring di Unpad yang terus berkembang,” ucapnya.

Kepala Pusat Inovasi Pengajaran dan Pembelajaran Unpad Anne Nurbaity, M.P., PhD, mengatakan, selama dua tahun terakhir, Unpad terus mengembangkan inovasi pembelajaran daring beserta kapasitas sumber daya manusianya. Beberapa komponen telah disesuaikan dengan penilaian yang dilakukan Ditjen Dikti.

Keberadaan Learning Management System (LMS) LiVE Unpad terus disosialisasikan di kalangan dosen dan mahasiswa. “Alhamdulillah respons dosen dan mahasiswa sudah banyak menggunakan LiVE Unpad. Pengelola juga terus menerus melakukan perbaikan,” kata Anne.

Seiring dengan upaya Unpad dalam mengembangkan sistem pembelajaran daring menuju hybrid university, pihaknya menyadari bahwa perwujudan ini memerlukan sosialisasi dan pelatihan intensif. Penguatan kapasitas sumber daya manusia perlu dilakukan.

Anne mengatakan, Unpad terus melakukan pelatihan intensif bagi dosen dan tenaga kependidikan dari setiap fakultas. Ini didasarkan, pengembangan pembelajaran daring tidak mungkin ditangani di tingkat rektorat saja. Fakultas justru menjadi ujung tombak pelaksanaan pembelajaran daring.

Karena itu, pada tahun ini, Unpad membentuk program “E-Learning Heroes”. Melalui program ini, terkumpul 2-3 orang per fakultas yang akan membantu tim E-Learning Unpad.

Selain itu, pihaknya terus mengampanyekan penggunaan LMS melalui penyusunan buku pedoman, leaflet, penyelenggaraan diskusi denga mengundang pakar pembelajaran daring, hingga ToT bagi dosen dan tenaga kependidikan.

Inovasi lain yang sudah dihasilkan adalah program Massive Open Online Course (MOOC). Program MOOC merupakan sebuah upaya Unpad untuk memperluas akses pendidikan berkualitas kepada masyarakat melalui perkembangan teknologi digital.

“Secara menyeluruh Unpad sudah berupaya baik dari sisi SDM dan teknologi, meskipun harus tetap ditingkatkan bertahap,” kata Anne.

Apresiasi

Anne memaparkan, sebagai bentuk penguatan terhadap pembelajaran daring, Unpad juga menyediakan hibah khusus untuk menstimulus dosen menghasilkan inovasi pembelajaran daring. Melalui Hibah Inovasi Pembelajaran Daring Unpad (HIPDU), animo dosen untuk mengajukan hibah ini ternyata sangat banyak.

“Awalnya kita tetapkan hibah ini untuk 20-30 porposal. Namun ternyata proposal yang masuk sangat banyak. Akhirnya kebijakan ini dinaikkan penerimanya menjadi 80 proposal,” kata Anne.

Lewat hibah tersebut, dosen didorong menghasilkan inovasi yang mendukung proses pembelajaran daring di Unpad semakin menyenangkan.

Anne mengatakan, sistem pembelajaran daring saat ini menjadi penting. Meskipun pandemi Covid-19 telah berakhir, sistem ini dinilai tidak akan ditinggalkan.

“Mungkin karena ini sejalan dengan perkembangan zaman dan karakter generasi sekarang,” kata Anne.*

Share this: