Prof. Arief S. Kartasasmita: Digitalisasi Kunci Pencapaian Tiga Target MWA

Prof. Arief S. Kartasasmita. (Foto: Dadan Triawan)*

[Kanal Media Unpad] Prof. Arief S. Kartasasmita ditetapkan sebagai Rektor Terpilih Unpad Periode 2024-2029 melalui musyawarah dan mufakat pada Rapat Pleno Tertutup Majelis Wali Amanat Unpad yang digelar di Pullman Bandung Central Park, Bandung, Kamis (4/7/2024).

“Syukur Alhamdulillah, atas kepemimpinan kuat dari MWA, Unpad tetap berkah, bukan karena terpilihnya saya tetapi proses demokrasinya yang bisa dipertanggungjawabkan secara akademis,” kata Prof. Arief dalam acara Konferensi Pers Pengumuman Rektor Terpilih Unpad usai rapat pleno tertutup MWA.

Prof. Arief S. Kartasasmita merupakan Guru Besar bidang Ilmu Kesehatan Mata dari Fakultas Kedokteran. Lahir di Bandung, 27 Juli 1970. Prof. Arief meraih gelar dokter di FK Unpad pada 1996, kemudian gelar Spesialis Kedokteran Mata FK Unpad pada 2007 dan Doktor bidang Genetic Ophthalmology di Juntendo University School of Medicine, Jepang pada 2011.

Mengawali karier sebagai dosen di FK Unpad pada 2002, Prof. Arief meraih gelar guru besarnya pada 2018. Selain berkarier sebagai akademisi, Prof. Arief juga pernah menduduki berbagai jabatan struktural, di antaranya Dekan FK Unpad 2015-2016, Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Sumber Daya Unpad 2015-2020, dan Wakil Rektor BIdang Akademik dan Kemahasiswaan pada 2020 sampai saat ini.

Saat disinggung mengenai strategi dalam mencapai tiga target MWA, Prof. Arief mengatakan, strategi utama dalam mewujudkan tiga target tersebut adalah memperkuat proses digitalisasi di lingkungan Unpad. 

“Digital saat ini menjadi disrupsi yang tidak bisa ditunda,” kata Prof. Arief.

Salah satu implementasi dari “Unpad Going Digital” adalah membuka kesempatan seluas-luasnya bagi masyarakat di luar mahasiswa Unpad untuk mengikuti pembelajaran di Unpad. Program ini merupakan lanjutan dari program pembelajaran daring MOOC Unpad yang sudah dijalankan selama masa kepemimpinan Rektor Prof. Rina Indiastuti.

“Sebetulnya sudah dijalankan oleh Prof. Rina bahwa hybrid university itu sudah ada di Unpad. Hanya, kami akan mencoba mengakselerasi,” jelasnya.

Dengan proses akselerasi ini, proses pembelajaran di Unpad tidak hanya diikuti oleh 36 ribu mahasiswa aktif Unpad, tetapi pemelajar di luar Unpad ikut dalam program pembelajaran. “Sehingga nanti masyarakat, di manapun dia berada bisa berkuliah di Unpad tanpa perlu datang ke kampus,” imbuhnya.

Selain itu, Unpad ke depan akan membuka program studi baru kekinian dan selama ini belum ada. Pembukaan prodi baru ini diharapkan dapat menjawab kebutuhan di masyarakat serta mampu memenuhi tuntutan kompetensi di dunia kerja.

“Kita sadar sekarang dunia kerja sudah tidak lagi memerlukan ijazah, tetapi kompetensi. Kami juga berharap mahasiswa sekarang itu punya kesadaran untuk menambah kompetensinya,” pungkas Prof. Arief.

Prof. Arief juga memastikan bahwa pendidikan di Unpad akan tetap terjangkau oleh masyarakat seperti yang sudah dilakukan oleh rektor sebelumnya. Diharapkan, mahasiswa akan tetap tenang untuk berkuliah tanpa perlu memikirkan biaya melalui beragamnya program beasiswa yang bisa diperoleh. 

“Harapannya tidak akan ada kesan bahwa UKT di Unpad itu mahal,” tegasnya.

Prof. Arief memastikan untuk mencegah adanya kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) sehingga tetap akan terjangkau oleh masyarakat. Selanjutnya, pihaknya juga akan meningkatkan pemberdayaan aset yang sudah dijalankan saat ini.

“Mudah-mudahan itu bisa digunakan untuk meningkatkan pendapatan di samping kita juga akan bekerja sama dengan berbagai macam pihak untuk bisa memberikan beasiswa untuk mahasiswa kami,” pungkas Prof. Arief.*

Share this: