Bioteknologi Reproduksi Ternak Mampu Penuhi Kebutuhan Protein Hewani

Prof. Dr. Agr. Ir. Raden Siti Darodjah, M.S. (Foto: Dadan Triawan)*

Laporan oleh Salsabila Andiana

[Kanal Media Unpad] Guru Besar Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Prof. Dr. Agr. Ir. Raden Siti Darodjah, M.S., mengatakan bahwa bioteknologi reproduksi ternak dapat menunjang kebutuhan protein hewani di Indonesia, seperti daging, susu dan telur. Bioteknologi reproduksi ternak berperan dalam meningkatkan mutu, populasi, dan produktivitas ternak.

“Kebutuhan (daging, susu, telur) yang tinggi belum dapat dipenuhi dari dalam negeri,” papar Prof. Siti dalam orasi ilmiahnya yang berjudul “Peranan Bioteknologi Reproduksi Ternak dan Aplikasinya dalam Memenuhi Kebutuhan Protein Hewani di Indonesia”.

Orasi ilmiah tersebut ia sampaikan di Upacara Pengukuhan Upacara Pengukuhan dan Orasi Ilmiah Jabatan Guru Besar yang digelar di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad Kampus Iwa Koesoemasoemantri, Bandung, Rabu (7/2/2024).

Lebih lanjut, Prof. Siti menyampaikan bahwa kebutuhan daging pada masyarakat membutuhkan adanya intervensi, salah satunya pada aspek peningkatan populasi hewan ternak melalui bioteknologi reproduksi.

“Perlu sentuhan dan upaya dari berbagai pihak, termasuk akademisi dan peneliti, dengan melakukan terobosan bioteknologi reproduksi ternak,” jelasnya. Selain itu, sektor industri peternakan juga berperan penting dalam pemenuhan protein hewan di Indonesia.

Teknologi IB (Inseminasi Buatan), TE (Transfer Embrio), dan Sperm Sexing (Separasi Sperma) merupakan beberapa teknologi yang telah dikembangkan oleh para peneliti. Prof. Siti menjelaskan bahwa teknologi IB memiliki peran penting dalam meningkatkan mutu genetik dari segi pejantan serta peningkatan produktivitas ternak.

“Sehingga, pada akhirnya (teknologi IB) dapat membantu dalam pemenuhan akan protein hewani masyarakat Indonesia,” ujarnya.

Penelitian yang dilakukan oleh Prof. Siti dan tim juga terkait sperm sexing. Fokus pada penelitian tersebut adalah domba dan kambing, dengan harapan hasil penelitian ini dapat diimplementasikan pada peternakan skala kecil dan menengah.

“Melalui penerapan sexing sperma ini, produktivitas ternak dapat ditingkatkan secara efektivitas dan efisien,” jelas Prof. Siti.

Dari penelitian yang dilakukan, teknologi sperm sexing dapat membantu para pelaku usaha, peternak, dan praktisi dalam mengendalikan proporsi jenis kelamin ternak yang dipelihara sesuai dengan kebutuhan produksi.

“Selain dapat diaplikasikan pada peternak skala kecil dan menengah, juga (dapat diaplikasikan pada) skala industri, dalam menunjang pemenuhan protein hewani masyarakat Indonesia,” katanya. (art)*

Share this: