Pandemi Covid-19 Munculkan “Normal Baru” di Tengah Masyarakat

Guru Besar

Laporan oleh Erman

new normal; COVID-19; zoom; unpad; berita unpad;
Suasana Seri Webinar Dewan Profesor Unpad bertema “Saatnya Kaji Ulang Arah Penelitian dan Pendidikan Kesehatan” Senin (11/5). Kondisi pandemi COVID-19 memunculkan kondisi “normal baru” (new normal) di tengah masyarakat. Salah satu contohnya adalah pelaksanaan seminar secara daring lewat aplikasi telekonferensi.*

[unpad.ac.id, 11/5/2020] Masa pandemi COVID-19 telah memunculkan kondisi “normal baru” (new normal) di tengah masyarakat. Kondisi ini akan memunculkan asumsi dan sistem baru menggantikan hal-hal yang sudah diterima selama ini. Masa peralihan hingga pandemi berakhir semestinya dimanfaatkan untuk menyiapkan diri menyongsong “normal baru” di masa mendatang.

Guru Besar dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran, Prof. S. Sunardhi Widyaputra, mengatakan hal tersebut saat menjadi narasumber dalam Seri Webinar Dewan Profesor Unpad bertema “Saatnya Kaji Ulang Arah Penelitian dan Pendidikan Kesehatan” pada Senin (11/5).

Selain Prof. Sunardhi, hadir pula sebagai narasumber Prof. Keri Lestari dari Fakultas Farmasi dan Prof. Zulrizka Iskandar dari Fakultas Psikologi. Webinar dimoderatori oleh Prof. Cissy Kartasasmita dari Fakultas Kedokteran.

“Beberapa ‘normal baru’ muncul di masa pandemi ini. Saya tidak pernah pakai Zoom sebelumnya, tidak pernah pakai Meet Google, sekarang dipaksa belajar. Nilai standar juga akan berubah semakin tidak toleran. Sekarang jika tidak ada Alat Pelindung Diri (APD) bisa pakai jas hujan misalnya, nanti tidak akan bekerja seperti itu,” jelas Prof. Sunardhi.

Lebih lanjut Prof, Sunardhi mengatakan, selain kecepatan belajar meningkat dan nilai standar semakin ketat, beberapa kondisi “normal baru” yang akan muncul adalah perlindungan tenaga kerja medis semakin diperkuat, perawatan virtual akan semakin meningkat, kesiapan terhadap ancaman mendorong perkuatan sistem kesehatan, serta keberpihakan kepada keadilan dimana komitmen pada jaring pengaman sosial dan ekonomi dituntut untuk lebih kuat, murah hati, dan tahan lama.

“Kita mengharapkan pandemi ini segera berakhir, tetapi pasca pandemi juga kita siapkan. Kita harus berubah karena hanya mereka yang mampu merespon terhadap perubahan yang bisa bertahan,” ujarnya.

Sementara Prof. Keri memaparkan, masa pandemi ini mendorong Indonesia harus mandiri dalam memproduksi bahan baku klorokuin dan hidroksiklorokuin. Dua bahan baku obat ini saat ini dipandang sebagai alternatif penangkal COVID-19. Bahan baku tersebut dihasilkan dari tanaman kina, di mana tanaman ini tersedia di Indonesia.

Karena itu, kata Prof. Keri, arah baru riset herbal dan nutrasetikal Indonesia untuk kemandirian bahan baku obat dilakukan dengan sejumlah konsep, antara lain: inovasi dalam repurposing drug, penguatan kolaborasi dengan sektor industri, pemerintah, masyarakat, dan media, kolaborasi interprofesional, hingga melibatkan multisenter riset.

“COVID-19 memberikan dorongan bagi kita untuk mandiri. Ketergantungan impor bahan baku obat saat ini sangat terasa pengaruhnya di masa pandemi. Indonesia punya potensi asal ada kemauan,” ujarnya.

Prof. Zulriska dalam pemaparannya menjelaskan, pandemi COVID-19 mendorong adanya kaji ulang terhadap penelitian, khususnya di sektor kesehatan. “Saat ini adalah saatnya penelitian interdisiplin,” kata Prof. Zulriska.

Sejumlah aktivitas penelitian yang mesti dikaji di antaranya kajian penelitian menular, kajian dampak penyakit pada kehidupan masyarakat, hingga kajian terkait pengembangan teknologi kesehatan.

Seri Webinar Dewan Profesor Unpad ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional serta menyikapi kondisi pandemi COVID-19 yang terjadi saat ini. Webinar akan dilaksanakan setiap hari selama satu pekan pada 11-15 Mei 2020. Hari pertama diisi oleh para profesor dalam kelompok kerja bidang kesehatan, hari kedua oleh pokja saintek, hari ketiga oleh pokja agrokompleks, hari keempat oleh pokja sosiohumaniora, dan hari kelima oleh pokja lingkungan dan pembangunan.

“Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan tema Hardiknas tahun ini adalah Belajar dari Covid-10. Oleh karena itu, Dewan Profesor Unpad menyesuaikan tema serial webinar ini dengan tema tersebut. Kami merencanakan seluruh gagasan dari para pembicara di webinar ini akan dinarasikan untuk menjadi buku,” ujar Ketua Dewan Profesor Unpad, Prof. Sutyastie Soemitro Remi.

Sementara Rektor Unpad, Prof. Rina Indiastuti dalam sambutannya mengatakan, pandemi COVID-19 telah mendistorsi berbagai aspek kehidupan termasuk pelaksanaan tridarma perguruan tinggi. Selain harus bisa beradaptasi dengan kondisi tersebut, Rektor mengajak kita semua juga memikirkan apa yang perlu dipersiapkan setelah pandemi ini berakhir.

“Sejak awal Maret, Unpad telah membentuk satuan tugas Cobid-19. Ada banyak hal yang telah dilakukan oleh satgas mulai dari memberi edukasi yang efektif agar terhindar dari penularan hingga kolaborasi dengan kementerian, pemerintah provinsi Jawa Barat, pemerintah kota dan kabupaten dalam menangani pandemi ini. Selain itu, kita juga harus memikirkan bagaimana pasca pandemi ini,” ujar Rektor. *

Share this: