Dr. Yus Nugraha, MA, “Karakter Unggul Entrepreneur Bermanfaat untuk Berbagai Profesi”

Dr. Yus Nugraha, MA (Foto: Tedi Yusup)*

[Unpad.ac.id, 24/07/2015] Untuk menjadi wirausahawan sukses, seseorang perlu memiliki sejumlah ciri-ciri yang secara tipikal dikaitkan dengan karakter unggul. Ciri-ciri ini tidak hanya dapat bermanfaat bagi seseorang dalam berwirausaha (atau bahkan berdagang), tetapi juga dapat bermanfaat pada setiap bidang profesi dan aspek kehidupan.

Dr. Yus Nugraha, MA (Foto oleh: Tedi Yusup)*
Dr. Yus Nugraha, MA (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Hal tersebut diyakini oleh dosen Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran, Dr. Yus Nugraha, MA. “Ciri-ciri unggul dari seorang wirausaha itu ternyata tidak hanya perlu dimiliki oleh seorang wirausaha dalam menjalankan bisnisnya, akan tetapi juga sebagai ciri-ciri pada bidang profesi lainnya,” ujar Dr. Yus saat ditemui di ruang kerjanya beberapa waktu lalu.

Salah satu contohnya adalah pada Bidang Kedokteran, bukan berarti seorang Dokter harus berbisnis dengan kompetensinya, akan tetapi ciri-ciri atau sifat-sifat unggul seorang wirausahawan dapat diterapkan dalam menjalankan profesinya sebagai seorang dokter. Begitu juga pada bidang profesi lainnya.

Dr. Yus menyebutkan, ciri atau sifat unggul tersebut diantaranya adalah ia memiliki internallocus of control, artinya bahwa seorang wirausahawan percaya bahwa dirinya mampu mengendalikan nasibnya sendiri, tidak tergantung pada adanya dorongan atau rangsangan dari luar dirinya.

Selain itu, ia memiliki high need for achievement, dimana ia sangat termotivasi untuk bertindak secara pribadi untuk mencapai tujuan-tujuan yang sangat menantang. “Ini bisa diterapkan oleh siapapun dan profesi apapun, bahwa saya harus mencapai prestasi yang telah saya tetapkan,” tutur Ketua Departemen Psikologi Industri dan Organisasi (PIO) Fakultas Psikologi Unpad ini.

Ciri berikutnya dari seorang wirausahawan yaitu keinginan untuk selalu dan terus belajar, terutama belajar dari pengalaman orang lain. Bukan hanya belajar untuk berhasil, akan tetapi yang lebih penting lagi adalah bagaimana belajar untuk bangkit dari kegagalan. Hal lainnya adalah ia bukan saja harus memiliki sikap terbuka terhadap feedback dari orang lain, melainkan berani untuk meminta pendapat orang lain akan sikap dan perilakunya dalam berwirausaha. Dengan demikian ia tidak merasa bahwa dirinya yang paling benar sendiri.

Seorang pengusaha juga pada dasarnya adalah seorang risk taker. Bukan berarti sembarangan mengambil risiko, akan tetapi risiko moderat yang sudah dipertimbangkan dengan matang. “Risk taker bisa dilakukan oleh siapapun dalam bidang profesi apapun, artinya saya mengetahui dan sadar akan kelemahan dan kelebihan diri, sehingga mengetahui setiap langkah yang akan diambil dengan risikonya,” jelas Dr. Yus.

Disamping itu, ia mampu menemukan celah dan peluang di saat suasana tidak menentu. Tolerance for ambiguity-nya cukup tinggi. Artinya, ia mampu dengan sabar menghadapi situasi ketidaktentuan, yang mungkin bagi orang lain adalah suatu hambatan. Hal ini menuntut seseorang untuk kreatif dan inovatif. Menurut Dr. Yus, risk taker dan tolerance for ambiguity merupakan dua ciri utama seorang pengusaha.

Dr. Yus pun menyebutkan, bahwa sangat penting untuk membentuk karakter unggul seorang wirausahawan di setiap individu. “Biasanya apabila mereka telah mengenal dan menyadari ciri-ciri unggul seorang wirausahawan, kecenderungan untuk terjun langsung dalam dunia bisnis akan lebih besar,” ujar Dr. Yus yang mendalami mengenai Psikologi Kewirausahaan.

Dalam Psikologi Kewirausahaan, dikaji teori-teori Psikologi yang berkaitan dengan berbagai kajian ilmu lainnya, khususnya dalam pengembangan jiwa kewirausahaan. Dengan demikian, ilmu ini dapat dimanfaatkan dalam membantu mengembangkan orang lain untuk mencapai tujuannya.

“Kami membentuk mahasiswa ke arah jiwa seorang entrepreneur, dikenali minat, motivasi dan intensinya, dikaitkan dengan orientasi masa depan dirinya. Bagaimana menetapkan suatu tujuan dengan sistematis sejalan dengan orientasi akademisnya, sehingga akan sangat beruntung bagi mahasiswa yang telah memulai bisnisnya sejak masih menjadi mahasiswa, baik melalui PMW maupun secara pribadi, karena akan menjadi added-value bagi dirinya begitu lulus sebagai sarjana,” tutur Dr. Yus yang sudah tertarik berwirausaha sejak ia masih duduk di bangku Sekolah Dasar.

Menurutnya, ada kelebihan tersendiri bagi mereka yang sudah memulai aktivitas berwirausaha sejak menjadi mahasiswa. Selain mahasiswa sebagai insan akademis yang haus akan ilmu dan tantangan, mereka pun akan mampu menciptakan karya inovatif dan kreatif. Selain itu, kampus akan menjadi arena uji trial & error dirinya dalam menerapkan proses bisnisnya, beriringan dengan prestasi akademisnya, sebelum dirinya lulus sarjana.

“Diharapkan, nanti ketika lulus sebagai sarjana, mereka telah memiliki bekal bagi kemandirian hidupnya, sehingga ia tidak akan menjadi pencari kerja (job seeker) akan tetapi menjadi pencipta lapangan kerja bagi orang lain (job creator),” harap pria kelahiran Sukabumi, 9 Juli 1960 ini.

Dr. Yus sendiri sudah lama terlibat dalam berbagai kegiatan Kewirausahaan di Unpad, sejak Program Pengembangan Budaya Kewirausahaan (PPBK) diluncurkan. Ia pernah aktif dalam   DP3M Depdiknas, pernah mengetuai Program KKN-Kewirausahaan di LPPM Unpad, dan pernah menjabat sebagai sekretaris PMW Unpad. Berbagai pelatihan mengenai Kewirausahaan pun pernah ia ikuti, baik TOT (Training of Trainer) untuk mahasiswa maupun dosen di lingkungan Unpad.

Beberapa penelitian pun telah ia lakukan terkait dengan perilaku wirausaha. Salah satunya, adalah penelitian disertasinya tentang pengaruh Sistem Nilai Kasundaan (SNK) terhadap keberhasilan para pengusaha Sunda UMKM di Jawa Barat. SNK terdiri dari dimensi Cageur, Bageur, Bener, Pinter dan Singer (CBBPS). Dari hasil penelitian diketahui bahwa Bener dan Singer merupakan dua dimensi dominan yang menentukan keberhasilan pengusaha Sunda di Jawa Barat.

“Saya ingin melihat, apakah nilai-nilai yang telah berakar pada masyarakat Sunda di Jawa Barat yang dikenal dengan SNK berpengaruh dalam menjalankan usahanya. Ternyata dimensi Bener dan Singer yang cukup memberikan pengaruh yang kuat dan dominan terhadap keberlangsungan usahanya selama ini,” ungkap Dr. Yus.

Kedepannya, penelitian yang akan ia lakukan adalah mengenai kepemimpinan urang Sunda dengan berdasarkan kepada nilai-nilai Asta Guna. “Apakah sebenarnya pada delapan ciri-ciri Kepemimpinan urang Sunda ini juga mengandung nilai-nilai SNK yang cukup mendukung keberhasilannya sebagai pengusaha?” ujarnya.

Saat ini, berbagai aktivitas wirausaha pun tengah dijalaninya, diantaranya ia mengelola CV. Adekaka, yang meliputi berbagai merek dagang seperti Dasemarck (pepes ikan mas duri lunak non-presto), Di-nain (kantin Mahasiswa Fakultas Psikologi-Unpad, Sablon/cetakan), Da-Nine (fashion dan souvenir), serta DC-9 (Dayung Corner-Mobile Canteen).

Selain itu, ia aktif dalam berbagai organisasi profesi, seperti sebagai Wakil Ketua Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi (APIO) Bandung, Ketua Wilayah, Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) Jawa Barat, dan sebagai Koordinator Kerja sama Fakultas Psikologi, Unpad. “Saya memang suka berorganisasi, sejak menjadi mahasiswa tahun 1980an,” Dr. Yus menambahkan.*

Laporan oleh : Artanti Hendriyana / eh

Share this: