Toga wisuda Unpad bermotif batik akan mulai digunakan pada prosesi wisuda November 2014 (Foto oleh: Tedi Yusup)*

[Unpad.ac.id, 27/10/2014] Pelaksanaan prosesi Wisuda Gelombang I Unpad Tahun Akademik 2014/2015 pada 4-6 November 2014 mendatang akan mengalami perubahan, baik dari seragam toga yang dikenakan hingga prosesi yang dilakukan. Perubahan tersebut tecermin sebagai momentum Dies Natalis ke-57 Unpad serta berubahnya status Unpad menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH).

Toga wisuda Unpad bermotif batik akan mulai digunakan pada prosesi wisuda November 2014 (Foto oleh: Tedi Yusup)*
Toga wisuda Unpad bermotif batik akan mulai digunakan pada prosesi wisuda November 2014 (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Unpad akan menggunakan toga dengan tampilan yang lebih menonjolkan sisi kesundaan. Jika sebelumnya seragam toga bagi para lulusan didominasi warna hitam dan kuning dengan polet berwarna kuning di lengan sebelah kiri sebagai penanda jenjang, maka pada prosesi wisuda mendatang setiap toga akan dibedakan warnanya sesuai dengan jenjang.

Untuk program Diploma, toga akan berwarna biru muda, program Sarjana dan Profesi berwarna merah, program Magister dan Spesialis berwarna hijau toska, dan program Doktor berwarna biru tua. Menurut Prof. Engkus, warna tersebut menunjukkan tingkat kematangan berpikir seorang lulusan.

“Makin tinggi stratanya maka warnanya akan semakin pekat/gelap,” ujar Wakil Rektor Bidang Pembelajaran dan Kemahasiswaan Unpad, Prof. Engkus Kuswarno, M.S.

Setiap warna melambangkan kepribadian dari tiap-tiap lulusan. Warna biru muda melambangkan kegigihan untuk meraih cita-cita. Warna merah melambangkan kekuatan, kemauan atau cita-cita yang bersifat agresif dan aktif. Sementara warna hijau toska melambangkan kepribadian yang teguh dan warna biru tua melambangkan kepribadian yang bijak, perasa, dan integratif.

Adapun desain toga yang menonjolkan etnis Sunda terlihat dari penambahan motif batik yang menjadi bingkai pada setiap sisi. Batik yang digunakan adalah Batik Pakuan Padjadjaran Motif Ragen Panganten. Batik ini memiliki filosofi setiap lulusan Unpad yang telah menempuh prosesi wisuda kelak akan menjadi Raja/Ratu bagi diri, bangsa, dan negaranya.

“Meskipun kita ubah, format dan desain tidak menghilangkan cerminan akademik yang sifatnya internasional,” tambahnya.

Penggunaan toga baru ini juga berlaku bagi para anggota Senat Universitas, baik dari toga, topi, hingga warna kalung yang dikenakan. Sehingga, pembaruan ini diharapkan melahirkan semangat baru untuk meningkatkan prestasi Unpad selanjutnya.

Menurut Kepala Biro Pembelajaran dan Kemahasiswaan Unpad, Dr. H. Isis Ikhwansyah, S.H., M.H., CN., toga baru ini memiliki kualitas terbaik. Untuk itu, Unpad menetapkan toga ini sifatnya dipinjamkan kepada para lulusan dengan terlebih dahulu menitipkan uang jaminan sebesar Rp500.000,00.

Jadi, setiap wisudawan menitipkan uang jaminan peminjaman toga yang dibayar melalui perbankan. Uang jaminan ini didasarkan untuk mencegah toga tidak dikembalikan lagi oleh wisudawan. Begitu wisudawan telah mengembalikan toga, uang jaminan akan dikembalikan lagi ke rekening masing-masing.

Namun, wisudawan juga diperbolehkan memiliki toga dengan membelinya seharga Rp.750.000,00, berdasarkan penghitungan dari biaya produksi. Mereka dapat menentukan apakah akan meminjam atau membeli toga pada saat mengisi form pendaftaran wisuda secara online. Setelah itu mereka diarahkan membayar ke bank dan mendapatkan bukti pembelian/penitipan uang jaminan.

Setelah mendapatkan bukti, wisudawan dapat menukarkannya dengan toga. Pengambilan toga untuk setiap fakultas dan jenjang dipusatkan di Ruang Sidang Pleno lantai 4 Gedung II Unpad Kampus Iwa Koesoemasoemantri, Bandung pada saat Gladi Resik Wisuda pada 3 November mendatang.

“Untuk pengembalian toga, kita tetapkan 3 hari setelah wisuda. Pengembaliannya juga dilakukan di Ruang Sidang Pleno. Jika sudah dikembalikan, uang jaminan akan kembali. Namun jika tidak dikembalikan dalam 3 hari, kita anggap wisudawan membeli,” jelas Dr. Isis.

Lebih lanjut, Dr. Isis menjelaskan alasan ditetapkannya uang jaminan dalam peminjaman toga. “Toga itu inventaris negara yang dipinjamkan. Kalau misalnya ada pemeriksaan jumlah toga yang ada dan hilangnya berapa, kita ada catatannya. Apakah alasan hilangnya itu dibeli atau dipinjam tidak dikembalikan kita ada catatannya. Jadi wajar kalau ada jaminan,” jelasnya.

Sebanyak 3.500 toga baru telah dibuat oleh Unpad. Dari jumlah tersebut, sekitar 2.500 toga siap digunakan untuk prosesi wisuda kali ini. Lantas bagaimana jika ada wisudawan yang tidak mengembalikan toga? “Prinsip kita adalah kejujuran. Kita yakin kepada mereka yang sudah memliki gelar,” pungkasnya.

Selain melakukan perubahan toga, nuansa baru juga akan terlihat pada tatacara prosesi wisuda. Prosesi wisuda akan merepresentasikan 16 fakultas di Unpad setiap sesinya. Sebelumnya, pelaksanaan wisuda setiap sesinya ditentukan per fakultas. Pada wisuda kali ini, setiap sesi akan diisi oleh seluruh fakultas.

Wisudawan dari seluruh fakultas tersebut akan disebar ke dalam beberapa sesi. Penentuan penyebaran sesi ini berdasarkan tanggal kelulusannya. Jika tanggal kelulusannya berada di awal, maka wisudawan berhak memiliki jadwal wisuda pada sesi awal pula. Tata cara prosesi wisuda sendiri akan disimulasikan pada saat Gladi Resik.

“Dengan demikian, rasa kebersamaan semakin kuat dalam setiap prosesi. Dekan sama-sama melantik wisudawannya pada setiap sesi, sementara wisudawan dari berbagai fakultas pun merayakan euforia wisuda pada hari yang sama pula,” terang Prof. Engkus.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh

Share this: