Realisasi Proyek Infrastruktur Jadi Kunci Dorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Kiri ke kanan: Anhar Fauzan Priyono, SE., ME (moderator), Dr. Achmad Kemal Hidayat, Budiono, PhD., dan Dudi Dermawan Saputra pada kegiatan Unpad Merespons di Executive Lounge Unpad, Jln. Dipati Ukur 35 Bandung, Rabu (21/10). (Foto oleh: Tedi Yusup)

[Unpad.ac.id, 21/10/2015] Percepatan realisasi belanja pemerintah untuk implementasi proyek-proyek infrastruktur menjadi kunci dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2015. Melihat ada kemajuan dari perkembangan sejumlah proyek infrastruktur yang direncanakan, Bank Indonesia optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan semakin membaik.

Kiri ke kanan: Anhar Fauzan Priyono, SE., ME (moderator), Dr. Achmad Kemal Hidayat, Budiono, PhD., dan Dudi Dermawan Saputra pada kegiatan Unpad Merespons di Executive Lounge Unpad, Jln. Dipati Ukur 35 Bandung, Rabu (21/10). (Foto oleh: Tedi Yusup)
Kiri ke kanan: Anhar Fauzan Priyono, SE., ME (moderator), Dr. Achmad Kemal Hidayat, Budiono, PhD., dan Dudi Dermawan Saputra pada kegiatan Unpad Merespons di Executive Lounge Unpad, Jln. Dipati Ukur 35 Bandung, Rabu (21/10). (Foto oleh: Tedi Yusup)

Hal tersebut dikatakan Dudi Dermawan Saputra, Deputi Direktur Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah Bank Indonesia, saat menjadi narasumber pada kegiatan Unpad Merespons bertema “Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah dan Dampaknya” di Executive Lounge Gedung II Universitas Padjadjaran, Jln. Dipati Ukur 35 Bandung, Rabu (21/10). Diskusi ini menghadirkan pula narasumber dosen Fakultas Ekonomi & Bisnis Unpad, Dr. Achmad Kemal Hidayat, SE., MSc dan Budiono, SE., MA., PhD., dan moderator Anhar Fauzan Priyono, SE., ME.

“Kami optimis, pertumbuhan ekonomi pada Semester II 2015 akan membaik. Hal ini didukung oleh konsistensi pemerintah dalam mendorong reformasi struktural melalui berbagai paket kebijakan ekonomi dan realisasi proyek-proyek infrastruktur, serta meningkatnya penyaluran kredit perbankan,” ujar Dudi Dermawan, yang juga mahasiswa program Doktor Unpad.

Lebih lanjut Dudi Dermawan mengatakan, kemajuan proyek infrastruktur pemerintah di triwulan III tahun ini terus menunjukan peningkatan. Contohnya, pembangunan beberapa proyek jalan tol dengan dukungan pendanaan BUMN menunjukkan perkembangan yang cukup baik, pembangunan proyek energi 35 Ribu Megawatt mencapai 19% dan masuk dalam masa konstruksi, proyek 21 pelabuhan dan 12 bandara dalam tahap konstruksi terbatas, serta beberapa proyek waduk dan bendungan sudah dalam tahap konstruksi.

Sementara Budiono, PhD., menilai, sempat menguatnya nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar pada dua bulan terakhir ini tidak terkait dengan empat Paket Kebijakan Ekonomi yang diluncurkan pemerintah sejak awal September 2015 lalu.

“Fluktuasinya bukan karena paket. Bisa diperhatikan, saat paket pertama dan kedua diluncurkan, rupiah masih melemah. Sebelum paket ketiga diluncurkan, ada penguatan. Begitu paket keempat diluncurkan, justru melemah lagi. Jadi tidak ada kaitan kronologi. Paket kebijakan ekonomi ini belum efektif, terutama dalam jangka pendek, masih butuh waktu untuk pembuktian,” ujar Budiono.

Dr. Achmad Kemal Hidayat menjelaskan, pergerakan nilai tukar mata uang sebuah negara disebabkan oleh banyak hal, antara lain inflasi, tingkat bunga, defisit neraca berjalan, harga komoditas, hutang pemerintah, intervensi pemerintah, aksi spekulasi, serta stabilitas politik dan kinerja ekonomi.

Di penutup diskusi, Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad, mengatakan, diskusi Unpad Merespons ini merupakan salah satu upaya perguruan tinggi hadir di tengah masyarakat. “Unpad berkomitmen memberi maslahat bagi masyarakat. Unpad harus memberi manfaat, memiliki dampak baik kepada masyarakat,” ujar Rektor. *

Lampiran:

Laporan oleh: Erman

Share this: