Brata Kusuma Santoso Raih Dua Gelar Juara di Putra Putri Batik Nusantara 2013

Brata Kusuma Santoso saat tampil di ajang Putra Putri Batik Nusantara 2013 *

[Unpad.ac.id, 10/10/2013] Batik kini telah dinobatkan sebagai warisan budaya Indonesia oleh UNESCO. Hingga saat ini telah banyak orang yang memakai pakaian bernuansa batik, baik untuk formal maupun casual. Bahkan, batik pun dapat membawa seorang mahasiswa Unpad meraih juara di ajang nasional.

Brata Kusuma Santoso saat tampil di ajang Putra Putri Batik Nusantara 2013 *

Adalah Brata Kusuma Santoso, mahasiswa program studi Manajemen FEB Unpad yang berhasil meraih juara pada 2 kategori lomba di ajang Putra Putri Batik Berbakat Nusantara 2013 pada 2 Oktober lalu. Brata berhasil meraih juara sebagai Putra Batik Berbakat Nusantara 2013 dan Putra Batik Persahabatan Nusantara 2013 pada ajang yang digelar oleh Ikatan Pecinta Batik Nusantara (IPBN) dan Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI.

Tidak mudah baginya untuk bisa lolos menjadi juara. Sederet seleksi pun mesti dihadapi. Mulai dari seleksi adminsitratif, tes pengetahuan mengenai batik, masa karantina, hingga penampilan bakat. Pada penampilan bakat, Brata menampilkan kesenian tradisional Tari Topeng Cirebon.

“Meskipun pada malam penampilan bakat itu saya mengalami kendala pada kostum saya tapi alhamdulillah saya masih bisa tampil maksimal dan meraih juara pada kategori Putra Batik Berbakat Nusantara,” kenang Brata saat diwawancarai Humas Unpad.

Motivasi awal untuk mengikuti lomba tersebut berawal dari keinginan Brata untuk berkontribusi secara positif dan nyata kepada Batik Nusantara. Sebagai warisan kekayaan budaya, Brata sadar sudah semestinya rasa cinta dan memiliki terhadap batik itu ada di dalam jiwanya.

“Saya pun ingin menjadi menjadi role model dan mempresentasikan Batik dengan baik sehingga akan meningkatkan kecintaan generasi muda terhadap batik,” ujarnya.

Bagi Brata, di balik motif batik tersimpan makna filosofis. Batik tulis misalnya, melambangkan keuletan, kesabaran, dan imajinasi seorang pembatik. Di beberapa daerah pun memiliki motif tersendiri yang masing-masing memiliki makna. “Bayangkan, betapa kayanya sejarah bangsa kita dengan hanya membaca sehelai kain batik,” imbuhnya.

Sedikit informasi, batik Indonesia terdiri dari 3 kategori, batik tulis, batik cap, dan batik printing. Brata mengungkapkan, sayangnya masyarakat Indonesia kebanyakan mengenakan batik printing yang notabene mengancam kelestarian batik tulis/batik asli.

Lebih lanjut Brata menjelaskan, pengakuan batik oleh UNESCO pada 2009 lalu bukan sekadar sebuah penghargaan. Di balik itu, ada tanggung jawab yang diembankan kepada masyarakat Indonesia untuk mampu menjaga kelestarian batik itu sendiri.

Oleh karena itu, dengan menjadi juara pada lomba tersebut merupakan upaya Brata untuk mengenalkan batik khususnya kepada generasi muda. “Muda, gaya, berbudaya. Itulah yang ingin saya lihat dari para generasi muda saat mengenakan batik,” tambahnya.

Adapun lomba Putra Putri Batik Nusantara 2013 ini merupakan lomba dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kecintaan generasi muda terhadap salah satu aset, karakter, dan budaya bangsa, dalam hal ini adalah Batik. Diikuti oleh 500 putra putri dari seluruh Nusantara, ada 6 kategori perlombaan.

Brata pun berharap lomba ini bukan sekadar kompetisi tapi dapat menjadi wadah bagi para generasi muda agar memiliki dedikasi tinggi dalam menjaga warisan budaya Indonesia.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh *

Share this: