Permainan “Kartu Sastra” untuk Menguatkan Literasi Berbahasa Indonesia

Dr. Lina Meilinawati Rahayu, M.Hum.*

[Kanal Media Unpad] Tim peneliti Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran membuat permainan kartu berupa “Kartu Sastra (Kartusa)” sebagai media pembelajaran berbasis gim untuk peningkatan kemampuan pemahaman bahasa dan sastra Indonesia.

Penelitian ini digawangi Dosen Sastra Indonesia FIB Unpad Dr. Lina Meilinawati Rahayu, M.Hum. Lina mengatakan, dari hasil penelitian, Indonesia termasuk negara dengan tingkat literasi yang rendah. Salah satu rendahnya literasi juga terkait pada kemampuan membaca. Kemampuan ini dapat dibangun melalui pelajaran bahasa Indonesia.

“Masalah yang utama itu menurut saya adalah membaca. Itu tantangan yang utama negeri ini. Sebaiknya itu dibangun dari pelajaran bahasa Indonesia ,” kata Lina.

Lina dan tim pun melihat banyak siswa yang menganggap pelajaran bahasa Indonesia bukan pelajaran favorit. Salah satu masalahnya adalah karena bahasa ini sudah dipelajari sejak kecil dan dipakai sehari-hari sehingga keinginan untuk mencari tahu tentang kaidah bahasa Indonesia tidak banyak.

“Jadi berarti harus dicari cara bagaimana agar pembelajaran bahasa Indonesia, sastra Indonesia itu menjadi menarik dan diminati,” kata Lina.

Kartu Sastra yang dibuat merupakan media pembelajaran visual yang terdiri dari satu set kartu sinonim-antonim, pantun, kosakata, dan tokoh sastra.

“Saya mengadopsi permainan kartu remi yang sudah dikenal umum di Indonesia,” kata Lina.

Permainan kartu ini sudah diujicobakan ke sejumlah siswa SMA. Dari perbandingan pre-test dan post-test yang diberikan, diketahui ada penambahan kosakata  dan cara menggunakan kata tersebut setelah siswa memainkan kartu ini.

Lina mengatakan, kartu ini dapat digunakan oleh siswa tingkat akhir SMP hingga mahasiswa. Belajar bahasa Indonesia dapat lebih menyenangkan dan meningkatkan antusiasme siswa terhadap pelajaran.

“Menurut saya untuk SMA dan mahasiswa ini membantu sekali dalam pelajaran bahasa dan sastra Indonesia,” kata Lina.

Selain untuk mempermudah dalam pelajaran di sekolah, kartu ini juga diharapkan dapat menambah kosakata dan kemampuan berbahasa Indonesia dengan baik bagi setiap orang.

Diungkapkan Lina, penelitian yang telah ia dan tim lakukan sejak tahun 2019 ini akan terus dikembangkan. Saat ini, evaluasi untuk peningkatan kualitas permainan dan pembelajaran terus dilakukan.

Penelitian ini dilakukan oleh sejumlah dosen Fakultas Ilmu Budaya serta melibatkan para ilustrator dan diujicobakan pada para ahli budaya.

“Sampai saat ini belum diproduksi massal. Kita harus kalibrasi mungkin beberapa kali lagi,” kata Lina. (arm)*

Share this: