Perguruan Tinggi Tidak Boleh Terlena, dan Harus Terus Berlari Agar Bisa Bersaing di Era Globalisasi

Ketua Tim Indonesia Qualifications Framework (KKNI), Megawati Santoso, Ph. D., saat menjadi narasumber “Workshop Akuntabilitas Perguruan Tinggi dalam Konteks Masyarakat Ekonomi ASEAN” yang digelar Satuan Penjaminan Mutu (SPM) Unpad di Hotel Aston Primera, Senin (15/08). (Foto oleh: Dadan T.) *

[Unpad.ac.id, 15/08/2016] Sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum, selain “mengejar” otonomi, juga perlu memperhatikan akuntabilitas. Jangan sampai akuntabilitas menjadi tersisihkan karena pencarian otonomi.

Ketua Tim Indonesia Qualifications Framework (KKNI), Megawati Santoso, Ph. D., saat menjadi narasumber “Workshop Akuntabilitas Perguruan Tinggi dalam Konteks Masyarakat Ekonomi ASEAN” yang digelar Satuan Penjaminan Mutu (SPM) Unpad di Hotel Aston Primera, Senin (15/08). (Foto oleh: Dadan T.) *
Ketua Tim Indonesia Qualifications Framework (KKNI), Megawati Santoso, Ph. D., saat menjadi narasumber “Workshop Akuntabilitas Perguruan Tinggi dalam Konteks Masyarakat Ekonomi ASEAN” yang digelar Satuan Penjaminan Mutu (SPM) Unpad di Hotel Aston Primera, Senin (15/08). (Foto oleh: Dadan T.) *

“Yang dituntut adalah otonomi akademiknya, bukan otonomi kebebasan penggunaan semena-mena. Akuntabilitas harus clear sekali,” kata Ketua Tim Indonesia Qualifications Framework (KKNI), Megawati Santoso, Ph. D dalam acara “Workshop Akuntabilitas Perguruan Tinggi dalam Konteks Masyarakat Ekonomi ASEAN” yang digelar Satuan Penjaminan Mutu (SPM) Unpad di Hotel Aston Primera, Senin (15/08).

Dalam rangka akuntabilitas ini, salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah perlunya capaian pembelajaran (learning outcomes) yang akuntabel. Capaian pembelajaran dari masing-masing program studi, sebaiknya adalah capaian pembelajaran yang spesifik yang tidak dapat dilakukan oleh program studi lain.

“Akuntabilitas ini nyatakan dalam capaian pembelajaran, dan buktikan capaian pembelajaran ini dapat tercapai,” kata Megawati.

Selain itu, untuk dapat berdaya saing di era globalisasi, perguruan tinggi semestinya tidak terlena dengan apa yang sudah dimiliki saat ini. Perguruan tinggi semestinya dapat terus berlari untuk dapat bertahan dan bersaing di era globalisasi.

“Tidak peduli Unpad menjadi PTN BH sekarang, seberapa hebat Unpad sekarang, kalau tidak berlari mengejar terus kemajuan kualifikasinya, ya tidak bisa hidup di jaman globalisasi,” ujar Megawati.

Pembicara lain, Staf Ahli Bidang Akademik Kemenristekdikti, Prof. Dr. Paulina Panen, M.Is mengatakan bahwa perguruan tinggi memiliki peran dalam menghasilkan inovasi. Inovasi pun bukan hanya sekadar hasil riset, tetapi juga hilirisasi dan komersialisasi industri.

Saat ini, index inovasi Indonesia masih rendah,  berada di bawah Malaysia dan Singapura. Padahal, Indonesia memiliki sumber daya yang lebih banyak dari kedua negara tersebut, yang dapat menjadikan negara ini berpotensi untuk memiliki index inovasi yang tinggi.

Higher education menjadi bagian penting untuk meningkatkan competitiveness index,” ujar Prof. Paulina.

Acara ini diikuti oleh para Ketua Prodi di lingkungan Unpad. Kepala SPM Unpad, Dr. Hj. Rd. Funny Mustikasari Elita, M.Si. mengungkapkan bahwa acara ini digelar sebagai bagian dari upaya menata ulang dan memperbaharui kurikulum yang ada di Unpad, dengan menyesuaikannya pada peraturan Menristekdikti yang  terbaru.

“Lebih menyegarkan kurikulum Unpad, dari yang sudah ada ini ditataulang menjadi lebih baik. Terutama ini dikaitkan dengan peratuan-peraturan terbaru Permenristekdikti No.  44 Tahun 2015, juga berkaitan dengan Permen (tentang capaian pembelajaran) yang akan datang juga,”  ungkap Dr. Funny.

Lebih lanjut Dr. Funny mengungkapkan, dalam kegiatan ini diberikan pembekalan dalam merumuskan capaian pembelajaran menurut aturan terbaru yang berbasis KKNI. Setelah kegiatan ini, masing-masing program studi didorong untuk menata ulang rumusan capaian pembelajarannya.

“Dari capaian pembelajaran, nanti akan terlihat agenda –agenda penelitian apa yang relevan dengan kondisi capaian pembelajarannya Prodi,” ujar Dr. Funny.

Kemudian, akan dilanjutkan lagi dengan strategi 3 in one, dimana kegiatan dosen dan mahasiswa pun harus selaras dalam satu kesatuan kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi meliputi pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Acara ini dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Riset, Pengabdian Kepada Masyarakat, Kerja Sama, Inovasi, dan Usaha, Dr. Keri Lestari, S.Si., M.Si., Apt., dan dihadiri juga oleh Direktur Pendidikan
Prof. Dr. Budi Setiabudiawan, dr., Sp.A-K., M.Kes.*

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

Share this: