Tiga Dosen FPIK Unpad Masuk Pemenang “115 Inovasi Indonesia 2023”

Kiri ke kanan: Buntora Pasaribu, PhD, Alexander M.A. Khan, PhD, dan Noir Primadona Purba, M.Si., tiga dosen FPIK Unpad yang berhasil masuk ke dalam pemenang “115 Inovasi Indonesia 2023”.*

[Kanal Media Unpad] Tiga dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran masuk ke dalam pemenang “115 Inovasi Indonesia 2023” yang digelar Business Innovation Center yang diumumkan Rabu (21/2/2024) lalu.

Tiga dosen tersebut, yaitu Dosen Perikanan Laut Tropis Unpad Kampus Pangandaran Alexander M.A. Khan, PhD, Dosen Departemen Ilmu Kelautan Noir Primadona Purba, M.Si., dan Dosen High Quality Talent Departemen Ilmu Kelautan Buntora Pasaribu, PhD. Ketiganya meraih pemenang untuk empat inovasi riset yang diajukan.

Empat inovasi riset yang berhasil meraih juara tersebut, yaitu Sehat Tuna (Sehat untuk Nelayan Indonesia) yang dikembangkan Alex, ARHEA yang dikembangkan Noir, serta dua inovasi bidang energi terbarukan yang dikembangkan Buntora: Turion sebagai sumber biogas baru dan Portable Autonomous TORGAS. Khusus untuk inovasi TORGAS, Alex dan Noir bergabung dalam proyek riset Buntora.

Saat diwawancarai Kanal Media Unpad Buntora menjelaskan, ajang ini merupakan tempat di mana para inovasi terbaik Indonesia maupun diaspora asa Indonesia berkumpul dan bersaing menampilkan inovasi yang telah dilakukan. Digelar sejak Januari 2024 lalu, sebanyak 306 proposal mengikuti proses review atau tahap awal penilaian.

“Ajang ini juga merupakan anugerah prestisius dan kompetitif bagi inovator-inovator terbaik Indonesia,” kata Buntora.

Buntora mengatakan, penilaian yang dilakukan sangat kompetitif.  Proposal yang diajukan berisi tentang inovasi beserta capaiannya, seperti bentuk purwarupa, publikasi ilmiah, aplikasinya di masyarakat, hingga menjelaskan mengenai profil, manfaat, dan keunggulan dari inovasi tersebut.

Setelah itu, panitia melakukan seleksi awal untuk menentukan  proposal atau inovasi tersebut layak untuk maju ke tahap selanjutnya yang dikenal dengan tahap In-review.. Di tahap ini, proposal akan masuk lagi ke dalam tahap challenger.

Lebih lanjut Buntora menjelaskan, sebanyak 80 proposal dari 306 proposal masuk ke tahap challengers. Di tahap ini, inovasi diseleksi oleh tim reviewer tahap akhir yang terdiri dari CEO industri besar nasional, akademisi, hingga para inovator top Indonesia.

Buntora sendiri melaksanakan riset yang berfokus pada bidang energi terbarukan dari laut dan perairan. Riset ini ditujukan untuk membantu pemerintah dalam menggalakkan program inovasi biru, seperti pengembangan energi biru, ekonomi biru, serta net zero emission pada 2045.

“Riset inovasi saya juga ditujukan untuk masyrakat pulau-pulau terluar dan pesisir yang masih sulit untuk mendapatkan akses energi. Pemerintah telah menggalakkan transisi energi dari fosil fuel kepada energy terbarukan yang dapat menjaga sustainability dan combat climate change. Inovasi saya ini sedikit banyak dapat menjawab permasalahan yang terjadi dan memberikan sedikit kontirbusi kepada ilmu pengetahuan serta masih dibutuhkan pengembangan kedepannya,” paparnya.

Riset tersebut telah dilakukan aplikasi ke masyarakat di wilayah pesisir Pangandaran. Ke depan, riset juga akan diaplikasikan kepada masyarakat pesisir di wilayah yang lebih luas lagi.

Saat mengikuti kompetisi ini, Buntora mendapatkan banyak masukan baru dan melihat perspektif berbeda dari para juri terhadap inovasi yang dilakukan. Perspektif ini memberi warna baru yang bermanfaat bagi keberlanjutan riset ke depannya.

“Pengembangan kedepan akan lebih berfokus kepada masyarakat dan pemanfaatan biomaterial laut untuk energi terbarukan dalam mendukung program pemerintah ke depannya serta kemungkinan akan hilirisasi terkait inovasi ini dapat dilakukan dan diproduksi untuk kepentingan masyarakat,” pungkasnya.*

Share this: