Unpad Kukuhkan Prof. Arnold Tukker dari Leiden University Sebagai Adjunct Professor

Guru besar Ekologi Industri di Institute of Environmental Sciences (CML), Leiden University, Belanda, Prof. Arnold Tukker dikukuhkan sebagai Adjunct Professor pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran dalam Upacara Pengukuhan dan Orasi Ilmiah Jabatan Guru Besar yang digelar di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad Kampus Iwa Koesoemasoemantri, Bandung, Selasa (28/5/2024) pagi. (Foto: Dadan Triawan)*

[Kanal Media Unpad] Universitas Padjadjaran mengukuhkan seorang profesor ajun (adjunct professor) Prof. Dr. Arnold Tukker, M.Sc., sebagai guru besar bidang Industrial Ecology pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Pengukuhan Prof. Arnold Tukker digelar dalam Upacara Pengukuhan dan Orasi Ilmiah Jabatan Guru Besar yang digelar di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad Kampus Iwa Koesoemasoemantri, Bandung, Selasa (28/5/2024) pagi.

Prof. Arnold sebelumnya merupakan profesor Ekologi Industri di Institute of Environmental Sciences (CML), Leiden University, Belanda. Pada kesempatan tersebut, Prof. Arnold membacakan orasi ilmiah berjudul “Exploring Strategies for Well-Being and Sustainability in Indonesia.”

Dalam paparannya, Prof. Arnold menjelaskan mengenai bagaimana mengembangkan sistem evaluasi yang membantu Indonesia dalam mencari strategi untuk mengembangkan kesejahteraan bagi warganya secara berkelanjutan.

Menurutnya, sebagian besar dari populasi global masih belum memiliki pendapatan atau akses ke pendidikan dan layanan kesehatan yang memungkinkan untuk memiliki Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang baik. Namun, Indonesia memiliki perkembangan yang signifikan semenjak krisis keuangan Asia.

“Indonesia telah membuat kemajuan luar biasa dalam pertumbuhan PDB, peningkatan IPM, dan kondisi bagi penduduknya,” jelas Prof. Arnold.

Secara global, dibutuhkan langkah untuk memastikan bahwa populasi global mampu menjalani kehidupan yang baik tanpa melanggar batas sosial, serta menyiapkan sistem ekonomi yang memberikan kehidupan yang baik tanpa melanggar batas-batas planet (planetary boundries).

Prof. Arnold mengatakan bahwa Unpad, khususnya Fakultas Ekonomi dan Bisnisnya sangat cocok untuk mengatasi masalah tersebut. “Tidak hanya berhubungan dengan Indonesia, tetapi mungkin juga pada tingkat yang lebih luas,” ujar Prof. Arnold Tukker.

Lebih lanjut Prof. Arnold menjelaskan, kesejahteraan dapat dianalisis melalui berbagai perspektif. Pertama, adalah dengan menggunakan IPM sebagai parameter untuk mengukur seberapa baik kehidupan masyarakat di suatu negara.

Hingga saat ini, banyak akademisi menggunakan data tentang kesejahteraan yang dilaporkan sendiri atau disebut juga dengan “hedonik”. Tetapi, data kesejahteraan yang dilaporkan sendiri memiliki keterbatasan. “Orang dapat dimanipulasi dan dibungkam,” ujar Prof. Arnold

Prof. Arnold berharap agar layanan kesehatan dasar dan akses ke universitas seperti Unpad tidak terlalu tergantung pada pendapatan.

“Begitu juga orang-orang dari keluarga miskin tapi cerdas, (mereka) bisa pergi untuk belajar,” ungkap Prof. Arnold. Ia juga berharap agar Indonesia dapat terus berkembang seraya mempertahankan kekuatan-kekuatan yang dimiliki.

Prof. Arnold Tukker menambahkan bahwa pada tabel input-output tersebut, dapat juga menambahkan data-data tentang emisi karbon, penggunaan lahan, penggunaan air, dan emisi lainnya dari setiap sektor sebagai yang disebut perluasan. Basis data semacam itu telah dibuat untuk Indonesia oleh Dr. Viktor Pirmana dan Irlan Adiyatma Rum, ST., M.Sc. dari FEB Unpad yang juga melakukan studi doktoral di Leiden.

Tabel input-output global yang mengikuti hubungan ekonomi dari konsumen kembali ke semua produsen utama, memungkinkan untuk menghitung jejak lingkungan. “Dengan cara ini, sekarang kita dapat menghitung jejak karbon, air, lahan, dan material dari total konsumsi per kapita di suatu negara untuk tahun tertentu,” ujar Prof. Arnold.

Terdapat dua elemen dalam mengembangkan Indonesia menuju masyarakat kesejahteraan yang berkelanjutan, yaitu pemantauan kesejahteraan dan pemantauan dampak lingkungan siklus hidup dari konsumsi. Prof. Arnold percaya bahwa Unpad, khususnya FEB, serta SDGs Center Unpad dapat berperan dalam mencapai hal tersebut. (arm)*

Share this: