Menaikkan Nilai Jual Produk Usaha dengan Metode “Storytelling”

lowongan kerja; unpad;
Pusat

Rilis

Pusat Pengembangan Karier (PPK) Universitas Padjadjaran bersama Collaborative Space Block 71 Bandung menggelar seminar bertajuk “How to Build your Brand Through Storytelling” yang digelar secara daring, Selasa (14/4) lalu.*

[unpad.ac.id, 16/4/2020] Pusat Pengembangan Karier (PPK) Universitas Padjadjaran kembali menggelar kegiatan pengembangan karier. Kali ini, PPK Unpad berkolaborasi dengan Collaborative Space Block 71 Bandung, salah satu inkubator usaha rintisan dari National University Singapore (NUS) Enterprise.

Digelar secara daring, seminar bertajuk “How to Build your Brand Through Storytelling”, Selasa (14/4) lalu. Seminar daring yang dibuka secara resmi oleh Direktur Kemahasiswaan dan Hubungan Alumni Unpad Dr. Eng. Boy Yoseph Cahya Sunan Sakti Syah Alam, M.T., ini menghadirkan pembicara Dosen Antropologi Unpad sekaligus co-founder dari @parti_gastronomi Hardian Eko Nurseto, M.Si.

“Topik seminar ini sangat bermanfaat bagi para pelaku usaha di semua level, khususnya mahasiswa dan alumni Unpad,” ujar Ketua Pusat Pengembangan Karier Unpad Dr. Rosaria Mita Amalia, M.Hum.

Dalam paparannya dosen yang akrab disapa Seto ini memberikan informasi menarik berupa pengalamannya dalam mengelola Parti Gastronomi. Parti Gastronomi merupakan suatu passion project yang berupaya mengenalkan ragam kuliner khas Nusantara.

Berbagai strategi diterapkan untuk memperkuat jenama (brand) yang diusungnya. Salah satu strateginya adalah menggunakan metode seni bercerita (storytelling).

Storytelling dapat digunakan sebagai alat untuk meningkatkan kesadaran konsumen terhadap produk yang sedang dikembangkan. Storytelling menjadi instrumen penting dalam pengembangan produk,” ujarnya.

Seto melanjutkan, seni bercerita dapat memberikan “jiwa” kepada produk sehingga dapat menaikkan nilai dari produk yang ditawarkan. Konsumen cenderung akan membayar lebih untuk produk yang memiliki nilai jual dan kepercayaan.

“Dalam penyajian data, storytelling dapat dilakukan menggunakan visualisasi berupa tulisan, gambar ataupun penyajian produk itu sendiri. Dalam hal ini konsumen, harus dapat diajak merasakan ‘emosi’ dari produk yang dijual,” kata Seto.(art)*

Share this: