Kepentingan Ekonomi Seringkali Menggeser Upaya Konservasi Perikanan

[Unpad.ac.id, 20/15/2015] Perhatian pada konservasi di bidang perikanan masih belum sebesar bila dibandingkan dengan perhatian pada permasalahan ekonomi. Seringkali kepentingan ekonomi lebih diutamakan daripada apa yang perlu diupayakan untuk konservasi.

Logo Unpad *
Logo Unpad *

Hal tersebut disampaikan Dr. Estu Nugroho dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan saat menjadi salah satu pembicara utama pada Forum Nasional Pemulihan dan Konservasi Sumber Daya Ikan ke-5, di Bale Sawala Gedung Rektorat Unpad Jatinangor, Selasa (20/10). Acara ini digelar atas kerja sama Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Unpad dengan Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumber Daya Ikan Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Selain Dr. Estu, bertindak sebagai pembicara utama yaitu Direktur Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Pesisir dan Laut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Dr. Heru Waluyo, M. Com dan Prof. Dr. Rosmawaty Peranginangin dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan.

Belum sebandingnya bobot antara konservasi dan ekonomi, dicontohkan Dr. Estu diantaranya mengenai perlindungan ikan napoleon yang sudah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI No. 37 tahun 2013. Dalam keputusan tersebut sudah jelas disebutkan jenis dan berat ikan yang boleh dipanen/dijual. Meski sudah jelas diputuskan, tetapi masalah timbul ketika banyak ditemukan ikan tersebut di Natuna yang nilainya mencapai Rp 126 M.

“Artinya apa? Yang sudah diputuskan oleh konservasi masih kalah oleh masalah ekonomi,” tutur Dr. Estu.

Pada kegiatan konservasi, Dr. Estu mengungkapkan bahwa semestinya basis konservasi adalah kepentingan ekonomi masyarakat, dengan strategi yang melibatkan unsur kearifan lokal, agama, dan riwayat sejarah. Selain itu, diperlukan juga strategi pelaksanaan konservasi yang menerapkan teknologi penyimpanan materi genetik dan pembuatan data base sumber daya genetik.

“Pelaksanaan konservasi perlu diperkuat dengan basis peningkatan peranan bidang ekonomi, kesadaran masyarakat, serta lembaga tertentu secara lebih terfokus,” ujarnya.

Dalam menjaga keamanan sumber daya genetik, Dr. Estu memaparkan sejumlah ancaman yang dihadapi. Seperti kerusakan habitat akibat pencemaran dan pembangunan, persaingan antar spesies, dan kegiatan perikanan yang berlebihan atau tidak sesuai.

Pembicara lain, Dr. Heru mengatakan bahwa untuk menjaga keberlanjutan fungsi ekosistem perikanan dan kelautan, ada tiga hal yang harus diperhatikan. Yaitu ekonomi, lingkungan, dan sosial. “Ketiga hal ini harus tumbuh dan berkembang secara seimbang,” tuturnya.*

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh

Share this: