Kualitas Lulusan Menjadi Fokus Pembelajaran Berbasis OBE

Anggota Tim Kurikulum Pendidikan Tinggi Belmawa Dikti Dr. Syamsul Arifin menjadi pembicara pada Workshop Kurikulum dan Rencana Pembelajaran Outcome Based Education (OBE) yang digelar secara hybrid dari Ruang Meeting Aira Hotel 101, Bandung, Senin (15/7/2024).*

[Kanal Media Unpad] Pakar kurikulum perguruan tinggi Dr. Ir. Syamsul Arifin, M.T., menjelaskan, saat ini ada beberapa pergeseran paradigma kurikulum perguruan tinggi dibandingkan dengan sebelumnya. Pergeseran ini merupakan salah satu implementasi dari peraturan pendidikan tinggi, salah satunya Permendikbudristek Nomor 53 Tahun 2023.

Demikian disampaikan Syamsul saat menjadi pembicara pada Workshop Kurikulum dan Rencana Pembelajaran Outcome Based Education (OBE) yang digelar secara hybrid dari Ruang Meeting Aira Hotel 101, Bandung, Senin (15/7/2024).

Syamsul menjelaskan pergeseran paradigma pertama adalah saat ini proses pengajaran tidak hanya berfokus pada konten pembelajaran, tetapi juga memonitor pencapaiannya. Ini menjadi dasar pengembangan kurikulum berbasis OBE yang tidak lagi seputar content based.

“Jadi luarannya bukan apa yang kita ajarkan, tetapi bagaimana mahasiswa menguasai sesuai dengan prodi tuliskan profil lulusannya seperti apa,” ujarnya.

Dengan demikian, OBE seyogianya merupakan upaya untuk melihat sejauh mana program studi merealisasikan profil dan capaian pembelajaran lulusannya. Menurut Syamsul, profil dan capaian pembelajaran lulusan merupakan sebuah janji yang disusun prodi kepada mahasiswa maupun pemangku kepentingannya.

Lebih lanjut Dosen Teknik Fisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember tersebut menjelaskan, perbedaan paradigma lainnya adalah para pencapaian luaran pembelajaran. Dulu, ujarnya, proses belajar itu merupakan sebuah transfer keilmuan (transfer of knowledge). Saat ini, proses tersebut tidak selalu bisa terjadi.

“Saat ini, mahasiswa punya pemahaman berbeda atas apa yang diajarkan dosennya, mahasiswa akan mengonstruksi apa yang diajarkan dosennya sesuai dengan apa yang diketahuinya,” jelasnya.

Hal ini merupakan impelementasi dari konsep student center learning (SCL) yang sudah diatur dalam UU Nomor 12 Tahun 2012 ataupun Permendikbudristek Nomor 53 Tahun 2023. “Artinya memang bagaimana proses belajar mahasiswa itu menjadi perhatian dari dosen,” kata Syamsul.

Perbedaan yang lain adalah dulu proses pembelajaran terpisah antara kognitif, psikomotorik, dan afeksi. Pada Permendikbudristek Nomor 53 Tahun 2023, kemampuan mahasiswa sudah menjadi kesatuan antara pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

“Bahkan sesuai UU 12 Tahun 2012 juga dituliskan bahwa tujuan pendidikan itu adalah untuk membentuk budi pekerti dan akhlakul karimah, menghargai nilai-nilai perbedaan sesuai bidang keahliannya masing-masing,” ujarnya.

Untuk itu, Syamsul mendorong bahwa perguruan tinggi harus bisa menjamin lulusannya tidak hanya memiliki kompetensi sesuai keilmuannya, tetapi juga menjamin memiliki budi pekerti dan akhlak yang baik. “Segala mata kuliah dalam kurikulum jadi wahana membentuk karakter,” pungkasnya.

Workshop tersebut dibuka secara resmi oleh Direktur Pendidikan dan Internasionalisasi Unpad Mohamad Fahmi, S.E., M.T., PhD. Dalam sambutannya Fahmi mengatrakan, OBE merupakan sebuah paradigma untuk mewujudkan visi Unpad Bermanfaat dam Mendunia.

“OBE ini sangat urgent kita lakukan. Dengan OBE kita bisa lakukan kebermanfaatan kepada masyarakat menjadi lebih terstandar, mudah dievaluasi, dan transparan, OBE juga sudah digunakan oleh perguruan tinggi kelas dunia,” kata Fahmi.*

Share this: