Jelang ASEAN Community, Perguruan Tinggi Harus Dapat Berkontribusi Tingkatkan Daya Saing Bangsa

Dari kiri ke kanan: Dr. Arry Bainus, Mohamad Hery Saripudin, M.A., Nury Effendi, Ph.D, dan Prof. Obsatar Sinaga saat mengisi Diskusi Unpad Merespons, Senin (18/5) di Kampus Unpad, Bandung.

[Unpad.ac.id, 18/05/2015] Unpad sebagai Perguruan Tinggi harus dapat berkontribusi dalam meningkatkan daya saing bangsa menghadapi ASEAN Community, suatu wadah kerja sama 10 negara anggota ASEAN yang meliputi pilar ekonomi, poltik keamanan, dan sosial budaya. Implementasi dari ASEAN Community akan dilaksanakan pada akhir tahun 2015.

Dari kiri ke kanan: Dr. Arry Bainus, Mohamad Hery Saripudin, M.A., Nury Effendi, Ph.D, dan Prof. Obsatar Sinaga saat mengisi Diskusi Unpad Merespons, Senin (18/5) di Kampus Unpad, Bandung.
Dari kiri ke kanan: Dr. Arry Bainus, Mohamad Hery Saripudin, M.A., Nury Effendi, Ph.D, dan Prof. Obsatar Sinaga saat mengisi Diskusi Unpad Merespons, Senin (18/5) di Kampus Unpad, Bandung. (Foto: tedi Yusup)*

Kesiapan Unpad menghadapi ASEAN Community ini direspons oleh Rektor Unpad dalam Diskusi “Unpad Merespons: Kiprah Unpad di Era ASEAN Community 2015”, Senin (18/05) di Ruang Executive Lounge Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung. Menurut Rektor, masyarakat pun harus dilibatkan di dalam pengembangan Perguruan Tinggi guna menghasilkan beberapa inovasi untuk menunjang aktivitas pendidikan yang lebih baik.

“Selama ini kita berpikir inovasi yang dihilirkan selalu berbicara teknologi. Padahal aspek social value ini mempunya kekuatan untuk menggulirkan aspek teknologi tersebut,” kata Rektor.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Pusat Pengkajian Pengembangan Kebijakan Kawasan Asia Pasifik dan Afrika Kemenlu RI, Drs. Mohamad Hery Saripudin, MA., mengatakan bahwa Perguruan Tinggi tidak semata merespons, tetapi juga memberikan suatu gagasan yang dapat diimplementasikan.

Selain Hery, dalam diskusi yang dihadiri sivitas akademika dan awak media ini menghadirkan dua pembicara lain, yaitu Dekan FEB Unpad Nury Effendi, S.E., M.A., Ph.D, dan , Guru Besar Hubungan Internasional FISIP Unpad Prof. Dr. H. Obsatar Sinaga, S.IP., M.Si., dengan moderator Dekan FISIP Unpad, Dr. Arry Bainus, M.A.

unpad merespons1

Menurut Hery, kalangan sivitas akademika mempunyai posisi yang sangat instrumental bagi pengembangan berbagai kebijakan khususnya terkait sikap Indonesia menghadapi ASEAN Community. Untuk itu, Kemlu sendiri telah membentuk Pusat Studi ASEAN di 13 Perguruan Tinggi di Indonesia, termasuk Unpad.

“Pusat Studi ini diharapkan bisa menjadi tangan kanan dari Sekretariat Nasional ASEAN (Setnas ASEAN) yang dibentuk Pemerintah. Tujuannya untuk menjangkau apa yang tidak bisa dijangkau oleh Setnas ASEAN,” ujar Hery.

Hery pun menganjurkan agar Unpad ikut aktif di dalam forum ASEAN University Network. Dengan keikutsertaan dalam forum ini, Unpad setidaknya dapat berkontribusi menciptakan standar umum mengenai sistem Pendidikan Tinggi di kawasan ASEAN.

Program lain yang harus dilakukan adalah membangun jejaring kerja sama dengan universitas di ASEAN, memperbanyak program double degree atau twinning program, hingga mempersiapkan para ahli tentang negara ASEAN.

Sementara Nury Effendi Ph.D, menyorot peran Unpad di dalam era globalisasi. “Ada tidaknya ASEAN Community, Unpad tetap harus merespons globalisasi. Kalau kita merespons global maka kita juga dapat merespons ASEAN,” jelasnya.

Respons globalisasi ini diwujudkan dengan internasionalisasi Unpad. Hal ini tertera dalam visi Unpad sebagai Penyelenggara Pendidikan Tinggi Kelas Dunia. Menurutnya, dengan menerapkan visi tersebut, maka lulusan Unpad akan memiliki daya saing dengan lulusan Perguruan Tinggi di negara lainnya.

Meski harus merespons globalisasi, mengangkat budaya lokal pun harus tetap dilakukan Unpad. Hal tersebut dikemukakan oleh Prof. Obsatar. Menurutnya, kearifan lokal harus memiliki daya saing dalam menghadapi ASEAN Community. Saat ini banyak masyarakat lokal, khususnya di Jawa Barat, yang belum memahami program tersebut.

Untuk itu, ia mengungkapkan beberapa program yang dilakukan Unpad untuk menyerap persoalan siap tidaknya masyarakat lokal menghadapi ASEAN Community, diantaranya, mendorong penciptaan ekonomi kreatif, membantu penguatan kualitas SDM dan abdi negara, serta merangsang pengembangan iklim usaha dan peningkatan jumlah kelas menengah.*

 

Laporan oleh Arief Maulana/mar

Share this: