Ikan Lele Transgenik: Mampu Tumbuh Cepat, Hemat Pakan, dan Produksi Stabil

pakar unpad
Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran Prof. Dr. Ir. Ibnu Dwi Buwono, M.Si. memaparkan mengenai riset lele transgenik saat menjadi pembicara pada diskusi Hardtalk di Kanal YouTube Unpad, Selasa (2/5/2023).*

Laporan oleh Arif Maulana dan Sulthan Adam Wizarddinan Hariono

[Kanal Media Unpad] Lele merupakan salah satu jenis ikan yang mudah dibudidayakan. Kendati demikian, budi daya lele kerap tidak menguntungkan. Pasalnya, harga terus menaik akibat adanya monopoli harga, sedangkan harga jual lele tidak terlalu tinggi.

Hal ini mendorong sejumlah peneliti maupun pembudi daya lele terus mengupayakan pengembangan ikan yang superior. Menurut Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran Prof. Dr. Ir. Ibnu Dwi Buwono, M.Si., lele telah banyak mengalami pemuliaan. Mulai dari strain lokal, lele dumbo, hingga lele sangkuriang dan lele mutiara.

Proses pemuliaan yang terus dilakukan disebabkan masih belum stabilnya proses pertumbuhan dari lele tersebut. “Lele hibrida itu merupakan ikan yang memang hanya bersifat dominan beberapa generasi, tetapi tidak permanen ke generasi selanjutnya,” kata Prof. Ibnu saat menjadi pembicara pada diskusi Hardtalk di Kanal YouTube Unpad, Selasa (2/5/2023).

Hal ini menjadi kegundahan Prof. Ibnu. Akhirnya, Guru Besar dalam Bidang Ilmu Genetika dan Bioteknologi tersebut mengembangkan lele transgenik. Proses tersebut dilakuakn dengan mentransfer gen ikan lele dumbo, dilakukan isolasi, kemudian disisipkan ke DNA genome pada sperma ikan lele mutiara.

Dengan adanya “dua gen” tersebut, ikan lele mutiara mengalami over pertumbuhan, sehingga efek gigantismenya ada. “Pertumbuhan ikan lele mutiara transgenik ini dua sampai tiga kali dari pertumbuhan ikan lele mutiara non-transgenik,” ujarnya.

Implikasi dari pengembangan lele transgenik tersebut ialah mempercepat masa panen. Masa budi daya mengalami pemotongan. Jika pembudi daya ingin menjual lele untuk kebutuhan konsumsi, maka dengan lele transgenik akan mempercepat masa budi daya sekaligus menghemat biaya pakan.

Lebih lanjut Prof. Ibnu menjelaskan, beberapa wilayah di Indonesia kerap mengalami kekosongan produksi lele saat musim kemarau. Hal ini disebabkan, di musim kemarau gonad pada indukan lele tidak banyak yang matang sehingga mendorong menurunnya produksi.

Melalui pengembangan lele transgenik, Prof. Ibnu juga mendorong untuk mempercepat pematangan gonad sehingga pada musim kemarau, stok indukan gonad lele tetap tersedia dan mampu memproduksi benih. “Sehingga benihnya selalu ada,” imbuhnya.

Prof. Ibnu menegaskan bahwa implementasi program pemuliaan yang tidak tepat juga dapat mengakibatkan kekurangan benih pada musim kemarau. Setiap generasi lele harus memiliki pertumbuhan yang sangat stabil. Prof Ibnu menyatakan,

“Inilah yang menginspirasi saya untuk menciptakan super growth pada generasi ikan lele ini dengan pertumbuhan yang stabil.” kata Prof. Ibnu.*

Share this: