Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Perlu Pendekatan Komprehensif

Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian, Dr. Ir. Agung Hendriadi, M. Eng., saat membacakan keynote speech Menteri Pertanian pada 2nd International Conference on Sustainable Agriculture and Food Security di Bale Sawala Unpad Jatinangor, Senin (12/10). (Foto oleh: Tedi Yusup)

[Unpad.ac.id, 12/10/2015] Pembangunan sektor pertanian berkelanjutan memerlukan pendekatan komprehensif, tidak bisa sekadar mengutamakan aspek pertanian saja. Ada subsistem ketersediaan yang antara lain meliputi intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian, impor, dan stok pangan. Ada subsistem aksesibilitas yang meliputi distribusi, transportasi, infrastruktur pasar, dan subsistem kegunaan/konsumsi yang meliputi gaya hidup/sikap masyarakat, sanitasi, kualitas pangan, dll.

Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian, Dr. Ir. Agung Hendriadi, M. Eng., saat membacakan keynote speech Menteri Pertanian pada 2nd International Conference on Sustainable Agriculture and Food Security di Bale Sawala Unpad Jatinangor, Senin (12/10). (Foto oleh: Tedi Yusup)
Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian, Dr. Ir. Agung Hendriadi, M. Eng., saat membacakan keynote speech Menteri Pertanian pada 2nd International Conference on Sustainable Agriculture and Food Security di Bale Sawala Unpad Jatinangor, Senin (12/10). (Foto oleh: Tedi Yusup)

Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian, Dr. Ir. Agung Hendriadi, M. Eng., mengatakan hal tersebut saat membacakan keynote speech Menteri Pertanian Republik Indonesia pada 2nd International Conference on Sustainable Agriculture and Food Security di Bale Sawala Unpad Jatinangor, Senin (12/10).

“Jadi ini bukan hanya soal pertaniannya, ada persoalan distribusi dan konsumsi. Mari bantu kami,” ujar Agung Hendriadi.

Agung kemudian memaparkan contoh di tanaman padi. Masih ada persoalan bibit yang 40% masih belum memiliki sertifikasi, pestisida sebagian masih impor, infrastruktur pertanian yang sekitar 40% membutuhkan perbaikan, jumlah sumber daya yang terus menurun, serta teknologi yang belum merata di seluruh Indonesia. Di aspek aksesibilitas ada tahapan penyimpanan, proses, transportasi, dan pemasaran. Dengan kondisi geografis yang ada, distribusi di Indonesia bukanlah perkara mudah. Lalu pada aspek konsumsi, masyarakat Indonesia memiliki ketergantungan sangat tinggi terhadap ketersediaan beras.

Konferensi ini dibuka oleh Rektor Universitas Padjadjaran, Prof. Tri Hanggono Achmad. Dalam sambutannya, Rektor mengatakan, tantangan menciptakan pertanian yang berkelanjutan dan menyediakan makanan yang berkualitas merupakan salah satu tanggung jawab akademisi. Unpad juga telah berkomitmen, aktivitas kampus harus berdampak pada masyarakat, tidak berhenti pada kertas penelitian. Dan untuk mendorong hal tersebut, lanjut Rektor, maka harus dilakukan kolaborasi dengan berbagai pihak termasuk pemerintah, pengusaha, dan juga media sebagai penyebar hasil-hasil penelitian ke masyarakat.

humas unpad 2015_10_12 EOS 7D 09_33_51 00066686Ketua Panitia Konferensi, Ir. Mimin Muhaemin, M.Eng. PhD., mengatakan, ada 180 makalah dari 12 negara yang masuk ke panitia. Beberapa diantaranya akan dipresentasikan di konferensi ini. Konferensi ini terselenggara atas kerja sama 4 fakultas di Unpad, yaitu Fakultas Pertanian, Fakultas Peternakan, Fakultas Teknologi Industri Pertanian, dan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

Konferensi ini menghadirkan pembicara internasional antara lain Prof. Giacomo Biagi (Animal Production dari Universita di Bologna, Italia), Prof. Marie Helena Famelart (Dairy Science and Technology dari Agrocampus Ouest, Prancis), Dr. Paul Barber (Remote Sensing for Plant Health Monitoring dari Murdoch University, Australia), Prof. Florin Stanica (Horticulture dari USAMV Buchuresti, Rumania), Dr. Milan P. Petrovic (Genetics and Breeding Institue of Animal Husbandry, Serbia), Dr. Ferry Jie (Supply Chain Management dari RMIT University, Australia), Prof. Hassan M. El Shaer (Center of Excellency for Biosaline Agriculture Dessert Research Center, Mesir), dan sejumlah pembicara dari Unpad, yaitu Prof. Nurpilihan Bafdal, Prof. Sri Bandiati, Dr. Iskandar, dan Dr. Noor Istifadah. *

Laporan oleh: Erman

Share this: