Pramono Anung, Wakil Ketua DPR RI, Raih Gelar Doktor dengan Yudisium Cumlaude

Pramana Anung (Foto: Arief Maulana)*

[Unpad.ac.id, 11/01/2013] Pada pelaksanaan kampanye legislatif 2009 lalu, pendidikan politik yang semestinya turut andil dalam kampanye belum sepenuhnya terbangun. Hal ini disebabkan belum terbangunnya pemahaman bahwa kampanye adalah media pendidikan politik untuk menyampaikan program kerja. Padahal, kampanye adalah salah satu bentuk dari komunikasi politik.

Pramono Anung (Foto: Arief Maulana)*

Hal tersebut menjadi objek penelitian disertasi bagi Pramono Anung Wibowo, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan (Korinbang) periode 2009-2014. Disertasi yang berjudul “Komunikasi Politik dan Pemaknaan Anggota Legislatif Terhadap Konstituen (Studi Interpretif Pemilu 2009)” tersebut secara garis besar adalah untuk mengidentifikasi  dan mengeksplorasi peran komunikasi dan konteks struktural-kultural dalam proses formulasi isu dan reaksi masyarakat dalam perspektif anggota Legislatif terhadap kampanye politik para calon anggota Legislatif.

Disertasi tersebut dipertahankan di Sidang Terbuka Promosi Doktor pada Jumat (11/1) di Grha Sanusi Hardjadinata Kampus Unpad Bandung, dengan Ketua Sidang ialah Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia. Adapun tim promotor dalam sidang ini ialah Prof. H. Deddy Mulyana, Ph.D., M.A., Prof. Dr. H. Engkus Kurswarno, Drs., M.S., dan Prof. Dr. H. Soleh Soemirat, Drs., M.S. Sementara untuk tim penelaah terdiri dari Dr. Eny Maryani, M.S., Prof. Dr. H. Soeganda Prijatna, M.M., dan Prof. Dr. H. Rusadi Kantaprawira, S.H., serta Prof. Dr. Ir. H. Mahfud Arifin, M.S., selaku representasi Guru Besar.

Dengan mengambil informan dari 21 orang anggota legislatif hasil Pemilu 2009, diperoleh hasil bahwa informan tersebut terlibat langsung sebagai anggota legislatif adalah karena adanya dukungan dari pihak ekesternal, yakni ayah, suami, kakak, serta keluarga besar, serta dukungan seperti teman satu suku yang masuk ke dalam suku minoritas. Selain pihak eksternal, faktor internal pun memengaruhi seperti, proses pemaknaan akan hidup, kesadaran untuk melakukan perubahan, serta bakat yang didukung oleh lingkungan.

“Pemaknaan anggota legislatif terhadap konstituennya pada saat kampanye sesungguhnya merupakan relasi dialektis antara anggota legislatif dengan kondisi sosiokultural yang melatarbelakangi konstituennya,” ujar Pramono.

Dari sisi motivasi, anggota legislatif memiliki motivasi yang berlapis ketika menjadi anggota legislatif, yaitu motivasi utama dan motivasi turunan. Motivasi utama yaitu kekuasaan politik, dan kepentingan ekonomi. Sementara untuk motivasi turunan berciri retoris yaitu ideologis, memperjuangan sistem yang demokratis, aktualisasi sikap-sikap politik, memperjuangkan kebijakan politik, serta aspirasi kaum-kaum marginal.

“Kuatnya motivasi politik dan ekonomi mengindikasikan akan pemahaman legislatif sebagai sentral kebijakan yang melahirkan sejumlah kebijakan untuk dapat diarahkan secara politik dan ekonomi sehingga menguntungkan pribadi, kelompok, dan golongannya,” imbuh Pramono Anung.

Terkait dengan anggota legislatif Pramono Anung mengindikasikan Pemilu 2014 nanti, akan banyak calon legislatif dari publik figur maupun pengusaha. Hal tersebut tentu sangat disayangkan. Pasalnya menurut Pramono Anung, banyak aktivis dan kader partai yang bagus serta kredibel. “Kasihan kan aktivis partai nanti jadi tidak adil. Saya tawarkan sistem politik proposional  gabungan terbuka dan tertutup saja, disana aktifis dan kader partai bisa masuk,” jelasnya.

Pramono Anung pun lulus dengan yudisium cumlaude dalam Sidang Terbuka tersebut. Banyak tokoh, kerabat, serta kolega Pramana yang hadir pada Sidang Terbuka tersebut. “”Saya sangat senang dengan apa yang Pramono kaji. Diharapkan, kedepan akan mempunyai politisi dan negarawan yang berdedikasi,” ungkap Megawati Soekarnoputri saat diwawancarai perihal Sidang Doktor tersebut.*

Laporan oleh Arief Maulana / eh *

Share this: