Faperta Unpad dan Australian Rural Leadership Foundation Bahas Agriculture Leadership di Indonesia dan Australia

[Unpad.ac.id, 08/06/2015] Indonesia dan Australia memiliki pola tersendiri dalam hal pengembangan sektor pertaniannya. Di sisi lain, sektor ini sama-sama berperan dalam peningkatan ekonomi di dua negara tersebut.

CEO_ARLP
CEO of the ARL Foundation Australia, Matt Linnegar menyampaikan paparannya dihadapan peserta seminar “Rural Leadership: A Requirement for Rural Sustainable Development”, Senin (08/06) di Auditorium Student Center Fakultas Pertanian Unpad, Jatinangor. (Foto: Tedi Yusup)

Demikian hal tersebut disampaikan dalam seminar “Rural Leadership: A Requirement for Rural Sustainable Development”, Senin (08/06) di Auditorium Student Center Fakultas Pertanian Unpad Kampus Jatinangor. Acara tersebut digelar oleh Departemen Sosial Ekonomi Pertanian Faperta Unpad bekerja sama dengan Australian Rural Leadership Foundation.

Seminar ini diisi oleh diskusi dan tukar pikiran mengenai agriculture leadership di Indonesia dan Australia. Pada sesi diskusi panel menghadirkan Dika Supyandi, S.P., MDP., Dosen Faperta Unpad, Buyan dari Hikmah Farm, H. Supriatnadinuri dari Kelompok Tani Kopi Hutan Malabar, Setia Irawan dari Pesantren Al Ittifaq, serta Sofyan dari Gapoktan Katata. Dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor Bidang Penelitan dan Pengabdian Masyarakat dan Kerja Sama Unpad, Dr. med. Setiawan, dr.

Seminar ini dihadiri oleh 33 peserta Program Australian Rural Leadership Program (ARLP). Selama di Jawa Barat delegasi berkunjung ke beberapa pelaku usaha pertanian di Ciwidey dan Pangalengan dengan fasilitaor dari tim Departemen Sosial Ekonomi Pertanian Unpad.

Kunjungan tersebut dilakukan untuk mengetahui bentuk kepemimpinan organisasi seperti apa yang menjadi kunci keberhasilan para pelaku bisnis tersebut dalam menjalankan usaha agribisnisnya. Program ini diikuti oleh perwakilan stakeholder di Australia yang diharapkan dapat bekerja sama untuk kemajuan sektor pedesaan di Asutralia.

Matt Linnegar, CEO of the ARL Foundation mengungkapkan, kunjungan ARLP ke Indonesia adalah untuk bertukar pendapat dan pengalaman mengenai manajemen pengelolaan pertanian di Indonesia.

“Kunjungan ini adalah sebuah tantangan terhadap tempat yang baru. Kami ingin memahami peluang dan kesulitan mengenai agriculture leadership di Indonesia,” terangnya.

Tracey Morris, perwakilan peserta ARLP mengatakan, sektor pertanian di Australia menjadi salah satu komoditas untuk meningkatkan sektor pertanian. Menurut Tracey, banyak produk-produk pertanian Australia yang sudah diekspor ke seluruh dunia.

“Pertanian adalah salah satu bagian dalam peraturan ekonomi di Australia,” kata Tracey.

Tracey juga merespons kunjungannya ke Indonesia. “Kita bisa mendapatkan apa yang tidak ada di Australia. Agriculture leadership sangat bergantung dengan kondisi geopolitk dan budaya,” terangnya.

Sementara itu Dika mengungkapkan, perekonomian Indonesia juga terus mendorong peningkatan sektor pertanian. Ia memberikan data pada tahun 1968, sekitar 50,4% ekonomi Indonesia berasal dari sektor pertanian. Dari jumlah tersebut, 50% pekerja indonesia bergelut di bidang pertanian.

“Pada 2005, ada peluncuran menjadi 45% yang bekerja di sektor pertanian. Jumlah tersebut menunjukkan, masyarakat Indonesia masih bergantung pada sektor pertanian,” kata Dika.*

 

Laporan oleh Arief Maulana/mar

 

 

Share this: