Dea Angkasa Putri Jadi Pemenang Wirausaha Muda Mandiri 2013 Kategori Alumni

Dea Angkasa Putri Supardi, S.IP., dan produk usaha yang dirintisnya, koran Fajar Cirebon (Foto oleh: Tedi Yusup)*

[Unpad.ac.id, 24/01/2014] Mahasiswa Magister Administrasi Publik FISIP Unpad yang juga alumni Administrasi Negara FISIP Unpad, Dea Angkasa Putri Supardi, S.IP., meraih penghargaan Wirausaha Muda Mandiri (WMM) 2013 untuk kategori Alumni tingkat nasional dalam Bidang Usaha Industri Perdagangan Jasa. Pada kompetisi  tersebut, Dea mengangkat usahanya yaitu Koran Harian Umum Fajar Cirebon (PT Bakti Juang Charuban) yang dirintisnya sejak 2 Mei 2012.

Dea Angkasa Putri Supardi, S.IP., dan produk usaha yang dirintisnya, koran Fajar Cirebon (Foto oleh: Tedi Yusup)*
Dea Angkasa Putri Supardi, S.IP., dan produk usaha yang dirintisnya, koran Fajar Cirebon (Foto oleh: Tedi Yusup)*

Penghargaan tersebut diberikan oleh Bank Mandiri yang diserahkan pada acara Penganugerahan Wirausaha Muda Mandiri (WMM) dan Mandiri Young Technopreneur (MYT) 2013, di Istora Senayan, Jakarta, pada Rabu (15/01) lalu. Para pemenang tersebut merupakan hasil seleksi dari 54 finalis WMM yang disaring dari 6.745 peserta WMM dari 516 perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Proses penyeleksian pemenang ini dilakukan di 10 kota, yaitu Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar, Banjarmasin, Makassar dan Jayapura.

Dea yang ditemui di Ruang UPT Humas Unpad di Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Jumat (24/01) lalu menjelaskan keikutsertaannya pada kompetisi WMM yang telah digelar sejak tahun 2007 tersebut. Pada awalnya, ia terinspirasi mengikuti kompetisi ini sebagai suatu tantangan untuk mengetahui sejauh mana bisnis koran yang digawanginya ini diterima oleh publik.

“Saya awalnya menganggap ini sebagai challenge, ingin tahu sampai mana bisnis saya diterima masyarakat. Ternyata, saya mendapat banyak manfaatnya. Saya mendapat banyak pelajaran dalam hal mengelola bisnis, manajerial dan sebagainya. Saya juga mendapat pembinaan terkait bisnis yang saya miliki,” tutur perempuan asal Cirebon ini.

Koran Fajar Cirebon yang dirintisnya ini beredar di 5 wilayah, yaitu Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Kuningan. Saat ini koran dengan harga eceran Rp 2.000,00 per eksemplar ini terjual  10.000-12.000 eksemplar per hari. Omzetnya saat ini mencapai sekira Rp 2,6 milyar per tahun. Selain dalam bentuk cetak, Fajar Cirebon juga tersedia dalam versi online di laman www.fajar-cirebon.com .

Pada ajang Wirausaha Muda Mandiri ini, Dea selaku Direktur Fajar Cirebon ini selain dinilai dari sisi pengelolaan bisnis, juga dinilai dalam hal inovasinya mengangkat potensi daerah Cirebon dan sekitarnya dalam bentuk media massa. Dalam koran tersebut, selain mengangkat pemberitaan seputar Cirebon dan sekitarnya, ia juga mengangkat sisi lokal Cirebon dalam bentuk kolom khusus berbahasa Cirebon dan secara rutin mengangkat potensi  ekonomi daerah Cirebon dan sekitarnya.

“Saya ingin memiliki bisnis yang selain dapat membuat saya mandiri secara finansial, tapi juga memiliki kontribusi sosial. Dengan koran ini, saya ingin bisa membangun masyarakat dengan pemerataan informasi dan mengangkat potensi daerah Cirebon,” ujar perempuan kelahiran 14 Juni 1987 ini.

Setelah menerima penghargaan ini, Dea semakin bersemangat mengembangkan bisnisnya.  Selain ingin memperluas jaringan, ia juga ingin memperluas jangkauan peredaran koran Fajar Cirebon ini ke berbagai daerah. Tidak hanya itu, ia berharap kemajuan bisnisnya ini dapat memperkuat bidang Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaannya dalam hal pemberantasan buta aksara khususnya di wilayah Cirebon dan sekitarnya.

Diakuinya dalam menjalankan bisnis ini Dea juga mengalami berbagai kendala, baik dari sisi teknis maupun non teknis. Ia juga ingin mengembangkan sisi sumber daya manusia (SDM) di lingkungan perusahaannya dan berharap dapat merebut pasar lebih banyak.

“Tantangannya saat ini antara lain adalah menyamakan frame dengan rekan-rekan saya yang usianya jauh lebih tua dan lebih berpengalaman dibandingkan saya. Oleh karena itu, saya selalu menekankan 3 hal di perusahaan, yaitu Santun, Intelektual dan Profesional atau SIP, “ lanjutnya.

Menjadi pengusaha memang menjadi salah satu cita-citanya sejak di bangku sekolah. Dea berharap cita-citanya ini dapat ditularkan kepada mahasiswa Unpad lainnya. “Ada tiga modal dasar yang harus dimiliki seorang entrepreneur, yaitu, berani, jangan takut gagal atau rugi, tekun, jangan cepat menyerah, dan pandai membaca peluang,” pungkasnya. *

Laporan oleh: Marlia / eh *

 

 

Share this: