Thibbun Nabawi, Pengobatan Berbasis Al-Quran dan Hadis

Ketua harian DKM Masjid Raya Unpad Junardi Harahap, M.Si., PhD, menyampaikan ceramah dalam Kajian Tematik Spesial Isra Mikraj bertema "Thibbun Nabawi: Jurus Sehat Rasulullah, Tinjauan Kesehatan dan Masyarakat” secara daring, Sabtu (10/2/2024).*

[Kanal Media Unpad] Masjid Raya Universitas Padjadjaran menggelar Kajian Tematik Spesial Isra Mikraj bertema “Thibbun Nabawi: Jurus Sehat Rasulullah, Tinjauan Kesehatan dan Masyarakat” secara daring, Sabtu (10/2/2024). Kajian tematik ini disampaikan narasumber Dosen FISIP Unpad Junardi Harahap, M.Si., PhD.

Ketua harian DKM Masjid Raya Unpad tersebut mengajak jemaah untuk kembali menghidupkan dan mengamalkan pengobatan Thibbun Nabawi yang telah dicontohkan Nabi Muhammad saw .

“Nabi Muhammad saw menjadi tauladan untuk hidup selalu sehat dan diikuti pula oleh para sahabat nabi yang hidup secara sehat.  Tentu hal ini yang menjadi kunci dari kesehatan yang diperoleh dengan pengamalan dalam kehidupan sehari-hari dengan pengobatan cara nabi atau  disebut thibbun Nabawi,” papar Junardi.

Thibbun Nabaqi merupakan metode pengobatan Islam yang berkembang sejak abad ke-7 sampai 12. Metode ini memunculkan banyak ahli dokter pengobatan Islam, seperti Al Razi pada abad ke 9, Al Zahrawi abad ke 10, Ibnu Sina abad 11, Ibnu Rushd abad ke 12.

Pada abad-abad tersebut, kata Junardi, perkembangan pengobatan Islam begitu pesat dengan karya-karya buku, ensiklopedia pengobatan Islam, juga instrument medis.  Pada masa Al Zahrawi pula ditemukan berbagai alat-alat operasi seperti penjepit, pisau bedah, tang, kauterisasi, keteter, specula dan juga spons.

“Tentu ini digunakan dalam dunia pengobatan modern hingga saat ini,” ujarnya.

Dosen Antropologi Kesehatan tersebut menjelaskan, pengobatan thibbun Nabawi adalah pengobatan yang bersumber dari Al-Quran dan hadis. Pengobatan ini jauh dari unsur-unsur syirik.

Di dalam pengobatan Thibbun Nabawi, kata Junardi, yang menyembuhkan adalah Allah swt. Aspek akidah sangat ditekankan dalam pengobatan ini, sehingga pengobatan ini dipastikan halal secara fiqih dan jauh dari aspek syirik.

“Pengobatan-pengobatan biasa dilakukan adalah pengobatan bekam, ruqyah, madu, habbatussauda, minyak zaitun, buah tin dan juga bersiwak,” ujarnya.

Karena itu, Junardi mengajak jemaah untuk kembali kepada pengobatan Islam yang mengandung banyak manfaat bagi kesehatan.

“Aspek pengobatan yang natural dan dan juga bersifat holistik. Dan apalagi pengobatan ini sudah di contohkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya yang mengamalkan contoh dari nabi untuk mendapatkan kesehatan,” pungkasnya. (rilis)*

Share this: