Sekarang Era Wirausaha, Lulus Jangan Hanya Cari Kerja

Asisten Deputi Urusan Kebijakan Pendidikan Koperasi dari Deputi Pengembangan SDM Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menegah Republik Indonesia, Rully Nuryanto, SE., MSi., (Foto: Dadan T.)*

[Unpad.ac.id, 26/09/2013] Saat ini, jumlah wirausahawan di Indonesia baru mencapai 1,65 persen dari total penduduk Indonesia. Padahal menurut ahli Psikologi Sosial David McClelland, untuk menjadi negara yang makmur, suatu negara harus memiliki minimum 2% wirausahawan dari total penduduknya. Menurut data tahun 2011, Indonesia hanya memiliki 3.707.205 orang wirausahawan yang seharusnya 4, 75 juta orang.

Asisten Deputi Urusan Kebijakan Pendidikan Koperasi dari Deputi Pengembangan SDM Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menegah Republik Indonesia, Rully Nuryanto, SE., MSi., (Foto: Dadan T.)*

Hal tersebut diungkapkan Asisten Deputi Urusan Kebijakan Pendidikan Koperasi dari Deputi Pengembangan SDM Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menegah Republik Indonesia, Rully Nuryanto, SE., MSi., saat menjadi pembicara pada talkshow Kewirausahaan “Young-preneurs to be Socio-preneurs”. Acara ini digelar Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Teknologi Industri Pertanian (FTIP) Unpad di Bale Santika Unpad Jatinangor, Kamis (26/09).

Pada kesempatan tersebut, Rully menjelaskan mengenai Penumbuhan dan Pengembangan Kewirausahaan di Indonesia. Menurut Rully, saat ini adalah eranya kewirausahaan. Setelah lulus, mahasiswa jangan hanya berpikir untuk mencari kerja. “Kami ingin mengajak mahasiswa untuk berpikiran bahwa ada peluang lagi di luar sana. Tidak hanya jadi pekerja tapi menciptakan lapangan kerja,” tutur Rully.

Menurut data dari Ditjen Dikti 2011, peminat kewirausahaan bagi lulusan perguruan tinggi masih sangat rendah, yakni sebesar 6,14% dari jumlah lulusan. Angka ini lebih rendah dari peminat wirausaha dari lulusan SMA yang mencapai angka 22, 63%. Mayoritas lulusan perguruan tinggi saat ini lebih memilih untuk bekerja sebagai karyawan di perusahaan.

“Pemuda punya potensi yang luar biasa untuk menjadi wirausahawan. Sekarang kesempatan luas. media untuk bereskpresi juga lebih terbuka,” tutur Rully.

Di Bandung misalnya. Rully menilai aura kewirausahaan di Bandung sudah kuat. Saat ini sudah banyak orang yang membuka usaha di Bandung, terutama di bidang kuliner dan fashion. “Salah satu kiat untuk menjadi wirausahawan adalah mulai dari hal-hal yang kita senangi. Bisa dari hobi kita, dari keahlian kita,” tutur Rully.

Rully mengungkapkan, Pemerintah melalui Kementerian Negara Koperasi dan UKM pada tahun ini telah mengalokasikan modal usaha bagi wirausaha pemula sebesar Rp 54 miliar atau sebesar Rp 5 – 25 juta setiap orang. Modal usaha ini bersifat hibah. Penerima tidak diharuskan untuk mengembalikan, tapi harus memiliki tanggung jawab moral dalam mengelola dana tersebut. Selain itu, wirausahawan yang telah berhasil juga harus membantu masyarakat sekitar untuk menjadi wirausahawan.

Disamping itu, Rully juga mengingatkan mengenai pentingnya peran koperasi. Saat ini, masih banyak mahasiswa yang menyangsikan peran koperasi. Padahal dari koperasi mahasiswa, mereka bisa belajar untuk menjadi wirausahawan. Selain itu, koperasi mahasiswa juga dapat menjadi wadah bagi mahasiswa untuk belajar mengelola badan usaha dan mengembangkan potensi diri.

“Saat ini saya melihat belum ada koperasi di lingkungan kampus yang besar. Padahal anggotanya kaum intelek,” ujar Rully.

Selanjutnya, Rully mengharapkan ada pengembangan kurikulum kewirausahaan di Unpad.  Diharapkan, Unpad dapat menjadi perguruan tinggi percontohan yang mengembangkan kegiatan kewirausahaan.

Selain Rully, bertindak sebagai pembicara dalam talkshow kewirausahaan ini adalah Tb. Fiki C. Satari, SE., MM., Dipl.AE (owner Airplane Systm), Kresna Utama, S.Ikom (head chef and owner Jigoku Ramen), dan Pena Adiadipura (inisiator KomuniAksi). Acara ini digelar sebagai rangkaian kegiatan FTIP Peduli yang dilaksanakan sejak Agustus hingga Oktober mendatang. *

Laporan oleh: Artanti Hendriyana / eh *

Share this: