Prof. Dulmi’ad Iriana, “Jika Politik Perikanan Tidak Taktis dan Visioner, Globalisasi Akan Gilas Perikanan Indonesia”

Prof. Dr. Dulmi'ad Iriana (Foto oleh: Purnomo Sidik)*

[Unpad.ac.id, 23/02/2016] Sumberdaya perikanan harus mampu dimanfaatkan sebesar-besarnya oleh bangsa Indonesia sendiri. Pembangunan perikanan harus mampu “menggusur kemiskinan” dan bukan “menggusur orang miskin”.

Prof. Dr. Dulmi'ad Iriana (Foto oleh: Purnomo Sidik)*
Prof. Dr. Ir. H. Dulmi’ad Iriana (Foto oleh: Purnomo Sidik)*

Hal tersebut disampaikan Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Unpad, Prof. Dr. Ir. H. Dulmi’ad Iriana saat menyampaikan Kuliah Wada berjudul “Politik Perikanan dalam Menghadapi Tantangan Global” di Bale Sawala Gedung Rektorat Unpad kampus Jatinangor, Selasa (23/02). Kuliah Wada ini disampaikan dalam rangka purnabakti Prof. Dulmi’ad.

Dalam kuliahnya, Prof. Dulmi’ad menyampaikan bahwa globalisasi akan siap menggilas sektor perikanan jika politik perikanan tidak bergerak cepat, taktis, visioner, dan berpihak kepada masyarakat perikanan sendiri. Politik perikanan sendiri harus diarahkan pada penyelamatan potensi, peningkatan sarana dan prasarana, peningkatan kualitas SDM perikanan, penanganan hasil yang baik, penguatan organisasi, serta perbaikan pendidikan perikanan dan bidang lainnya.

Pelestarian sumber daya perikanan pun bukan monopoli Kementerian Kelautan dan Perikanan, tetapi harus menjadi kewajiban semua unsur, mulai dari nelayan, TNI, Polri, penegak hukum, hingga masyarakat umum, sebagai bagian dari ketahanan masyarakat semesta.

Prof. Dulmi’ad memaparkan, salah satu upaya pencegahan praktik illegal fishing dan perusakan lingkungan, adalah dengan menempatkan TNI bersama nelayan di pulau-pulau terluar dengan dibekali keterampilan menangkap ikan. “Dengan mengembangkan pulau-pulau terluar sebagai basis perikanan potensial, segala upaya illegal dan perusakan lingkungan dapat dicegah, atau paling sedikit dapat dikurangi,” ungkapnya.

Hasil tangkapan mereka pun harus dijemput dan dibeli secara rutin dengan harga yang pantas oleh kapal-kapal pengangkut milik pemerintah atau swasta untuk dibawa ke pusat-pusat konsumen atau pusat pelaksana ekspor. Dengan demikian, baik nelayan maupun petugas keamanan akan mendapatkan pendapatan tambahan.

humas unpad 2016_02_23 EOS 7D 11_07_31 00097895humas unpad 2016_02_23 EOS 7D 09_33_57 00097805Berdasarkan Undang-undang Pertahanan Nasional, TNI berperan menjaga NKRI dari rongrongan luar. Dengan dibekali keterampilan menangkap ikan dan ditempatkan bersama nelayan, maka disamping produksi ikan akan naik, fungsi pertahanan masyarakat semesta pun akan terjalin dengan saling menguntungkan semua pihak.

Acara ini turut dihadiri oleh Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad, Dekan FPIK Unpad, Dr. Ir. Iskandar, M.Si, serta dosen, staf, dan mahasiswa FPIK Unpad. Dalam sambutannya, Dr. Iskandar mengungkapkan bahwa Prof. Dulmi’ad merupakan angkatan pertama sekaligus lulusan pertama pada Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Unpad. Prof. Dulmi’ad juga merupakan Doktor pertama dan Guru Besar pertama di Jurusan Perikanan Unpad. Prof. Dulmi’ad telah mengabdi di Unpad selama 50 tahun.*

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

Share this: