Meski Aktif di Organisasi Kemahasiswaan, Marlis Nawawi Berhasil Raih IPK 3,93

Marlis Nawawi, peraih IPK Tertinggi jenjang studi S-1 pada Wisuda Unpad Gelombang IV Tahun Akademik 2012/2013 (Foto: Tedi Yusup)*

[Unpad.ac.id, 28/08/2013] Bagi seorang mahasiswa, me-manage waktu antara belajar, organisasi, dan melakukan aktivitas sosial adalah wajib dilakukan. Hal itulah yang dilakukan oleh Marlis Nawawi, lulusan Program Studi Ilmu Peternakan Unpad angkatan 2009. Manajemen waktu inilah yang berhasil membawa dirinya menjadi wisudawan dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) Program Sarjana Tertinggi 3,93 dalam Wisuda Gelombang IV Unpad Tahun Akademik 2012/2013 pada 27 – 28 Agustus 2013.

Marlis Nawawi, peraih IPK tertinggi jenjang studi S-1 pada Wisuda Unpad Gelombang IV Tahun Akademik 2012/2013 (Foto: Tedi Yusup)*

“Manajemen waktu adalah seni mengatur bagaimana kita bisa membagi kapan kita belajar, berorganisasi, dan melakukan kegiatan aktivitas lainnya,” ujar Marlis saat diwawancarai di Ruang Humas Unpad, Jatinangor, Jumat (23/08).

Sadar akan pentingnya hal tersebut, Marlis pun tidak menyia-nyiakan waktu kuliahnya. Selain berprestasi di bidang akademik, Marlis pun aktif di beberapa organisasi kemahasiswaan, seperti DKM Fapet Unpad, FKDF Unpad, dan KAMMI. Menurutnya, banyak hal yang bisa didapat dengan aktif berorganisasi.

“Tidak semua ilmu bisa didapat dari kuliah, tambahannya dari organisasi. Organisasi itu menjadi wadah untuk mengetahui bagaimana kualitas diri kita. Sebab, tantangan terbesar setelah kita lulus adalah ketika kita terjun langsung di masyarakat,” ujarnya.

Marlis sendiri tidak memprioritaskan mana yang lebih penting. Ketika waktunya berkuliah, maka Marlis akan fokus di kuliah. Ketika di organisasi, Marlis pun akan fokus di sana. Intinya, lanjut Marlis, meskipun organisasi adalah rumah kedua untuk menuntut ilmu, menyelesaikan tugas kuliah tetap nomor satu.

Adakalanya rasa jenuh berkuliah pun muncul dalam diri Marlis. Marlis pun menyiasatinya dengan beberapa cara. Berkumpul dengan teman-teman kuliah dan organisasi, serta berjalan-jalan adalah “pelarian” Marlis ketika rasa jenuh tersebut muncul. “Kadangkala saya sendiri suka memotivasi bahwa saya harus menyelesaikan studi tepat waktu,” ujar pria yang punya hobi menyanyi ini.

Semasa kuliahnya, Marlis merupakan mahasiswa penerima beasiswa Siklus Jabar dari pemerintah provinsi Jawa Barat. Beasiswa inilah yang mendorong Marlis untuk menyelesaikan studi tepat waktu. Marlis sendiri selalu berpegang teguh pada prinsip Man Jadda Wa Jadda (Siapa yang bersungguh-sungguh, akan berhasil).

Dengan kesungguhannya, Marlis pun kini tercatat sebagai mahasiswa program Magister Ilmu Ternak Pascasarjana Unpad melalui beasiswa Fast Track dari Dikti. Beasiswa ini memungkinkan seseorang yang belum lulus S-1 namun telah memenuhi jumlah SKS tertentu untuk melanjutkan kuliah S-2.

“Dengan beasiswa Fast Track saya pun menjadi terdorong untuk menyelesaikan program Doktor dengan cepat,” ungkapnya.

Keberhasilan ini tidak lepas dari peran serta kedua orang tuanya. Dengan doa, kerja keras, dan pengorbanan kedua orang tuanya, Marlis pun termotivasi untuk berprestasi dan memberikan yang terbaik bagi keduanya. Ia pun selalu terkenang bagaimana setiap shalat malam, nama Marlis selalu diucap oleh kedua orang tuanya.

“Orang tua itu sangat berharga bagi Marlis.Istilahnya sampai jungkir balik sampai mendapatkan dana ketika beasiswa yang saya dapat belum turun. Salah satu motivasi saya untuk berprestasi adalah untuk orang tua,” ungkap Marlis.

Cita-citanya hanya satu. Setelah mampu meraih prestasi dan ilmu di setinggi-tingginya, Marlis pun ingin selalu membahagiakan kedua orang tuanya. “Saya ingin memberangkan kedua orang tua saya ke Tanah Suci,” harapnya.*

Laporan oleh: Arief Maulana / eh *

Share this: