Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, “Jadilah Pemimpin yang Integratif”

Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Dr. Ir. Eko Maulana Ali, S.AP., M.Si., M.Sc., saat memberikan kuliah umum di hadapan mahasiswa Program Studi Ilmu Adiminstrasi Negara, Kamis (13/12) di Kampus FISIP Unpad, Jatinangor. (Foto: Arief Maulana)

[Unpad.ac.id, 13/12/2012] Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Dr. Ir. Eko Maulana Ali, S.AP., M.Si., M.Sc., berpendapat bahwa ada beberapa model kepemimpinan dari seorang pemimpin yang bisa dilihat berdasarkan karakteristik kepemimpinannya, yaitu kepemimpinan transaksional, kharismatik, transformasional, dan integratif. Namun, Dr. Eko menegaskan model kepemimpinan integratif merupakan salah satu model kepemimpinan yang paling baik untuk diterapkan oleh seorang pemimpin.

Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Dr. Ir. Eko Maulana Ali, S.AP., M.Si., M.Sc., saat memberikan kuliah umum di hadapan mahasiswa Program Studi Ilmu Adiminstrasi Negara, Kamis (13/12) di Kampus FISIP Unpad, Jatinangor. (Foto: Arief Maulana)

“Kepemimpinan integratif adalah upaya untuk mencari jalan tengah atau semacam terobosan dengan cara mengintegrasikan sejumlah keunggulan dari model-model kepemimpinan yang ada,” ujar Dr. Eko saat memberikan kuliah umum berjudul “Kepemimpinan Integratif dan Good Governance” di hadapan mahasiswa Program Studi Ilmu Adiminstrasi Negara, Kamis (13/12) di ruang B203 Kampus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unpad, Jatinangor.

Lebih lanjut Dr. Eko mengungkapkan, pemimpin integratif adalah pemimpin yang setiap saat dapat diajak berdiskusi, bertukar pikiran, menerima saran dari bawahannya, dan sekaligus konsen kepada kehidupan pengikutnya. Dengan demikian, seorang pemimpin integratif mampu menjalankan visi dan misi yang telah dicanangkannya bersama-sama dengan para pengikutnya sehingga tercipta sebuah sistem yang harmonis. “Kepemimpinan integratif adalah kepemimpinan yang efektif dan selalu mempunyai rencana,” tambahnya.

Ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan dari pemimpin integratif, yakni harus memiliki sikap jujur, bersahabat, penuh keyakinan, tekun, kreatif, dan kuat. Selain dari hal tersebut, pemimpin integartif juga harus memiliki kekuatan dalam hal spiritual, yakni selalu dekat dengan Sang Pencipta. Kriteria lainnya ialah ia harus punya kecerdasan emosional yang tinggi dan juga punya kesadaran emosi diri sendiri yang tinggi.

“Hal lain yang harus dimiliki ialah harus punya kemampuan intelektual yang tinggi dalam menguasai pemerintahan, mampu melakukan komunikasi sosial, serta mampu menstimulasi masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam perwujudan visi yang dijalankannya,” ujar Dr. Eko.

Terkait dengan konsep good governance, atau sistem pemerintahan yang baik, Dr. Eko mengemukakan bahwa model kepemimpinan integratif bukan hanya mendukung terlaksananya konsep good governance, tapi keduanya bersama-sama menjadi satu kesatuan atau sistem untuk mencapai tujuan organisasi. Konsep good governance menunjukkan bagaimana negara, provinsi, kabupaten/kota, serta lembaga-lembaga yang terkait untuk dipimpin dan dikelola dengan prosedur yang layak. Hal tersebut selaras dengan konsep kepemimpinan integratif.

“Konsep kepemimpinan integratif dan good governance bisa diibaratkan sebagai dua sisi dari mata uang yang sama,” ujar Dr. Eko.

Eko pun berharap, agar para mahasiswa sebagai calon pemimpin masa depan harus mampu menerapkan model kepemimpinan integratif dalam setgala hal. “Inilah yang menjadi tugas untuk kalian sebagai calon pemimpin masa depan, yakni kalian harus bisa menjadi seorang pemimpin integratif,” pungkas Dr. Eko.*

Laporan oleh Arief Maulana/mar

Share this: