Laboratorium Bio Safety Level 3 Mulai Dibangun di Unpad

[unpad.ac.id, 20/7/2018] Universitas Padjadjaran memulai pembangunan Laboratorium Bio Safety Level 3 (BSL-3) di area gedung Laboratorium Sentral Kampus Jatinangor, Jumat (20/7). Pembangunan ini menggunakan dana dari Islamic Development Bank (IDB) sebesar 30, 677 Miliar Rupiah.

Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Tri Hanggono Achmad meletakkan batu pertama pembangunan Laboratorium Bio Safety Level 3 (BSL-3) di area gedung Laboratorium Sentral Kampus Unpad, Jatinangor, Jumat (20/7). (Foto: Tedi Yusup)*

Awal pembangunan laboratorium ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Tri Hanggono Achmad, Sekretaris Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti Prof. Dr. Rina Indiastuti, Kepala Lab Sentral Unpad Prof. Unang Supratman, M.S., serta segenap tamu undangan dan pimpinan Unpad.

Ketua Project Management Unit (PMU) IDB Unpad Prof. Benny Joy mengatakan, pembangunan Laboratorium BSL-3 ini merupakan lanjutan dari proyek pembangunan 18 gedung dan sarana perkuliahan di kampus Jatinangor melalui dana dari IDB, sejak 2014. Pascaselesai pertengahan 2017 lalu, pembangunan ini menghasilkan tingkat efisiensi yang tinggi.

“IDB berkenan memperpanjang proyek ini untuk membangun Lab BSL 3 tentu dengan batas waktu tertentu,” kata Prof. Benny.

Dana efisiensi tersebut diputuskan untuk membangun sekaligus menyediakan berbagai sarana prasarana laboratorium. Pembangunan konstruksi laboratorium dengan kontraktor PT. Amarta Karya ini didorong untuk selesai Desember 2018.

Dalam kesempatan itu Rektor mengatakan, dibangunnya Lab BSL-3 ini merupakan apresiasi bagi Unpad. “(Berdasarkan rapat di Badan Perencanaan Nasional) Jarang sekali proyek yang diselenggarakan dari bantuan luar negeri ini bisa selesai tepat waktu. Melalui upaya Prof. Benny dan kawan-kawan, proyek IDB di Unpad bisa selesai tepat waktu,” ujarnya.

Pemilihan Lab BSL-3 didasarkan atas belum banyaknya laboratorium jenis ini di Indonesia. Sedikit lembaga terkait di Indonesia maupun dunia yang memiliki laboratorium ini. Termasuk ke dalam laboratorium berstandar tinggi, Unpad siap menjaga standar keamanan laboratorium ini tetap terjaga.

Lebih lanjut Rektor mengatakan, Lab BSL-3 ini nantinya mendukung aktivitas riset yang dilakukan di Lab Sentral Unpad. Meski aktivitas penelitian di Lab Sentral terfokus di bidang herbal, Rektor mendorong ada integrasi keilmuan antara penelitian herbal dan aktivitas Lab BSL-3

“Jika kita berbicara tentang Lab BSL-3 ini, biasanya terkait dengan bahan-bahan infeksius. Justru ini tantangan bagi kita untuk merekatkan potensi alam kita mengatasi bahan-bahan infeksiun ini,” kata Rektor.

Melihat adanya potensi tersebut, Rektor mengharapkan fasilitas Lab BSL-3 ini akan meningkatkan daya ungkit performa akademik. Jumlah publikasi internasional akan meningkat. Di sisi lain, adanya laboratorium ini akan membuka kerja sama yang lebih luas, baik antar fakultas maupun institusi di luar Unpad.

Sementara itu, Prof. Rina Indiastuti mengharapkan pembangunan laboratorium ini dapat memberikan manfaat sesuai dengan apa yang direncanakan. Nantinya, baik laboratorium maupun 18 gedung dan sarana perkuliahan yang telah dibangun di Unpad ini akan dievaluasi terkait ketercapaian manfaatnya.

“Dampak (manfaat) yang diharapkan harus sesuai dengan proposal, yaitu meningkatkan kualitas pendidikan dari Unpad,” kata Prof. Rina.

Guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unpad ini juga mengatakan agar penyediaan sarana pendukung laboratorium minimal harus sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT) di Indonesia. Ia juga mengharapkan agar pembangunan lab ini dapat rampung satu bulan sebelum target yang ditetapkan.*

Laporan oleh Arief Maulana

 

Share this: