Delegasi HI Unpad Raih Penghargaan dalam Pertemuan Nasional Mahasiswa HI Se-Indonesia

Delegasi HI Unpad yang meraih penghargaan dalam “Pertemuan Nasional Mahasiswa Hubungan Internasional se-Indonesia” ke-24 di UGM, Yogyakarta, pada 25-30 November lalu. (Foto: Arief Maulana)

[Unpad.ac.id, 09/12/2012] Delegasi mahasiswa Hubungan Internasional Fakultas Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unpad kembali meraih penghargaan dalam ajang “Pertemuan Nasional Mahasiswa Hubungan Internasional se-Indonesia” ke-24 di Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, pada 25-30 November lalu. Delegasi yang terdiri dari Ravio Patra Asri, Floranesia Lantang,  Bawono Budi Waskito, Desy Amalia Yusri, Dian Eka Novita, Zico Rizki, Ika Fitriyana Kusumaningrum, dan Indah Permanasari ini berhasil meraih dua katengori penghargaan.

Sebagian anggota delegasi HI Unpad yang meraih penghargaan dalam “Pertemuan Nasional Mahasiswa Hubungan Internasional se-Indonesia” ke-24 di UGM, Yogyakarta, pada 25-30 November lalu. (Foto: Arief Maulana)

“Kita gak pernah menyangka karena peserta dari universitas lain lebih baik dari kita,” ujar Bawono, Flora, Desi, dan Ravio saat diwawancarai di Ruang UPT Humas, Gedung Rektorat Kampus Unpad Jatinangor, beberapa waktu lalu. Bawono dan Desi sendiri mendapatkan Best Position Paper dalam kategori Short Diplomatic Course (SDC).Sementara itu, Ravio dan Flora sendiri berhasil meraih penghargaan sebagai pemakalah terbaik yang membahas tentang “Resolusi Konflik di Asia Tenggara”.

Dalam kategori SDC, Bawono dan Desi terpilih untuk merepresentasikan mengenai posisi negara Italia dalam Konflik di Laut Cina Selatan. Semula, presentasi tersebut dianggap sulit bagi keduanya, mengingat kondisi geografis negara Italia yang terletak jauh dari Laut Cina Selatan. Berbekal tekad dan semangat yang kuat, ditambah dengan mendiskusikan hal tersebut kepada ahli-ahli dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), mereka pun dapat mempresentasikannya dalam SDC tersebut.

“Butuh waktu sekitar satu bulan untuk mengerjakan paper tersebut. Kita mengerjakannya sampai malam dan gak kenal hari libur. Alhamdulillah, apa yang telah kita lakukan akhirnya terbayar,” kenang Bawono.

Di kategori karya tulis, Ravio dan Flora pun mengungkapkan hal yang sama. Butuh waktu sekitar 2 bulan bagi mereka untuk merampungkan karya tulisnya. Dengan dibayangi oleh tugas-tugas mata kuliah, mereka pun menyelesaikan karya tersebut dan mendiskusikan dengan baik pada saat kompetisi berlangsung. Kerja keras mereka pun terbayar sudah saat mereka dinyatakan sebagai pemakalah terbaik dan mendapatkan Piala Bergilir dari Kementrian Luar Negeri.

“Kita menyadari bahwa di dalam pengerjaannya sangat lama. Tapi kita puas dengan riset yang kita lakukan. Dan di dalam makalah kita, kita sendiri mengajukan usul bahwa penyelesaian masalah kemanusiaan di suatu negara Asia Tenggara perlu diselesaikan dengan adanya satu keberadaan negara HAM di Asia Tenggara,” jelas Ravio.

Kegiatan tersebut merupakan kegiatan tahunan untuk mempertemukan mahasiswa-mahasiswa Program Studi Hubungan Internasional se-Indonesia. Kegiatan yang sudah ke-24 kalinya ini mengangkat tema “Upaya Resolusi Konflik dan Binadamai di Asia Tenggara”. Untuk tahun ini, kegiatan tersebut diikuti oleh 250 peserta dari 36 universitas di Indonesia. Ada dua kategori yang dilombakan yakni Diskusi Ilmiah dan SDC. Selain itu, kegiatan ini juga terdiri dari seminar, workshop, sidang forum, Join Statement Forum, dan city tour ke tempat rekreasi di Yogjakarta.

Mereka pun mengungkapkan, meskipun banyak saingan yang berat, mereka tetap melakukan hal yang terbaik agar bisa mengharumkan nama Unpad di kancah Nasional. Namun, mereka tidak menjadikan hal tersebut sebagai beban dan ambisi yang berlebihan. Berbekal keyakinan akan melakukan hal-hal yang terbaik demi Unpad, keempatnya pun sepakat untuk menjalaninya dengan sikap santai namun tetap serius. *

Laporan oleh Arief Maulana/mar

Share this: