Perguruan Tinggi Miliki Multi Peran dalam Sustainable Development Goals

Deputi Menteri PPN/Kepala Bappenas Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Dr. Ir. Rr. Endang Murniningtyas, M.Sc., saat menjadi pembicara pada Seminar dan Lokakarya Nasional “Sinergitas Nawa Cita dan Sustainable Development Goals” di Bale Sawala Unpad Kampus Jatinangor, Jumat (20/11). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

[Unpad.ac.id, 20/11/2015] Indonesia bersiap melakukan perubahan pola pembangunan dari Millennium Development Goals (MDG’s) menuju Sustainable Development Goals (SDG’s). Persiapan perubahan ini membutuhkan kerja sama dengan berbagai pihak. Lalu, seperti apa peran Perguruan Tinggi dalam mendukung SDG’s?

Deputi Menteri PPN/Kepala Bappenas Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Dr. Ir. Rr. Endang Murniningtyas, M.Sc., saat menjadi pembicara pada Seminar dan Lokakarya Nasional “Sinergitas Nawa Cita dan Sustainable Development Goals” di Bale Sawala Unpad Kampus Jatinangor, Jumat (20/11). (Foto oleh: Tedi Yusup)*
Deputi Menteri PPN/Kepala Bappenas Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Dr. Ir. Rr. Endang Murniningtyas, M.Sc., saat menjadi pembicara pada Seminar dan Lokakarya Nasional “Sinergitas Nawa Cita dan Sustainable Development Goals” di Bale Sawala Unpad Kampus Jatinangor, Jumat (20/11). (Foto oleh: Tedi Yusup)*

“Pendidikan merupakan leader di dalam membentuk kader-kader pembangunan berkelanjutan,” kata Deputi Menteri PPN/Kepala Bappenas Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Dr. Ir. Rr. Endang Murniningtyas, M.Sc., saat menjadi pembicara pada Seminar dan Lokakarya Nasional “Sinergitas Nawa Cita dan Sustainable Development Goals” di Bale Sawala Unpad Kampus Jatinangor, Jumat (20/11).

Kegiatan ini digelar atas kerja sama Universitas Padjadjaran dengan Kementrian PPN/Bappenas yang dihadiri oleh perwakilan perencana Bappeda di seluruh wilayah Indonesia, guru besar, dan mahasiswa. Turut hadiri pembicara Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unpad Prof. Armida Alisjahbana, Direktur Eksekutif Walhi Abetnego Tarigan, Timotheus Lesmana W, PhD., Ir. M. Ridlo Eisy, dan Dr. Nurhayati Ali Assegaf.

Endah menuturkan, melalui kegiatan Tridharma, perguruan tinggi memiliki multi peran dalam SDG’s. Peran tersebut direpresentasikan dari platform perguruan tingi yang meliputi fungsi edukasi dan penelitian, penggagas kebijakan dasar terkait SDG’s, hingga media implementasi SDG’s kepada masyarakat.

Platform tersebut, kata Endah, dapat dielaborasi dengan platform global universitas di dunia terkait SDG’s. Pada tingkat global saat ini telah muncul platform higher education sustainability initiatiive. Platform yang lahir guna mendukung SDG’s ini telah diadopsi oleh 272 universitas dari 47 negara di dunia.

“Salah satu kegiatan pada platform ini adalah mendorong riset pada pembangunan berkelanjutan, serta berlomba-lomba untuk menjadi green campus,” kata Endah.

Dengan elaborasi kedua platform tersebut, Endah optimis implementasi SDG’s dapat menyasar hingga sektor masyarakat. Untuk itu, setiap perguruan tinggi di Indonesia diharapkan saling bekerja sama menyusun agenda bersama. “Platform ini bisa menjadikan satu kesatuan,” terang Endah.

Sebagai informasi, pola SDG’s yang telah diteken Pemerintah RI pada September lalu menyasar peningkatan tiga pilar, yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan. Program ini mencakup 17 gol dan 169 target pembangunan. Program ini akan berjalan selama 15 tahun ke depan.

Dengan memiliki 17 gol pembangunan, Endah mengharapkan setiap perguruan tinggi punya golnya masing-masing sesuai ciri khas kompetensi yang diunggulkan. “Universitas juga harus membentuk center of excellence yang disesuaikan dengan ciri khasnya,” kata Endah.

Sementara Prof. Armida mengatakan, peran universitas dalam menyukseskan program SDG’s juga dapat dilakukan melalui pendekatan inovasi. Pendekatan ini menurutnya menjadi langkah efektif dalam mendukung pembangunan berkelanjutan.

“Pendekatan inovasi ini sangat diharapkan jika kita ingin benar-benar mengimplementasikan SDG’s langsung ke masyarakat,” kata Prof. Armida.

Terkait dengan sinergi dengan program Nawa Cita yang digagas Presiden RI Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla, Abetnego menerangkan, menerjemahkan program Nawa Cita ke dalam program SDG’s harus dilakukan secara komprehensif. Sebab, masih ada program di Nawa Cita yang perlu dilakukan transisi untuk sejajar dengan program SDG’s.

“Ini juga membutuhkan sinkronisasi antara Nawa Cita dan program Pemerintah lain terkait SDG’s. Ini yang harus dikawal oleh Bappenas,” kata Prof. Armida.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

Share this: