Penelitian Jangan Berakhir di Lembar Kerja, Tapi Hasilkan Inovasi yang Bermanfaat bagi Masyarakat

Seminar dan FGD “Membangun Pola Kemitraan Penelitian, Pengkajian, dan Percepatan Diseminasi dalam Rangka Menunjang Pertanian Modern” di Savoy Homann Bidakara Hotel, Bandung, Jumat (15/04). (Foto oleh: Dadan T.)*

[Unpad.ac.id, 15/04/2016] Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) didorong untuk melakukan kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi. Kerja sama ini perlu dilakukan agar pertanian Indonesia menuju ke arah modern, yang semata bukan hanya mengaplikasikan teknologi guna meningkatkan produktivitas, tetapi juga memberikan manfaat bagi seluruh lapisan masyarakat.

Seminar dan FGD  “Membangun Pola Kemitraan Penelitian, Pengkajian, dan Percepatan Diseminasi dalam Rangka Menunjang Pertanian Modern” di Savoy Homann Bidakara Hotel, Bandung, Jumat (15/04). (Foto oleh: Dadan T.)*
Seminar dan FGD “Membangun Pola Kemitraan Penelitian, Pengkajian, dan Percepatan Diseminasi dalam Rangka Menunjang Pertanian Modern” di Savoy Homann Bidakara Hotel, Bandung, Jumat (15/04). (Foto oleh: Dadan T.)*

“Banyak hasil penelitian pertanian di perguruan tinggi yang belum diimplementasikan kepada masyarakat,” kata Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Ir. E. Herman Khaeron, M.Si., saat menjadi pembicara pada Seminar dan focus group discussion “Membangun Pola Kemitraan Penelitian, Pengkajian, dan Percepatan Diseminasi dalam Rangka Menunjang Pertanian Modern” di Savoy Homann Bidakara Hotel, Bandung, Jumat (15/04).

Seminar dan FGD ini digelar atas kerja sama Fakultas Pertanian Unpad dengan Balitbang. Selain Herman, ada dua pembicara lain yaitu: Kepala Balitbangtan Dr. Ir. Muhammad Syakir, M.S., serta , Dekan Fakultas Pertanian Unpad Dr. Ir. Sudarjat, M.P. Acara ini dihadiri oleh 100 peserta yang terdiri dari Dekan Fakultas Pertanian dari seluruh Indonesia, akademisi, pejabat SKPD, hingga peneliti dari Balitbangtan. Acara dibuka secara resmi oleh Rektor Unpad Prof. Tri Hanggono Achmad.

Menurut Herman, kampus dipandang efektif sebagai media untuk melahirkan berbagai inovasi. Kemitraan ini bukan hanya dibangun secara personal dengan satu atau beberapa peneliti, melainkan denga institusi perguruan tinggi secara keseluruhan.

“Ini yang terus kami di DPR dorong untuk melakukan kemitraan dengan berbagai disiplin ilmu,” tambahnya.

Keniscayaan pertanian modern, kata Herman, adalah untuk menjawab berbagai masalah yang selama ini menjadi persoalan krusial dalam sistem pertanian Indonesia. Untuk itu, upaya ini harus menjadi tujuan bersama baik pemerintah, pelaku pertanian, hingga akademisi.

Dengan demikian, kerja sama penelitian yang nanti akan dihasilkan bukan sebatas berakhir di pelaporan atau lembar kerja, tetapi terminal akhirnya ialah menghasilkan berbagai karya inovasi. Teknologi tersebut, menurut Syakir dapat dikelola secara efektif dan efisien, ramah lingkungan, dan mampu memberikan kesejahteraan masyarakat.

Penguatan sektor inovasi melalui kerja sama dengan perguruan tinggi juga harus didukung dengan penguatan sektor lainnya. Herman mengatakan, peningkatan insentif bagi peneliti juga harus diperhatikan guna mendorong peneliti lebih mampu menghasilkan inovasi.

Terkait dengan kerja sama ini Sudarjat mengatakan, perguruan tinggi memiliki peran yang sama dalam pengelolaan pertanian modern. “Semua perguruan tinggi perannya sama. Tidak ada dikotomi perguruan tinggi terkait siapa yang paling berhak mengerjakan,” kata Sudarjat.

Hal terpenting dari kerja sama ini ialah setiap perguruan tinggi memiliki memiliki satu fokus penelitian komoditas unggulan yang didasarkan pada kearifan lokal wilayahnya sehingga, kerja sama yang dilakukan perguruan tinggi di satu wilayah dengan Balitbang akan terfokus pada satu produk unggulan.

“Inovasi yang dicari akan jelas dan terarah, tidak mandeg dan berputar-putar,” kata Sudarjat.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

Share this: