Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpad Prof. Dr. Ir. Rita Rostika, M.P., menjadi narasumber dalam iskusi Satu Jam Berbincang Ilmu (Sajabi) “Peran Protein Skimmer pada Budi Daya Udang dan Lobster yang Berkelanjutan” yang diselenggarakan Dewan Profesor Unpad secara daring, Sabtu (25/5/2024) lalu.*

[Kanal Media Unpad] Guru Besar Fakultas Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran Prof. Dr. Ir. Rita Rostika, M.P., mengatakan, efisiensi dan optimalisasi budi daya perikanan perlu terus dikembangkan. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan pangan yang berasal dari perairan melalui produksi perikanan yang meningkat.

Salah satu bentuk efisiensi yang dapat dilakukan adalah dengan menciptakan sistem yang biasa disebut dengan “Recirculating Aquaculture System” (RAS). Sistem ini berupa sistem budi daya dengan mempertahankan kualitas air agar ikan dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.

“Kita sudah tahu bahwa RAS itu menggunakan perairan atau media yang dibuat resirkulasi, sehingga kita bisa melakukan banyak efisiensi terkait dengan media atau airnya. Kita tidak perlu ganti sepanjang waktu karena airnya resirkulasi,” kata Prof. Rita dalam diskusi Satu Jam Berbincang Ilmu (Sajabi) “Peran Protein Skimmer pada Budi Daya Udang dan Lobster yang Berkelanjutan” yang diselenggarakan Dewan Profesor Unpad secara daring, Sabtu (25/5/2024) lalu.

Tidak hanya memperhatikan sistem perairan yang baik, hal penting lainnya yang perlu diperhatikan oleh para pembudidaya adalah “Total Organic Matter”(TOM) atau bahan organik pada perairan budi daya dengan jumlah berlebih yang dapat bersifat toksik bagi komoditas budi daya.

Tingginya nilai TOM pada perairan dapat menimbulkan gejala stres, menurunkan nafsu makan. memicu pertumbuhan penyakit, bahkan dapat memicu kematian massal. Secara fisik nilai TOM yang tinggi dapat dilihat dari kondisi perairan yang keruh dan berbau.

“Tinggi dan rendahnya nilai TOM pada suatu perairan disebabkan oleh bertambahnya akumulasi bahan organik yang menumpuk di dasar perairan tambak atau kolam. Hal ini memperburuk kualitas perairan tambak udang atau lobster,” ujar Prof Rita.

Ada berbagai cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan TOM pada perairan tambak, seperti dengan melakukan manajemen pakan agar tidak terjadi overfeeding dan melakukan siphoning secara berkala untuk mengeluarkan lumpur dan endapan yang ada di dasar kolam.

Selanjutnya, dapat juga dilakukan penggantian air saat kandungan bahan organik terlalu tinggi, peningkatan aerasi kolam, melakukan penambahan probiotik. Untuk hasil yang lebih maksimal dan efisien dapat juga menambahkan penggunaan protein skimmer untuk mengurangi penggantian air secara terus-menerus.

Protein skimmer digunakan untuk melengkapi berbagai penyaring yang ada pada RAS. Protein skimmer dapat menyaring limbah padatan terlarut menggunakan Form Separation Treatment atau treatment pemisahan bahan organik menggunakan busa.

“Prinsip kerjanya adalah memisahkan bahan padatan terlarut dalam air dengan cara pengapungan melalui gelembung-gelembung udara yang disiapkan ke dalam kolam air melalui interaksi elektrostatik,” jelas Prof. Rita.

Prof. Rita mengatakan, air yang mengandung polutan akan dipompa bersamaan dengan injeksi gelembung udara. Selanjutnya ,air yang sudah tercampur dengan gelembung udara akan masuk ke skimming chamber dan polutan akan menempel pada gelembung hingga membentuk busa.

Lebih lanjut Prof. Rita menyampaikan bahwa penggunaan protein skimmer tersebut sangat efektif karena dapat menurunkan kandungan amonia dalam air kolam, menurunkan nilai TOM dan TSS (Total Solid Suspended), membantu meningkatkan nilai oksigen yang terlaur dalam air (dissolved oxygen), serta low maintenance.

Penggunaan protein skimmer juga memberikan dampak yang baik bagi lingkungan karena dapat memperbaiki kualitas air buangan, mengurangi beban IPAL tambak, menjaga carrying capacity perairan, serta menjaga keberlanjutan aktivitas budidaya.

“Protein skimmer memang belum lama diciptakannya kemudian diperjualbelikan. Protein skimmer juga belum terlalu lama dan sekarang ini mulai banyak sekali digunakan karena memang manfaatnya yang luar biasa. Jadi yang utamanya itu Total Organic Matter yang jauh lebih menurun dan tidak perlu banyak mengganti air,” jelasnya. (arm)*

Share this: