Prof. Dr. Iman Permana Maksum, M.Si., “Big Data untuk Kesehatan Manusia”

Laporan oleh Arif Maulana

Guru Besar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjadjaran Prof. Dr. Iman Permana Maksum, M.Si., membacakan orasi ilmiah berjudul “Kajian Big Data Varian Genom Manusia Indonesia Sebagai Upaya Penegakan Diagnosis Tingkat Molekul dan Rasionalisasi Pengobatan Penyakit” berkenaan dengan Penerimaan Jabatan Guru Besar bidang Ilmu Biokimia di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Kamis (6/2). (Foto: Arif Maulana)*

[unpad.ac.id, 6/2/2020] Seiring perkembangan teknologi di era disrupsi, pemanfaatan Mahadata (big data) saat ini menjadi lumrah dikenal di bidang teknologi informasi. Tidak hanya di bidang itu, pemanfaatan mahadata juga bisa digunakan untuk mendukung kemajuan ilmu kesehatan.

Guru Besar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjadjaran Prof. Dr. Iman Permana Maksum, M.Si., mengatakan, perlu ada mahadata terkait genom (Informasi genetik) manusia. Ini bertujuan agar dokter maupun peneliti biomedis memiliki banyak data terkait penyakit dan respons obat terhadap penyakit tersebut.

“Indonesia sendiri perlu untuk menerapkan konsep Big Data tersebut khususnya dalam pengarsipan database genomik yang menjadi sumber informasi kesehatan, forensik dan berkontribusi juga dalam bidang antropologi,” ujar Prof. Iman.

Prof. Iman membacakan orasi ilmiah berjudul “Kajian Big Data Varian Genom Manusia Indonesia Sebagai Upaya Penegakan Diagnosis Tingkat Molekul dan Rasionalisasi Pengobatan Penyakit” berkenaan dengan Penerimaan Jabatan Guru Besar bidang Ilmu Biokimia di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Kamis (6/2).

Selama ini, kata Prof. Iman, kebanyakan obat yang tersedia saat ini terbatas pada “satu dosis akan cocok untuk semua”. Padahal, respons pengguna (manusia) terhadap obat akan berbeda. Obat tidak bekerja dengan cara yang sama untuk semua orang.

“Pengetahuan yang diperoleh dari proyek genom manusia akan memfasilitasi para peneliti untuk mempelajari bagaimana perbedaan gen bawaan dalam mempengaruhi respons tubuh terhadap obat-obatan. Perbedaan genetik ini akan digunakan untuk memprediksi apakah suatu obat akan efektif untuk orang tertentu dan untuk membantu mencegah reaksi obat yang merugikan,” papar Prof. Iman.

Adanya mahadata ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup manusia. Proses pengobatan melalui mahadata ini memiliki potensi untuk menyesuaikan terapi dengan respons terbaik dan margin keamanan tertinggi untuk memastikan perawatan pasien yang baik.

“Dengan big data, memungkinkan setiap pasien untuk menerima diagnosis terperinci hingga pada tingkat molekul, penilaian resiko, dan perawatan yang optimal,” tuturnya.

Selain itu, Unpad diharapkan menjadi perguruan tinggi yang memiliki mahadata genom manusia Indonesia. Beragamnya rumpun keilmuan di Unpad dapat menjadi hal positif untuk melakukan penelitian bersama membuat database varian yang terkait dengan penyakit tertentu.

“Kerjasama penelitian antar fakultas atau multidisiplin ilmu diyakini akan meningkatkan kualitas penelitian-penelitian di Universitas Padjadjaran,” kata Prof. Iman.*

Share this: