Prof. Dr. Tono Djuwantono, “Bidang Kedokteran Perlu Antisipasi Pesatnya Kemajuan Teknologi”

[unpad.ac.id, 29/4/2019] Pesatnya perkembangan teknologi saat ini telah membawa tantangan dan harapan bagi bidang kedokteran, khususnya obstetri dan ginekologi dalam melahirkan generasi unggulan bangsa. Berbagai penelitian pada ilmu reproduksi serta berkembangnya teknologi reproduksi berbantu dapat meningkatkan potensi dalam terciptanya generasi yang lebih baik.

Prof. Dr. Tono Djuwantono, dr., Sp.OG(K), M.Kes. (Foto: Tedi Yusup)*

“Ilmu reproduksi kedokteran presisi dan aplikasi teknologi reproduksi berbantu akan terus berkembang, serta menjadi penghubung yang strategis untuk penelitian dan aplikasi klinis yang pada akhirnya dapat melahirkan generasi milenial yang siap menghadapi era disrupsi,” ujar Guru Besar Fakultas Kedokteran Unpad Prof. Dr. Tono Djuwantono, dr., Sp.OG(K), M.Kes.

Prof. Tono menyampaikan hal tersebut dalam Orasi Ilmiah berkenaan dengan Penerimaan Jabatan Guru Besar dalam Ilmu Obstetri dan Ginekologi pada Fakultas Kedokteran Unpad di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35 Bandung, Senin (29/4).

Orasi ilmiah yang disampaikan berjudul “Peran Ilmu Fertilitas dalam Menentukan Arah Kedokteran Presisi dan Melahirkan Generasi Unggulan Bangsa”.

Dikatakan Prof. Tono, pada revolusi industri 4.0, ilmu kedokteran dihadapkan kepada kemampuan beradaptasi setidaknya pada  tiga sektor yaitu big data, bioteknologi, dan medical information and communication technology (medical ICT).

“Tidak dapat dihindari, bidang kedokteran perlu mengantisipasi pesatnya kemajuan teknologi. Teknologi yang ada harus dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk menghasilkan tata laksana pengobatan yang tepat atau presisi,” ujar Prof. Tono.

Menurutnya, integrasi teknologi reproduksi berbantu dan kemajuan ilmu genetika berpotensi menjadi jalan awal menuju dunia bebas penyakit untuk semua orang. Ini berarti, pengobatan setiap pasien akan sangat spesifik dan terdesain khusus untuk pasien bersangkutan.

Metode diagnosis dan pengobatan spesifik inilah yang disebut dengan personalized medicine, yang akan menjadi mode diagnosis dan terapi di era yang akan datang.

Pada bidang genetika dan cacat bawaan lahir, Prof. Tono menjelaskan bahwa perkembangan teknik identifikasi urutan DNA telah meningkatkan kemampuan peneliti untuk mengungkapkan penyebab genetika secara pasti dari cacat bawaan lahir.

Ia mengatakan, kemampuan tersebut dapat mencegah munculnya penyakit bawaan pada bayi yang mungkin akan dikandung, baik yang diturunkan dari para orang tua, maupun mutasi gen yang timbul dengan sendirinya.

Pada kesempatan tersebut, Prof. Tono juga menjelaskan bahwa perkembangan pesat di bidang genetika dan biologi molekuler pada beberapa dekade terakhir memungkinkan untuk melakukan tindakan manipulasi embrio. Sejak keberhasilan Thomson dkk, dalam mengembangkan sel punca embrionik manusia di laboratorium pada 1998, potensi sel punca embrionik untuk dikembangkan menjadi terapi medis bagi pasien penderita penyakit degeneratif di masa yang akan datang menjadi kian nyata.

Prof. Tono dan tim pun melakukan penelitian mengenai sel punca dari darah tali pusat. Ia menjelaskan bahwa sel punca hematopoietik dipandang sebagai terapi potensial bagi penyakit kelainan darah dan sistem imun yang saat ini belum dapat disembuhkan.

Beberapa waktu lalu, Prof. Tono dan tim juga telah berhasil mengembangkan metode simpan beku cepat (rapid cooling) untuk darah tali pusat yang terbukti mampu menjaga viabilitas dari sel punca hematopoietik yang terkandung di dalamnya.

“Hal ini merupakan sumbangsih tenaga praktisi TRB untuk pengembangan sains yang diharapkan dapat segera diterapkan demi kepentingan pelayanan kesehatan bagi pasien terutama untuk pengembangan bank darah tali pusat di masa mendatang,” ujar Prof. Tono.*

Laporan oleh Artanti Hendriyana/am

Share this: