Resmi Dimulai, Unpad Tergabung dalam Konsorsium Uni Eropa Terkait Pariwisata Berkelanjutan

[unpad.ac.id, 4/4/2019] Universitas Padjadjaran bergabung dalam konsorsium EU Project “Integrated Ecotourism Management in Indonesia” (Intem). Konsorsium Uni Eropa ini bertujuan untuk mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan di Indonesia melalui pendekatan akademik.

Rektor Unpad Prof. Tri Hanggono Achmad (kedua dari kiri) bersama Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unpad Yudi Azis PhD, (kanan) dalam rapat kerja dimulainya konsorsium EU Project “Integrated Ecotourism Management in Indonesia” (Intem) di Bandung, Senin (1/4).*

Konsorsium ini beranggotakan Unpad, Unversitas Pendidikan Indonesia, Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti, Leiden Etnoscience and Development Leiden University, Belanda, CIHEAM dan ASTEK dari Yunani, serta Martha Tilaar Foundation dan Indonesian Heritage Society.

Konsorsium EU Project Intem resmi dibuka pada saat rapat kerja yang digelar di Bandung, Senin (1/4) lalu. Dalam rapat tersebut, pihak Unpad dihadiri Rektor Prof. Tri Hanggono Achmad, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Yudi Azis, PhD, serta sejumlah dosen di lingkungan Unpad.

Salah satu rencana kerja yang akan dilakukan adalah mengembangkan program Magister di bidang Ecotourism dengan pendekatan terintegrasi. Program ini direncanakan dibuka pada tiga tahun mendatang.

Di tahun pertama, konsorsium akan berfokus menyiapkan menu dari program Magister ini. Selanjutnya, di tahun kedua akan dilakukan Training of Trainer (ToT) bagi 15 orang calon tutor dari Unpad, UPI, dan Stiepar Trisakti. Pelatihan ini akan digelar di Belanda dan Yunani selama 3 bulan.

Pada tahun ketiga, program Magister akan mulai menerima mahasiswa baru. Program ini dilaksanakan di 3 perguruan tinggi anggota konsorsium. Di Unpad, program ini akan dimasukkan sebagai konsentrasi dari Magister Manajemen FEB.

Dalam rilis yang diterima Kantor Komunikasi Publik Unpad, Rektor mengatakan, kerja sama yang dilakukan dengan sampel kerja di Jawa Barat merupakan hal yang tepat. Mengingat, Jawa Barat merupakan wilayah yang berperan penting dalam pembangunan di Indonesia.

“Saya senang dengan penyematan kata eco dalam konsep ini. Karena ini menandakan bahwa tidak hanya mendukung pariwisata tetapi juga kelestarian lingkungan dan alam untuk masa depan. Kita harapkan, program ini akan memberikan dampak positif bagi masyarakat luas, Jabar, Indonesia dan bahkan dunia,” ujarnya.

Senada dengan Rektor, Dr. Yudi juga menyampaikan, kerja sama ini menunjukkan besarnya perhatian dunia pendidikan terhadap perkembangan sektor pariwisata di tanah air.

Meski demikian, pengembangan sektor pariwisata sejatinya tidak terfokus pada aspek ekonomi dan bisnis semata. Pariwisata harus didukung untuk bisa memberikan manfaat bagi masyarakat lokal serta lingkungan sekitar.

“Dengan adanya integrasi ini Diharapkan dalam pengembangan pariwisata tidak hanya menitikberatkan pada aspek ekonomi dan bisnis saja. Tetapi juga pengembangan komunitas dan keberlanjutannya. Sehingga, dengan konsep ini memberikan manfaat positif yang signifikans bagi masyarakat dan juga lingkungan,” katanya.

Rapat kerja tersebut dihadiri langsung Guru Besar Leiden University Prof. L.J. Slikkerveer. Ia memaparkan, ada sejumlah isu krusial yang harus dipahami dalam sektor pariwisata Indonesia. Sejumlah isu tersebut yakni sumber daya manusia yang terampil, pemanfaatan alam dan sumber dayanya yang belum fokus pada keberlanjutan.

“Pemerintah Indonesia saat ini fokus pada strategi ecotourism yang diharapkan akan mampu menjaga kelestarian alam yang juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat perdesaan. Akan tetapi, hal tersebut gagal dalam melibatkan masyarakat lokal. Oleh karena itu, INTEM merupakan program komprehensif pariwisata berkelanjutan yang menjaga keragam biodiversity yang juga mengembangkan ekonomi lokal,” katanya.

Konsorsium Intem, lanjut Prof. Slikkerveer, merupakan integrasi dari 3 pendekatan, yakni ecotourism, ethnocultural tourism, and community based tourism.*

Rilis/am

 

Share this: