Komunikasi Kesehatan Berperan Penting di Masa Pandemi COVID-19

Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor. (Foto: Kantor Komunikasi Publik Unpad)*

Rilis

Suasana kegiatan Webinar 3S (Sumbang Saran Solutif) seri pertama bertema “Komunikasi Kesehatan Memang Urgent!” yang diselenggarakan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran, Jumat (24/4) pagi.*

[unpad.ac.id, 25/4/2020] Menyampaikan informasi yang benar kerap berisiko membuat panik masyarakat. Namun, hal tersebut dapat diminimalisir dengan pemilihan kata yang tepat dan mudah dimengerti oleh seluruh masyarakat. Strategi komunikasi dalam penyampaian informasi di masa darurat pandemi seperti saat ini dinilai sangat penting.

Pernyataan tersebut tersirat dalam kegiatan Webinar 3S (Sumbang Saran Solutif) seri pertama bertema “Komunikasi Kesehatan Memang Urgent!” yang diselenggarakan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran, Jumat (24/4) pagi.

Webinar ini menghadirkan narasumber Dr. Susanne Dida, MM, Kepala Pusat Studi Komunikasi Kesehatan Unpad dan Aang Koswara, S.Sos., M.Si., dosen Program Studi Hubungan Masyarakat Fikom Unpad yang sedang menyelesaikan studi S3 di Institut für Interkulturelle Kommunikation, Ludwig Maximilian Universität, München, Jerman.

Strategi komunikasi bukan hanya untuk mengatasi hoaks, tetapi untuk menghindari kepanikan massal yang dapat berakibat lebih buruk dari pandemi itu sendiri. Strategi komunikasi inilah yang diyakini sebagai salah satu penyebab keberhasilan Jerman termasuk dalam kelompok negara dengan angka kematian akibat COVID-19 terendah di dunia.

Seminar daring yang dihadiri peserta lebih dari 130 orang ini dimulai dengan pemaparan “Komunikasi Kesehatan dan Kesehatan Mental Menghadapi Pandemi Covid-19” oleh Dr. Susanne. Ia menyinggung betapa banyaknya masyarakat yang mengalami stres karena diterpa kabar tidak akurat mengenai wabah ini. Tidak ada pengelolaan informasi yang terawasi sehingga menciptakan informasi yang tumpang tindih, ditambah dengan bermunculannya berita hoaks.

Dr. Susanne menekankan, pesan yang disampaikan harus yang mudah dimengerti, karena inti dari komunikasi kesehatan ini adalah bagaimana caranya agar pesan sampai ke masyarakat.

“Etika komunikasi kesehatan doing good, doing right harus diterapkan di saat seperti ini. Informasi yang disampaikan haruslah jujur, otentik, bertanggungjawab, juga adil,” jelasnya.

Dari perspektif yang lain, Aang Koswara membawakan topik “Pandemi Covid-19: Cerita Harian Singkat dari Jerman”. Ia menyoroti bagaimana penanganan wabah virus Corona di Jerman dilakukan dengan strategi komunikasi satu pintu dari Kanselir Jerman, Angela Merkel.

Menurut Aang, kebijakan pemerintah Jerman yang hanya menampilkan satu sumber informasi telah berhasil mencegah kesimpangsiuran, sehingga tingkat kepatuhan masyarakat lebih tinggi dibandingkan di Indonesia.

Aang berpendapat, informasi yang disampaikan harus diselaraskan, jangan bertolak belakang dan berulang-ulang. “Inilah mengapa one voice with one clear message sangat penting untuk keadaan seperti ini,” tegas Aang.

Webinar 3S seri pertama ini merupakan awal dari seri webinar yang diselenggarakan Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad. Manajer Bidang Riset, Pengabdian Kepada Masyarakat, dan Kerjasama Fikom Unpad, FX. Ari Agung Prastowo, M.I.Kom., menyebutkan, kegiatan ini merupakan salah satu contoh dari kegiatan komunikasi solutif “KomuniAksi” yang dikembangkan Fikom Unpad. Ari menegaskan, sesuai arahan pimpinan fakultas, kegiatan webinar ini rencananya dilaksanakan seminggu sekali.(eh)*

Share this: