Direktur LEAD Programme Presentasikan Pengelolaan Manajemen Perguruan Tinggi di Unpad

Prof. Dr. L. J. Slikkerveer saat memberikan presentasi tentang manajemen pengelolaan perguruan tinggi kepada para tenaga kependidikan di lingkungan Unpad di Bale Sawala Unpad Jatinangor, Senin (23/03) kemarin. (Foto oleh: Arief Maulana)*

[Unpad.ac.id, 23/03/2015] Direktur The Leiden Ethnosystems and Development (LEAD) Programme, Prof. Dr. L. J. Slikkerveer memberikan presentasi mengenai pengelolaan manajemen perguruan tinggi kepada para Kepala Bagian, Kepala Subbagian, dan tenaga kependidikan di lingkungan Unpad, Senin (23/03) di Bale Sawala Unpad Kampus Jatinangor.

Prof. Dr. L. J. Slikkerveer saat memberikan presentasi tentang manajemen pengelolaan perguruan tinggi kepada para tenaga kependidikan di lingkungan Unpad di Bale Sawala Unpad Jatinangor, Senin (23/03) kemarin. (Foto oleh: Arief Maulana)*
Prof. Dr. L. J. Slikkerveer saat memberikan presentasi tentang manajemen pengelolaan perguruan tinggi kepada para tenaga kependidikan di lingkungan Unpad di Bale Sawala Unpad Jatinangor, Senin (23/03) kemarin. (Foto oleh: Arief Maulana)*

Perguruan Tinggi, menurut Prof. Slikkerveer, dituntut untuk menjadi world class university. Hal ini kemudian mendorong pentingnya perbaikan dalam sistem pengelolaannya. Ada 3 fokus yang menjadi perhatian khusus dalam peningkatan pengelolaan Perguruan Tinggi, yaitu quality assurance, leadership, dan manajemen kegiatan universitas.

“Ini kemudian mengerucut pada tema besar peningkatan kapasitas dan pengelolaan institusi pendidikan di Indonesia,” ujar Prof. Slikkerveer.

Berkaca pada program yang telah dilaksanakan LEAD Programme, Prof. Slikkerveer mengenalkan istilah indigenous knowledge system, atau sistem kehidupan masyarakat lokal. Sistem ini merujuk kepada penghargaan kepada sistem pengetahuan/kearifan lokal yang telah diwariskan secara turun temurun.

“Meskipun LEAD programme datang dari Eropa (Barat), tapi justru mencoba menggali kembali kearifan-kearfian lokal. Indonesia punya kekhasan dari segi budaya sehingga ini yang harus diperkuat,” jelasnya.

Oleh karena itu, kearifan lokal menjadi penting di dalam manajemen pengelolaan. Menurutnya, masyarakat lokal biasaya melihat sesuatu secara komprehensif, tidak parsial. Sehingga, ini menjadi modal dari sebuah pembangunan yang berkelanjutan.

Modal tersebut kemudian direpresentasikan dalam pembangunan manajemen pengelolaan LEAD Programme, yakni pembangunan dari bawah.

humas unpad_2015_03_23_008329 “Yang terkait dengan tugas kita adalah, manajemen pengelolaan yang baik itu adalah dengan mendengarkan suara dari bawah, bukan secara top down,” imbuh Prof. Slikkerveer.

Alumni LEAD Programme
Sebelumnya, Prof. Slikkerveer mengundang alumni dan rekan kerja LEAD Programme di Unpad pada Sabtu (21/03) malam di Hotel Grand Preanger, Bandung, kemudian dilanjutkan dengan pertemuan dengan Wakil Rektor Bidang PPM dan Kerja Sama Unpad, Dr.med. Setiawan, Dekan FMIPA Unpad, Prof. Dr. Budi Nurani R, dan Dekan Fakultas Farmasi Unpad, Dr. Keri Lestari, M.Si., Apt, Senin (23/03) siang di Ruang Rapat Wakil Rektor Unpad Kampus Jatinangor.

Dalam pertemuan tersebut Prof. Slikkerveer beserta istri didampingi oleh Director Institute and Coordinator Animal Sciences & Health Leiden University, Prof. Dr. H.P. Spaink, Managing Director Faculty of Science, Drs. Geert van Helden, Director of Hoctus Botanicus Paul J.A. Kessler, perwakilan dari Institut of Environmental Science Dr. Hans de Iongh, dan staf dari LEAD Programme.

Pertemuan tersebut membahas rencana kerja sama lanjutan antara LEAD Programme Universitas Leiden dengan Unpad. Dalam sejarahnya, kerja sama internasional ini sudah terselenggara sejak tahun 1987. Berbagai kegiatan telah dilakukan, mulai joint research, joint seminar, digitalisasi arsip bersejarah bidang antropologi di Universitas Leiden hingga pembukaan Program Magister Integrated Microfinance Management (MIMM) di Fakultas Ekonomi dan Bisnis di tahun 2011.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

 

Share this: