Sistem Internal yang Menunjang Perlu untuk Dorong Hasilkan Publikasi Internasional

Suasana Visiting World Class Professor bertajuk “Menyalakan Indonesia di Peta Ilmu Pengetahuan Dunia, Sumbangsih Ilmuwan Indonesia untuk Ibu Pertiwi” di Bale Rucita, Gedung Rektorat Unpad Kampus Jatinangor, Rabu (21/12). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

[Unpad.ac.id, 21/12/2016] Untuk menghasilkan penelitian dan publikasi internasional, selain perlu adanya dorongan individu yang kuat, dibutuhkan suatu sistem yang menunjang. Dukungan sistem termasuk juga terjadi di internal institusi itu sendiri.

Suasana Visiting World Class Professor bertajuk “Menyalakan Indonesia di Peta Ilmu Pengetahuan Dunia, Sumbangsih Ilmuwan Indonesia untuk Ibu Pertiwi” di Bale Rucita, Gedung Rektorat Unpad Kampus Jatinangor, Rabu (21/12). (Foto oleh: Tedi Yusup)*
Suasana Visiting World Class Professor bertajuk “Menyalakan Indonesia di Peta Ilmu Pengetahuan Dunia, Sumbangsih Ilmuwan Indonesia untuk Ibu Pertiwi” di Bale Rucita, Gedung Rektorat Unpad Kampus Jatinangor, Rabu (21/12). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

“Kita harus mempunya sistem yang menunjang, bukan hanya dari sisi sarana dan prasarana fisik,” kata Vedi R. Hadiz, Ph.D dari University of Melbourne Australia saat menjadi salah satu pembicara dalam Visiting World Class Professor bertajuk “Menyalakan Indonesia di Peta Ilmu Pengetahuan Dunia, Sumbangsih Ilmuwan Indonesia untuk Ibu Pertiwi” di Bale Rucita, Gedung Rektorat Unpad Kampus Jatinangor, Rabu (21/12).

Untuk itu, selain diperlukan adanya akses menuju sumber pustaka atau literatur mutakhir, dukungan dana penelitian internasional, dan dukungan sarana prasarana lainnya, hal yang paling penting adalah adanya sistem dari internal institusi yang menunjang. Misalnya, pemberian kesempatan yang lebih luas lagi kepada para dosen untuk melakukan penelitian.

Selain itu, dari segi individu, Vedi pun menekankan bahwa untuk menghasilkan suatu ide penelitian, tidak dengan hanya duduk atau diam dengan alasan mencari ilham. Ilham sendiri dapat muncul dari suatu upaya keras yang tengah dilakukan. Ilham bisa saja muncul ketika sedang “memaksakan” diri menulis.

“Mungkin saja isinya sampah. Tetapi lebih baik mulai dengan sampah daripada mulai dengan nol. Dari 100% yang Anda tulis itu, mungkin ada 10% yang bukan sampah. Dan itu yang akan menjadi dasar buat Anda mengembangkan pikiran yang mungkin akan menjadi sumbangan Anda bagi ilmu,” ujar Vedi.

ceramah-dikti-3-tediPembicara lain, Dr. Ahmad Daryanto dari Lancaster University Management School Inggris mengungkapkan bahwa selain faktor individual dan institusional, faktor lain yang mendorong adanya publikasi internasional adalah adanya national factor.

“Beberapa kali saya melihat national factor lebih mencuat daripada individual factor. Ada patriotisme disitu, bahwa kita harus mengalahkan mereka (negara luar),” ujar Ahmad Daryanto.

Vedi R. Hadiz dan Ahmad Daryanto merupakan peneliti asal Indonesia yang telah memiliki banyak pengalaman internasional. Acara Visiting World Class Professor ini dimoderatori oleh Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Dr. R. Widya Setiabudi Sumadinata, dan dihadiri oleh sejumlah pimpinan, dosen, staf, dan mahasiswa di lingkungan Unpad.*

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

Share this: