Pusat Studi ASEAN Unpad Bahas Isu Radikalisasi dan Cyberterrorism

Para narasumber Seminar Penanggulangan Isu Radikalisasi dan Cyberterrorism dalam Rangka Mewujudkan Masyarakat Politik-Keamanan ASEAN” di Hotel Hilton, Bandung, Kamis (28/05). *

[Unpad.ac.id, 30/05/2015] Pusat Studi ASEAN Unpad bekerja sama dengan Direktorat Direktorat Politik dan Keamanan ASEAN Kementrian Luar Negeri RI menggelar seminar “Penanggulangan Isu Radikalisasi dan Cyberterrorism dalam Rangka Mewujudkan Masyarakat Politik-Keamanan ASEAN”, Kamis (28/05) di Hotel Hilton, Bandung. Seminar ini dihadiri oleh stakeholders, termasuk akademisi, pemerintah daerah, LSM, dan mahasiswa.

Para narasumber Seminar Penanggulangan Isu Radikalisasi dan Cyberterrorism dalam Rangka Mewujudkan Masyarakat Politik-Keamanan ASEAN” di Hotel Hilton, Bandung, Kamis (28/05). *
Para narasumber Seminar Penanggulangan Isu Radikalisasi dan Cyberterrorism dalam Rangka Mewujudkan Masyarakat Politik-Keamanan ASEAN” di Hotel Hilton, Bandung, Kamis (28/05). *

Dibuka secara resmi oleh Duta Besar Ngurah Swajaya, Wakil Tetap RI Untuk ASEAN Periode 2010-2013, seminar ini terdiri dari 2 sesi. Sesi pertama bertema “Isu Radikalisasi dan Terorisme di Asia Tenggara” dengan pembicara M. Chandra W. Yudha, Direktur Politik dan Keamanan ASEAN, Kementerian Luar Negeri dan Brigjen Pol Drs. H. Herwan Chaidir, Direktur Perlindungan, Badan Nasional Penanggulangan Terrorism (BNPT).

Dalam rilis yang diterima Humas Unpad, pada sesi ini terlontar pertanyaan mengenai esensi kata “radikalisasi”. Satu persatu pembicara menjawab pertanyaan yang dilontarkan dari salah seorang peserta seminar. Pada intinya, radikalisasi dalam terorisme berasal dari bahasa Inggris yaitu, radicalization yang bermakna ‘violance extrimism’.

Sementara pada sesi II menghadirkan pembicara Kombes Pol Faizal Thayeb, S.IK, MH, Kepala Bidang Penindakan, Detasemen Khusus 88 AT Polri dan Prof. Dr. Bambang Pranowo, selaku Peneliti di Indonesian Institute for Society and Empowerment (Insep).

“Penanggulangan isu terorisme merupakan tantangan besar yang perlu diperhatikan semua elemen bangsa Indonesia, terutama dalam meluruskan makna Jihad di dalam masyarakat” Prof. Dr. Bambang Pranowo.

Sementara menurut Kombes Pol Faizal Thayeb, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengukur sisi radikalisme seseorang.*

Rilis: Pusat Studi ASEAN Unpad/am

Share this: