Metode Teaching Factory Buat Pembelajaran Vokasi Lebih Efektif

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek RI 2020-2022 Wikan Sakarinto, S.T., M.Sc., Ph.D, menjadi pembicara pada Seminar Transformasi Pendidikan Vokasi yang bertajuk “Penguatan Potensi dan Konetivitas Pendidikan Vokasi dengan Dunia Industri” di Bale Rucita, Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Senin (13/5/2024). (Foto: Dadan Triawan)*

[Kanal Media Unpad] Universitas Padjadjaran menyelenggarakan kegiatan Seminar Transformasi Pendidikan Vokasi yang bertajuk “Penguatan Potensi dan Konektivitas Pendidikan Vokasi dengan Dunia Industri” di Bale Rucita, Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Senin (13/5/2024).

Pada kesempatan ini, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek RI 2020-2022 Wikan Sakarinto, S.T., M.Sc., Ph.D., hadir sebagai pembicara.

Dalam pemaparannya, Wikan menyampaikan ada berbagai hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan program vokasi, seperti penyelarasan kurikulum dengan industri, penerapan Project Based Learning (Pembelajaran Berbasis Proyek), sertifikasi kompetensi, dan kemampuan dosen yang perlu terus diperbarui.

“Tidak hanya di-update hardskills, dosen juga harus dilatih nge-coach sehingga dia tahu industri itu seperti apa atmosfernya. Anak itu jadi sesuai dengan kebutuhan industri karena industri itu butuhnya softskills dan karakter,” ujar Wikan.

Wikan menjelaskan, pembelajaran berbasis proyek yang dapat diterapkan pada mahasiswa salah satunya adalah dengan Teaching Factory (Tefa). Pada Tefa, proyek yang dirancang tidak hanya berbentuk simulasi atau percobaan saja, tetapi sampai menghasilkan produk yang hasilnya dapat dinikmati oleh konsumen secara umum.

Menurut Wikan, pembelajaran melalui Tefa ini harus melibatkan mahasiswa di dalam prosesnya. Tidak hanya terlibat pada bagian teknis atau produksi saja, tetapi mahasiswa harus terjun langsung di semua bagian yang sesuai dengan minat masing-masing.

“Jadi kalau sampai Tefa yang berjibaku, yang mencari omset, yang perlu konsumen, bikin produk, yang menjadi manager itu dosen, mahasiswa hanya disuruh membantu-bantu teknis, itu bukan Tefa karena tidak ada teaching-nya,” kata Wikan.

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof. Arief S. Kartasasmita dalam sambutannya mengatakan kegiatan ini merupakan kesempatan yang baik untuk membuka wawasan mengenai pendidikan vokasi yang berjalan di Unpad.

Prof. Arief berharap agar kegiatan ini dapat menjadi awal yang baik bagi transformasi pendidikan vokasi di Unpad.

“Mudah-mudahan dengan pertemuan ini akan menjadi awalan yang selanjutnya bagi Unpad untuk terus berkembang, mengembangkan vokasi seperti yang kita cita-citakan,” harap Prof. Arief. (art)*

Share this: