Konektivitas Kunci Akselerasi Pembangunan Perdesaan

Guru Besar Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unpad Prof. Entang Adhy Muhtar menjadi pembicara dalam Sajabi “Koneksivitas antar wilayah dalam Pembangunan Perdesaan” yang digelar Dewan Profesor Unpad secara daring, Sabtu (22/6/2024) lalu.*

[Kanal Media Unpad] Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unpad Prof. Entang Adhy Muhtar mengatakan bahwa akselerasi pembangunan perdesaan tidak bisa dipisahkan dari pengembangan wilayah dan konektivitas. Hubungan antara desa dan kota pun semestinya saling menguntungkan.

Prof. Entang mengatakan bahwa saat ini masih ada satu anggapan untuk membedakan kebijakan pembangunan antara desa dan kota. Hal ini dapat menimbulkan ketimpangan pembangunan antar perdesaan dan perkotaan.

Untuk itu, semestinya ada kolaborasi antara pembangunan desa dan kota. Pembangunan desa dan kota tidak lagi bersifat struktural atau hierarkis, tapi terintegrasi.

“Jadi di sini harusnya ada sebuah kolaborasi bagaimana desa dengan kota itu tidak harus dibedakan tapi sesuatu yang bersifat integrated,” kata Prof. Entang dalam Sajabi “Koneksivitas antar wilayah dalam Pembangunan Perdesaan” yang digelar Dewan Profesor Unpad secara daring, Sabtu (22/6/2024) lalu.

Menurut Prof. Entang, saat ini di Indonesia dan sejumlah negara maju lain sudah mulai menerapkan pendekatan di mana tidak ada dikotomi antara desa dan kota, yang seolah-olah desa ada di bawah dan kota di atas, atau kota ada sebagai etalase dan desa di belakangnya.

“Tidak lagi dikotomi antara desa kota. Sebenarnya desa-kota itu menjadi suatu mitra,” kata dosen Administrasi Publik ini.

Prof. Entang mengatakan bahwa dengan adanya konektivitas atau keterhubungan antar wilayah, akan berimbas pula pada pembukaan ruang baru dan menghindari adanya isolasi.

Selain itu, Prof. Entang juga menyebutkan bahwa manfaat konektivitas antar wilayah adalah peningkatan aksesibilitas wilayah, kemudahan akses sumber daya, peningkatan pelayanan umum, peningkatan kesempatan kerja, peningkatan pariwisata, serta peningkatan mobilitas manusia, barang dan jasa.

Pada kesempatan tersebut, Prof. Entang mengatakan bahwa pembangunan perdesaan yang berkelanjutan juga tidak dapat diintervensi oleh satu kebijakan, tapi harus terintegrasi dengan kebijakan pengembangan lainnya.

“Dalam pembangunan perdesaan tidak bisa sebuah kebijakan tunggal yang mengintervensi di sebuah wilayah pedesaan. Misal bidang pertanian saja enggak cukup, bidang perumahan saja enggak cukup, bidang infrastruktur saja enggak cukup. Beberapa bidang ataupun berbagai dimensi dalam bidang tersebut itu saling terkait,” kata Prof. Entang.

Dari hasil penelitiannya, Prof. Entang melihat bahwa pembangunan infrastuktur di suatu wilayah tidak serta merta akan terjadi peningkatan ekonomi. Ada faktor lain yang menyertai, seperti dibentuknya pusat layanan atau pembangkit pembangunan serta adanya pembangunan manusia.

“Ternyata betul bahwa pendekatan-pendekatan konektivitas termasuk regionalisasi tidak bisa hanya dari sisi infrastruktur saja, tapi juga menyangkut masalah komitmen dari pemerintah daerah termasuk juga bagaimana respon masyarakat dan kepercayaan masyarakat untuk membangun sebuah daerah khususnya pedesaan dan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional,” kata Prof. Entang. (arm)*

Share this: