Tim Farmasi Unpad Sosialisasikan Penggunaan Pewarna Alami kepada Pelaku Usaha Kerupuk

Ketua tim Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran Prof. Dr. rer. nat. Muhaimin, M.Si., memberikan edukasi mengenai penggunaan pewarna alami makanan kepada pelaku usaha kerupuk lakar di Desa Jatiroke, Jatinangor, Kabupaten Sumedang.*

[Kanal Media Unpad] Penggunaan pewarna alami pada makanan menjadi peluang menarik, khususnya dalam industri makanan. Proses pewarnaan dengan cara alami menjadi upaya untuk memberikan warna dan daya tarik visual pada makanan tanpa perlu menggunakan zat kimia sintentis yang berbahaya. Dengan demikian, produk makanan yang dihasilkan jauh lebih alami dan ramah lingkungan.

Upaya ini disadari betul oleh para akademisi dari Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran. Mencegah penggunaan pewarna makanan sintetis akan membantu mengurangi timbulnya beragam penyakit berbahaya di masa datang.

Melalui program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) Kemendikbudristek RI, tim Farmasi Unpad melakukan kegiatan Pemberdayaan Berbasis Masyarakat (PBM) kepada pelaku UMKM N&N di Desa Jatiroke, Jatinangor, Kabupaten Sumedang. UMKM ini merupakan satu-satunya unit usaha yang memproduksi kerupuk lakar berbahan dasar singkong.

Tim PKM tersebut diketuai Prof. Dr. rer. nat. Muhaimin, M.Si dengan anggota Prof. Dr. rer. nat. apt. Anis Yohana Chaerunisaa, M.Si dan Prof. Dr. apt. Tiana, Milanda, M.Si. dan dibantu oleh 4 orang mahasiswa S3 Farmasi yaitu apt.Uce Lestari, M.Farm, apt. Mayang Kusuma Dewi, M.Farm, apt. Lia Mardiana, M.Farm dan apt. Karina Erlianti, M.Pharm.Sci.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan, produksi kerupuk lakar di UMKM tersebut menggunakan pewarna makanan sintetis yang dijual di pasaran. Mengingat penggunaan pewarna sintetis pada makanan akan berdampak pada timbulnya reaksi alergi pada jangka waktu pendek, dan timbulnya kanker dalam jangka waktu lama, tim melakukan sosialisasi dan pelatihan pembuatan pewarna alami untuk pengolahan makanan, khususnya untuk kerupuk lakar.

Dalam rilis yang diterima Kanal Media Unpad, tim melakukan edukasi mengenai penggunaan pewarna alami yang berasal dari bahan alam yang aman, sehat, dan higienis. Secara farmasi, keunggulan penggunaan pewarna alami adalah pengurangan risiko alergi, risiko gangguan pencernaan, dan menghindari timbulnya reaksi karsinogenik.

“Pewarna sintetis kadang seringkali dikaitkan menimbulkan gangguan seperti alergi kulit, ruam kulit, diare, mual muntah dan yang yang paling membahayakan adalah timbulnya penyakit kanker,” kata Prof. Muhaimin.

Peralihan penggunaan pewarna sintetis ke pewarna alami bisa menggunakan beragam sumber bahan alam seperti dari sayur-sayuran dan buah-buahan yang berwarna seperti wortel yang memberikan warna oranye, bayam yang memberikan warna hijau, ubi ungu yang memberikan warna ungu, dan buah naga yang memberika warna merah fanta.

Dengan menggunakan bahan-bahan tersebut, kerupuk lakar menjadi lebih aman dikonsumsi oleh berbagai kalangan, termasuk konsumen yang memiliki sensitivitas terhadap zat kimia tertentu.

Tidak hanya itu, penggunaan pewarna alami juga memberikan pengaruh positif terhadap lingkungan dan berkontribusi pada upaya pelestarian lingkungan. Proses produksi pewarna alami lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan produksi pewarna sintetis, karena mengurangi limbah kimia yang dapat mencemari air dan tanah. Dengan beralih ke pewarna alami, kerupuk lakar yang diproduksi

UMKM N&N dapat membantu mengurangi dampaknya terhadap lingkungan.

Hal ini sejalan dengan keberkelanjutan yang sangat ditekankan oleh seluruh perusahaan makanan dan minuman serta menjadi pedoman dan perhatian bagi konsumen yang peduli dengan lingkungan.

Prof. Muhaimin melanjutkan, penggunaan pewarna alami tidak hanya berdampak pada lingkungan saja tetapi juga berdampak pada peningkatan citra produk. Pewarna alami memberikan tampilan yang lebih autentik dan natural pada kerupuk lakar sehingga dapat menarik minat konsumen yang mencari produk lebih berkualitas dan lebih sehat.

Selain itu, dapat menciptakan peluang baru bagi produsen kerupuk lakar untuk memasarkan produk mereka dengan daya kompetitif yang lebih kuat.

“Saya berharap dengan ada ya penggunaan pewarna alami pada kerupuk lakar memberikan daya tarik bagi konsumen karena bertuliskan menggunakan pewarna alami, dapat memberikan produk makanan yang sehat dan aman bagi kesehatan serta dapat mengembangkan UMKM N&N dari segi pengembangan produk yang sehat dan higienis serta membantu tidak mencemari lingkungan terkait penggunaan limbah bahan kimia sintetis,” tutur Prof. Muhaimin. (rilis)*

Share this: