Rektor, “Nama Besar Unpad Jangan Sampai Hanya Gaungnya Saja”

Suasana “Orientasi Tugas Bagi Para Pimpinan di Lingkungan Unpad”, Senin (20/01) di Hotel Putri Gunung, Lembang. (Foto oleh: Dadan T.)*

[Unpad.ac.id, 20/01/2013] Pasca dilantiknya Dekan yang dilanjutkan dengan Wakil Dekan dan Pejabat Fungsional serta diperbaruinya Struktur, Organisasi, dan Tata Kelola (SOTK) di lingkungan Unpad memerlukan kesamaan persepsi dan visi misi antar unit kerja. Jika masing-masing pimpinan tersebut dapat saling menyesuaikan, diharapkan dapat membangun Unpad lebih baik.

Suasana “Orientasi Tugas Bagi Para Pimpinan di Lingkungan Unpad”, Senin (20/01) di Hotel Putri Gunung, Lembang. (Foto oleh: Dadan T.)*
Suasana “Orientasi Tugas Bagi Para Pimpinan di Lingkungan Unpad”, Senin (20/01) di Hotel Putri Gunung, Lembang. (Foto oleh: Dadan T.)*

Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia mengatakan, selama ini selalu ada anggapan Unpad adalah universitas yang besar. Namun, bisa jadi nama besar Unpad itu hanya terdengar gaungnya saja. Rektor mengistilahkan hal tersebut dengan “ketika Anda tidak takut, Anda tidak mengerti”, yang dikutip dari pernyataan Andy Grove, CEO Intel Corporation.

“Ini yang paling penting. Jangan-jangan kita tidak tahu, kita merasa fakultas kita yang paling hebat, padahal sesungguhnya mungkin orang lain/universitas lain telah berjalan lebih maju dari kita,” ungkap Rektor saat membuka kegiatan “Orientasi Tugas Bagi Para Pimpinan di Lingkungan Unpad”, Senin (20/01) di Hotel Putri Gunung, Lembang.

Kegiatan ini diikuti oleh Dekan, Wakil Dekan, dan Pejabat Fungsional baru di lingkungan Unpad. Materi yang diberikan dalam kegiatan ini meliputi pengenalan lingkup kerja Warek I, Warek II, Warek III, dan Warek IV.

Rektor pun mengajak para peserta kegiatan untuk melihat perkembangan yang terjadi dewasa ini. Salah satu upayanya adalah membuat langkah-langkah yang lebih operasional. “Masyarakat tentu semakin well inform, rasional, lebih kontekstual dibandingkan dengan kita sebagai produsen. Ini adalah kerangka berpikir marketing,” jelasnya.

Hal itulah yang menjadi tantangan tersendiri bagi Unpad. Tantangan itulah yang harus melahirkan langkah-langkah yang berbeda, kreatif, dan inovatif dalam membangun konten perguruan tinggi. Rektor menekankan apabila upaya diferensiasi yang dilakukan ternyata sama saja atau bahkan diikuti oleh kompetitor lain, maka produk yang dihasilkan bisa jadi menjadi produksi masal yang tidak ada pembedanya.

“Kita harus menjadi platform, bukan menjadi komoditas. Dan ini ujung-ujungnya adalah kita dapat membangun brand image,” imbuh Rektor.

Beberapa upaya yang didorong oleh Rektor yaitu, membangun lulusan Unpad yang top of mind. Lulusan tersebut diharapkan dapat memiliki daya saing dan berkualitas di dunia kerja. Untuk dapat menciptakan hal tersebut, ada upaya lagi yang mesti dibangun yaitu dengan membangun pelayanan yang interaktif antara universitas dengan pelanggannya, sehingga pelanggan merasakan keterlibatan secara aktif.

Apsek partisipatif pun menjadi upaya-upaya yang terus didorong oleh Rektor, termasuk diantaranya kemampuan manajemen, taat azas, landasan moral, transparansi, dan akuntabel. Sehingga, bila keseluruhan aspek tersebut dijalankan oleh setiap unit, maka Unpad akan semakin jauh lebih baik.

“Persepsi inilah yang harus dimiliki oleh setiap pimpinan. Selain itu, kalau kita tidak mencintai Unpad, tentu kita tidak bisa membangunnya,” kata Rektor.*

Laporan oleh Arief Maulana / eh *

Share this: