Prof. Mega Fatimah Rosana, “Puslit Geopark dan Kebencanaan Geologi Unpad Dapat Apresiasi dari Tim Asesor UNESCO”

[unpad.ac.id, 7/08/2017] Keterlibatan Universitas Padjadjaran dalam pengembangan Geopark Ciletuh-Palabuhandaratu menjadi keunggulan tersendiri saat diajukan menjadi UNESCO Global Geopark (UGG). Selain mendukung di aspek penelitian dan keilmuan, Unpad juga menjadikan aktivitas pengembangan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu ini menjadi program unggulan universitas.

Ketua Pusat Penelitian Geopark dan Kebencanaan Geologi Unpad Prof. Ir. Mega Fatimah Rosana, M.Sc., PhD, (kiri) saat mendampingi tim Asesor UNESCO dalam kunjungan ke Gedung Puslit di Surade, Kab. Sukabumi, Kamis (03/08). (Foto: Tedi Yusup)*

Ketua Pusat Penelitian Geopark dan Kebencanaan Geologi Unpad Prof. Ir. Mega Fatimah Rosana, M.Sc., PhD, mengatakan, tim Asesor UNESCO yang telah melakukan penilaian di kawasan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu 1-4 Agustus lalu mengapresiasi keberadaan gedung Unpad di area kawasan Geopark. Gedung Bumi Walagri Padjadjaran tersebut saat ini digunakan sebagai lokasi Pusat Penelitian Geopark.

Untuk itu, selain mengunjungi beberapa situs geologi, alam, budaya, serta aktivitas pemberdayaan masyarakat, tim Asesor juga melakukan kunjungan ke gedung Puslit Geopark Unpad. Puslit yang didirikan sejak 2016 ini bertujuan sebagai pusat kajian dan rujukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan pengelolaan sumberdaya geologi untuk harmonisasi kehidupan di tingkat lokal, nasional dan global.

“Kunjungan khususnya ke Puslit Geopark Unpad di Surade juga menjadi geosite yang penting sebagai pusat informasi riset yang dibangun Unpad untuk mendukung pengembangan geopark lainnya di Indonesia,” ujar Prof. Mega.

Selama mengunjungi gedung puslit, tim Asesor sangat terkesan terhadap keberadaan pusat penelitian dan aktivitas riset yang telah dilakukan Unpad. Riset tersebut dilakukan oleh dosen dan mahasiswa dari berbagai bidang ilmu yang ada di Unpad.

Guru besar Fakultas Teknik Geologi Unpad ini juga mengungkapkan, tim Asesor juga mengapresiasi upaya Unpad dalam melakukan pendanaan terhadap riset-riset tersebut. Sepanjang 2017, Unpad setidaknya sudah memberikan dana penelitian hampir 2,2 Miliar Rupiah untuk berbagai skema riset.

“Mereka juga sangat positif menilai karena beberapa riset-riset mahasiswa Doktor khususnya dari FTG melakukan juga riset-riset tentang Geopark, baik di Ciletuh, maupun geopark lainnya di Indonesia,” kata Prof. Mega.

Aktivitas riset di kawasan Ciletuh ini sudah lama dilakukan Prof. Mega sejak 13 tahun lalu. Fokus riset di Ciletuh ini terbagi menjadi 3 kajian, yaitu geodiversity, biodiversity, dan cultural diversity. Saat ini, penelitian di kawasan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu ini digawangi tiga guru besar Unpad, yaitu: Prof. Mega untuk penelitian geologi, Prof. Dr. Cece Sobarna, M.Hum., untuk penelitian di bidang budaya, serta Prof. Dr. Erri N. Megantara untuk penelitian di bidang biodversitas.

Sesuai komitmen Rektor dalam mendorong keberlanjutan riset di Ciletuh, Prof. Mega mengatakan, Unpad mengimbau kepada para peneliti untuk bisa mengambil peran melakukan riset dan program pengabdian kepada masyarakat, program KKNM-PPMD, serta program Profesor Masuk Desa.

Menurut Prof. Mega, penelitian di Ciletuh bukan hanya dilakukan satu kajian keilmuan saja, tetapi ditekankan pada multidisiplin ilmu, termasuk mencakup aspek sosial kemasyarakatan. Puslit Geopark sendiri akan mendukung penuh aktivitas riset di Ciletuh.

“Keberadaan Puslit ini juga sangat berkaitan dengan program unggulan Unpad lainnya spt Unpad-BUMN Center of Excellence, SDGs Center, Kawasan Sains dan Teknopark, serta Pengembangan kampus Pangandaran,” kata Prof. Mega.*

Laporan oleh Arief Maulana

Share this: