Unpad dan BRIN Dorong Indonesia Jadi Pusat Riset Tumbuhan Meliaceae Global

Universitas Padjadjaran bersama BRIN mendirikan Pusat Kolaborasi Riset Drug Discovery dari Tumbuhan Meliaceace yang berlokasi di Gedung Laboratorium Sentral Unpad, Jatinangor. Pusat ini akan berfokus pada penelitian untuk menemukan senyawa baru dari tumbuhan Meliaceae yang bisa menjadi kandidat obat. (Foto: Arif Maulana)*

[Kanal Media Unpad] Universitas Padjadjaran bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperkuat riset pencarian kandidat obat dari tumbuhan tropis Meliaceae. Penguatan riset dilakukan melalui pendirian Pusat Kolaborasi Riset (PKR) Drug Discovery dari Tumbuhan Meliaceace di Unpad.

Peresmian PKR tersebut dilakukan di Gedung Laboratorium Sentral Unpad, Jatinangor, Kamis (2/11/2023) lalu oleh Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi Unpad Prof. Dr. Hendarmawan, M.Sc. Dalam acara tersebut, hadir Direktur Riset dan Pengabdian pada Masyarakat Unpad Prof. Rizky Abdullah, Ph.D, Kepala Laboratorium Sentral yang juga Ketua PKR Prof. Dr. Unang Supratman, M.Si., serta sejumlah peneliti Unpad dan BRIN.

Saat diwawancarai Kanal Media Unpad Prof. Unang menjelaskan, tumbuhan Meliaceae merupakan salah satu kekayaan Indonesia. Beberapa riset yang dihasilkan mengungkap bahwa tumbuhan ini memiliki sejumlah senyawa yang bisa sebagai antivirus, antimalaria, antitumor, antidiabetes, hingga antikanker. Bahkan, sebagai tumbuhan tropis, kandungan kimia dari tumbuhan Meliaceae akan terus berkembang.

“Berbeda dengan iklim subtropis di mana proses biosintesis pada tumbuhan tidak akan berjalan sepanjang tahun. Di iklim tropis, proses ini berjalan terus sehingga (kandungan kimianya) terus berkembang berevolusi menjadi struktur yang lebih unik dan menarik. Ini yang jadi menarik,” kata Prof. Unang.

Prof. Unang sendiri sudah 20 tahun lebih meneliti tentang tumbuhan Meliaceae. Riset yang dilakukan sebagian besar melakukan eksplorasi terhadap kandungan kimianya. Dari riset tersebut banyak publikasi ilmiah telah dihasilkan. Namun, upaya untuk ke arah hilirisasi masih belum banyak dilakukan.

Beberapa waktu lalu, riset tersebut berhasil memperoleh hibah dari BRIN, sehingga riset yang dilakukan akan mulai berfokus pada eksplorasi senyawa sebagai kandidat obat.

Gayung bersambut, pihak BRIN juga tertarik meneliti tentang tumbuhan khas Indonesia ini. “Akhirnya kita kolaborasikan penelitian ini melalui Pusat Kolaborasi Riset supaya senyawa yang dihasilkan bisa terus di-follow up untuk dimanfaatkan,” imbuhnya.

Melalui PKR ini, tujuh peneliti utama Unpad dari berbagai fakultas bergabung bersama peneliti dari BRIN dan botanis dari Kebun Raya Bogor. Kerja guyub tersebut dilakukan agar proses pencarian senyawa kandidat obat bisa lebih cepat ditemukan.

Lebih lanjut Prof. Unang menjelaskan, ada beberapa fokus aktivitas yang dilakukan PKR Drug Discovery Unpad. Di tahap awal, tim memetakan tumbuhan Meliaceae yang ada di Indonesia. Beberapa yang sudah terpetakan, seperti petai cina, duku, kokosan, hingga langsat. Diharapkan, proses pemetaan ini akan menemukan jenis spesies baru.

Tahap selanjutnya ialah mengeksplorasi kandungan kimia dan biologisnya. Tim optimistis akan mendapatkan senyawa potensial baru untuk kesehatan.

“Ini kekayaan kita, maka harus kita eksplorasi, jangan dibiarkan. Kalau tumbuhan yang dipakai hanya kayunya saja, lama kelamaan akan punah,” ujar Prof. Unang.

Tumbuhan Meliaceae sendiri hanya ada di wilayah beriklim tropis. Prof. Unang menjabarkan, sebanyak 65 persen penyebarannya ada di Indonesia. Karena itu, peluang riset tumbuhan Meliaceae oleh peneliti Indonesia sangat besar. Riset yang dihasilkan berpeluang disitasi oleh peneliti lain sehingga Indonesia bisa menjadi rujukan dari penelitian tentang tumbuhan Meliaceae di dunia.*

Share this: