Teliti Kualitas Air, Rejanawana FTIP Unpad Akan Telusuri 17 Gunung dalam Ekspedisi Munggaran Amerta

Beberapa anggota Rejanawana FTIP Unpad yang akan melakukan Ekspedisi Munggaran Amerta pada Juni - Oktober 2013 (Foto: Tedi Yusup)*

[Unpad.ac.id, 7/06/2013] Mendaki gunung merupakan aktivitas outdoor yang mengasyikkan. Namun, jika aktivitas tersebut dibarengi dengan kegiatan penelitian ilmiah tentu akan terasa lebih bermakna. Hal itulah yang melandasi Perhimpunan Penggiat Alam Bebas (PPAB) Rejanawana FTIP Unpad menggelar Ekspedisi Munggaran Amerta, Juni hingga Oktober 2013.

Beberapa anggota Rejanawana FTIP Unpad yang akan melakukan Ekspedisi Munggaran Amerta pada Juni – Oktober 2013 (Foto: Tedi Yusup)*

Ekspedisi ini akan melakukan pendataan mengenai kualitas air di 17 gunung di Pulau Jawa, Bali, dan NTB, yaitu Gunung Gede, Pangrango, Ceremai, Slamet, Sindoro, Sumbing, Merbabu, Merapi, Lawu, Arjuno, Welirang, Semeru, Bromo, Argopuro, Agung, Batur, dan Rinjani. Gunung-gunung tersebut dipilih karena paling banyak didaki dan menjadi favorit pendakian.

“Kita sengaja memilih gunung yang menjadi destinasi pendakian favorit, untuk mengetahui bagaimana kondisi kualitas air saat ini setelah gunung tersebut ramai didaki orang,” ujar Dudin Zaenudin ketua pelaksana dari Ekspedisi Munggaran Amerta, Rabu (05/06).

Sebanyak 34 anggota PPAB Rejanawana akan melakukan ekspedisi tersebut. Beberapa diantaranya yang diwawancarai Humas Unpad ialah Dudin Zaenudin, Ida Bagus Putu Anom, Eki Firdaus Amarulloh, Siska Octapratiwi. M. Tuhaeni, Fadli Bayanulloh, dan M. Akbar Anugrah. Ketigapuluh anggota tersebut kemudian dikelompokkan menjadi 3 -5 orang untuk disebar ke beberapa gunung.

Ekspedisi Munggaran Amerta sendiri merupakan ekspedisi pendataan air pertama yang dilakukan oleh PPAB Rejanawana. “Munggaran” sendiri dalam bahasa Sunda berarti “pertama”, sedangkan “Amerta” berarti “minuman untuk para dewa”.

Dalam ekspedisi tersebut, ada 3 kegiatan yang akan dilakukan, yaitu ekspedisi, Natural Exploration, dan Seminar. Untuk kegiatan ekspedisi, tim akan mengambil sampel air di lereng dan puncak gunung untuk diteliti lebih jauh di laboratorium FTIP.

“Dari uji sampel tersebut, kita akan mengetahui bagaimana kualitas air di gunung tersebut, apakah banyak pendakian itu memengaruhi nggak sama kualitas air tersebut. Hasil dari penelitian ini akan kita publikasikan di jurnal dan video dokumenter pada seminar,” ujar Akbar yang juga sebagai Ketua dari PPAB Rejanawana.

Sebagai perkumpulan pencinta alam, menjaga lingkungan merupakan bagian dari aktivitasnya. Takheran jika ide awal dari ekspedisi ini karena didorong oleh kampanye global mengenai melestarikan lingkungan. Terlebih, saat ini aktivitas mendaki gunung sudah menjadi tren bagi beberapa kalangan, terutama generasi muda. Dikhawatirkan, ekosistem di gunung sendiri terancam rusak akibat banyaknya oknum pendaki yang tidak bertanggung jawab ketika melakukan pendakian.

“Kita ingin menjadi bagian dalam menjaga alam, sebab alam itu adalah sumber kehidupan dan sumber pembelajaran,” ujar Siska menambahkan.

Dudin pun berharap, ekspedisi tersebut akan menghasilkan data-data yang mampu menunjukkan kondisi sumber air di daerah pegunungan, sehingga akan tergambar upaya preventif untuk menjaga kualitas air tersebut agar tidak semakin rusak dan tercemar.

“Ini awal dari rangkaian ekspedisi kami. Insya Allah kami juga akan melakukan ekspedisi pendataan air ke Sumatera dan Kalimantan,” pungkas Dudin. *

Laporan oleh: Maulana / eh *

Share this: