Lewat LKMM-TM, Unpad Bekali Keterampilan Manajerial Mahasiswa

Mahasiswa Unpad mendapat materi dari para pemandu da;am kegiatan Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa Tingkat Menengah (LKMM-TM) Universitas Padjadjaran Tahun 2024 yang diselenggarakan di Kampung Sampireun Garut, Jawa Barat, 7-9 Juni 2024. (Foto: Artanti Hendriyana)*

[Kanal Media Unpad] Sebanyak 161 peserta mengikuti Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa Tingkat Menengah (LKMM-TM) Universitas Padjadjaran Tahun 2024 yang diselenggarakan di Kampung Sampireun Garut, Jawa Barat, 7-9 Juni 2024.

LKMM TM ini diselenggarakan atas kerja sama Unpad dengan Dirjen Belmawa Kemendikbudristek. Peserta merupakan perwakilan dari mahasiswa yang aktif di Unit Kegiatan Kemahasiswaan, BEM dan BPM di tingkat universitas dan fakultas.

“Semoga acara ini akan bermanfaat untuk rekan-rekan mahasiswa terutama dalam meningkatkan keterampilan dalam bidang kemanajemenan,” harap Sekretaris Direktorat Kemahasiswaan dan Hubungan Alumni Ofiar Murwanti, S.Pd., MIB saat membuka kegiatan.

Lebih lanjut Ofiar mengatakan, mahasiswa tidak hanya perlu pintar, tetapi juga terampil dalam hal manajemen dan tangguh untuk menghadapi segala tantangan.

“Secara umum harapan dari diselenggarakannya kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kompetensi kepemimpinan mahasiswa yang siap dan tangguh menghadapi segala macam tantangan dan hambatan saat ini dan masa depan,” harap Ofiar.

Dalam tiga hari kegiatan, mahasiswa mendapatkan sejumlah pengayaan materi, di antaranya terkait perkembangan teknologi informasi dan finansial digital, wawasan global, berpikir kritis, kreatif dan analisis dalam berorganisasi, organisasi modern, serta identifikasi potensi dan kebutuhan lingkungan.

Direktur Kemahasiswaan dan Hubungan Alumni Dr. Eng. Boy Yoseph Cahya Sunan Sakti Syah Alam, S.T., M.T., meyakini bahwa acara ini dapat memberikan ilmu dan manfaat bagi mahasiswa. Boy pun mengapresiasi semangat mahasiswa dalam mengikuti setiap materi, diskusi, dan praktik.

“Kegiatan ini bertujuan memberi bekal keterampilan manajemen kepada mahasiswa, juga untuk membentuk kaarkter yang tangguh, bertanggung jawab, serta berintegritas,” kata Boy.

Boy berharap, semua ilmu dan keterampilan yang diperoleh selama pelatihan ini dapat bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari serta mampu menjadi bekal yang berharga untuk mengembangkan diri dan berkontribusi untuk masyarakat

“Jangan berhenti untuk belajar dan mengembangkan diri,” pesan Boy.

Acara menghadirkan sejumlah pemandu dari Unpad dan dari perguruan tinggi lain di Indonesia. Dari Unpad, pemandu yang hadir yaitu Dr. Drs. Slamet Usman Ismanto, M.Si., Dr. Maulana Irfan, S.Sos., M.Si., dan Dr. Meillany Budiarti Santoso, S.Sos., M.Si.

Selain itu, acara juga menghadirkan pemandu Prof. Budi Utomo Kukuh Widodo dari Institut Teknologi Sepuluh November, Dr. Siti Nurul Hidayati, S.Pd., M.Pd. dari Universitas Negeri Surabaya, Ir. Bambang Sulistiyanto, M.Agr., Sc., Ph.D., I.P.U. dari Universitas Diponegoro, Ayu Asmah, S.Pd., M.Pd. dari Universitas PGRI Kanjuruhan Malang, Elvi Armadani, S.T., M.T., CPLM. dari UPNV-Jakarta, Putu Widiarini, S.Pd., M.Sc. dari Universitas Pendidikan Ganesa, Mahrawi, M.Pd. dari Sekolah Tinggi Kesehatan Pertamedika.

Ditantang Menjadi Creative Leader

Ketua Panitia Dr. Drs. Slamet Usman Ismanto mengatakan bahwa pelatihan kepemimpinan dilaksanakan melalui problem based learning dan project based learning. Di sini, peserta diajak untuk mengamati, mengidentifikasi, dan membuat solusi atas permasalahan sosial yang ada di lingkungan mereka.

Pemecahan masalah pun dilakukan melalui diskusi kelompok. Dengan demikian, peserta dapat terbiasa untuk menyelesaikan masalah dan mendengarkan pendapat dari sudut pandang berbeda. Komunikasi dan kolaborasi dapat terbentuk, terutama dalam membentuk sikap mental menghargai pendapat orang lain. Peserta juga dilatih untuk memiliki penalaran yang logis.

“Sehingga mereka dalam menanggapi sesuatu itu bukan reaktif, tetapi logis,” ujar Slamet.

Selain itu, mahasiswa juga dituntut untuk terbiasa dengan literasi data. Jangan sampai, mereka mengeluarkan opini tidak berdasar atau tidak tahu basisnya apa.

“Jadi kalau mereka punya pendapat, punya pandangan, atau opini tentang sesuatu itu basisnya data,” kata Slamet.

Dikatakan Slamet, kegiatan ini juga menjadi bagian untuk melatih sensitivitas terhadap permasalahan sosial. Mahasiswa diharapkan dapat menghasilkan suatu gagasan yang ke depannya dapat menjadi warisan untuk terus dikembangkan.

Mahasiswa juga diminta untuk merancang sebuah organisasi untuk mengatasi permasalahan yang sudah diidentifikasi tersebut.

Lebih lanjut Slamet berharap, pelatihan ini dapat membentuk creative leader. Sebagai pemimpin, mereka diminta untuk memiliki kemampuan dan kapabilitas yang mumpuni.

“Paling tidak shifting of mind tentang siapa dirinya sebagai leader itu terbentuk,” harapnya. (arm)*

Share this: